Bagian 24 - Memaafkan

27.3K 2K 42
                                    


Hari sudah menjelang sore, dan Claire masih berada di taman kompleks perumahannya.

Claire masih tidak mengerti.

Ia sama sekali tidak mengerti maksud dari lelaki itu. Mengapa ia menyuruhnya menjauhi Gerhana? Gerhana tidak salah. Claire bahagia dengan Gerhana, sebulan lalu.

"Claire bahagia sama Gerhana," gumamnya.

Ia mengambil ponselnya, lalu membuka aplikasi instagram dan tangannya langsung lincah men-scroll explore dan matanya menangkap sebuah foto yang langsung menghentikan kegiatannya itu.

"Ternyata Laila memang cantik. Makanya Kakak lebih bahagia sama dia," ucapnya lagi sambil tersenyum tipis menatap ponselnya.

Foto yang Claire lihat adalah foto Gerhana dan Laila di mana Laila memegang dagu Gerhana dengan matanya yang ditutup sebelah menggunakan tangan kanan Gerhana.

Romantis.

Ya. Itu satu kata yang bisa Claire gambarkan ketika melihat foto itu, dadanya terasa sesak ketika melihat foto itu. Break bukan berarti harus mencari yang lain, kan? Harusnya Gerhana tahu itu.

Claire mendongakkan kepalanya, menatap langit yang sudah mulai kemerahan. "Semesta, apa kalian belum memberitahu Gerhana kalau Claire sesayang itu sama dia? Belum, ya? Bukannya kalian sangat dekat sama Gerhana?"

Tak terasa, cairan bening itu mulai menetes dari kedua bola mata Claire. Lagi. Ia tidak tahu kenapa cairan itu menetes dari bola matanya.

Masih ada perasaan sesak di dalam dadanya ketika mengingat Gerhana yang berada di kedai es krim berdua bersama Laila.

"Kak, emang susah banget ya buat sayang sama Claire sedikit aja?"

"Kayaknya selama ini kita pacaran cuma status aja, bukan tulus dari hati."

"Bukan susah, Claire."

Claire terdiam lalu ia menoleh ke belakang dan mendapati Gerhana di belakangnya. Ia berbalik lagi lalu menghapus cairan di matanya dengan perlahan.

"Iya."

"Kenapa tiba-tiba ke sini?"

Gerhana berjalan dan ia berjongkok di depan Claire. "Kamu yang ngapain di sini. Udah sore."

Tidak. Claire tidak berani menatap mata cokelat Gerhana. Sama sekali tidak berani. Ia takut kalau melihat mata Gerhana itu hanya mengingatkannya dengan Laila.

"Claire." Ini panggilan kedua Gerhana yang belum disahuti Claire. Gerhana mengembuskan napasnya. "Kenapa, Claire?" tanyanya pelan.

"Kenapa apanya?" tanya Claire yang masih belum mau menatap Gerhana. Ia lebih memilih untuk menatap objek di sekitarnya kecuali Gerhana.

"Kamu kenapa, hm?" Gerhana bertanya sambil berusaha menatap mata Claire yang selalu menghindari matanya. "Emangnya aku kenapa? Aku gapapa."

"Claire."

"Hm?"

"Claire, lihat aku."

"Iya."

"Claire," Gerhana menarik pelan kepala Claire supaya ia mau melihat dan menatap Gerhana. Gerhana juga menangkup kedua pipi Claire menggunakan kedua tangannya itu. "lihat aku Claire, jangan berusaha menghindar."

"Lepasin, Kak." Claire menyentuh kedua tangan Gerhana berusaha melepasnya namun tetap saja tenaga Gerhana masih lebih kuat dibanding tenaganya.

"Fokus sama aku, Claire."

"Kalau Kakak aja gak bisa fokus sama aku, kenapa aku harus fokus sama Kakak? Di pikiran Kakak cuma ada Laila aja, kan?"

"Jangan bahas Laila sekarang, Claire. Dengerin Gerhana, Gerhana udah lupa sama dia. Gerhana udah gak mau inget Laila lagi. Gerhana mau minta maaf."

Gerhana [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang