Starset - TelescopeHari yang ditunggu sudah tiba. Hari yang paling membuat Claire ingin segera menghentikan seluruh hidupnya detik itu juga.
Hari di mana ia dan Gerhana akan berusaha menyandang gelar juara di dalam perlombaan itu.
Claire sudah berada di gedung tempat lomba diadakan. Gedung Sabuga tepatnya. Iya di daerah Bandung.
Sudah jam setengah sembilan dan Gerhana belum datang juga. Padahal perlombaan akan dimulai setengah jam lagi. Tepat jam sembilan.
Claire tidak banyak bicara hari itu. Kejadian empat hari lalu masih membuatnya tidak bisa fokus. Hari Selasa, Tantra membicarakan suatu hal yang menurutnya sangat tidak masuk akal.
Membicarakan tentang kepindahannya ke negeri sakura.
"Ayah mau bicara apa?"
Tantra melirik Billa yang berada di sebelah Claire, lalu Billa mengangguk saja. "Kita pindah ya, Claire."
Claire melotot. Tatapannya tidak suka. Ia tidak suka Tantra berkata seperti itu. "Pindah?! Kenapa harus pindah, Yah?!"
Tantra mengembuskan napasnya pelan lalu ia bangkit untuk pindah ke sofa yang lebih dekat dengan Claire. Lalu mengusap rambutnya perlahan.
"Ayah takut kalau kamu nanti malah sulit lupa sama Gerhana."
"Ayah nggak mau itu terjadi, Claire."
Claire menatap Tantra. "Memangnya harus dengan pindah? Emangnya pindah ke mana?"
"Jepang, Claire."
Claire membulatkan matanya. Tentu ia sangat terkejut bukan main. "Apalagi pindahnya ke tempat yang jauh, Yah. Meninggalkan belum tentu bisa melupakan, Yah."
"Kalau nanti di sana Claire malah terus inget dia gimana? Claire semakin jauh."
Billa mulai mengusap punggung dan rambut Claire secara bergantian. "Claire, ini satu-satunya cara supaya kalian berdua bisa sama-sama mengikhlaskan. Dengan cara ini saja."
"Pasti ada cara lain, Kak."
Billa menggeleng dengan pelan. "Itu satu-satunya. Supaya Gerhana nggak bisa ingat kamu lagi."
"Kenapa harus Jepang?"
Tantra tersenyum tipis. Lalu menatap anak gadisnya itu. "Kalau kamu masih di sini, masih di Indonesia. Masih ada kemungkinan buat telponan."
"Kalau di luar, waktunya udah beda. Bisa aja di sini malem, di sana siang."
"Tapi Jepang sama Indonesia, waktunya masih sama, Yah."
"Tapi kesibukan kamu pasti beda, Claire. Kita pindah, ya?"
Claire menggeleng pelan. "Claire nggak mau ikut."
Tantra kembali mengembuskan napasnya. "Claire ikut atau selamanya Claire nggak bakal lihat Gerhana lagi?"
Claire kembali tersadar ketika ada yang menepuk pundaknya. Itu Pak Kumis. Guru lelaki yang pertama kali mengenalkan Gerhana kepadanya.
Guru yang pertama kali membuatnya berhasil jatuh ke dalam perangkap orang yang salah.
Lagi-lagi ia harus mengingat Gerhana. Sudah, Claire. Berusaha lupakan dia.
"Ayo masuk! Gerhana sudah ada di dalam sama Bu Awanara."
Claire mengangguk lalu ia mengikuti Pak Kumis masuk ke dalam gedung itu. Ia di bawa ke belakang panggung untuk bertemu dengan Gerhana.
KAMU SEDANG MEMBACA
Gerhana [Completed]
Teen Fiction"Karena semesta tahu, gerhana ada karena bantuan cahaya." Gerhana Kavindra. Galak, tegas, suka memerintah, dan tidak suka di lawan. Lelaki yang sangat terobsesi dengan semua project luar angkasanya. Lelaki yang sangat terobsesi dengan semes...