Part 16

13 3 0
                                    

"Cepatan Hen, udah cantik kok " ucap Karin

"Mana yah Tommynya ??" Tanya Heni

"Tau ah, udah lo tunggin aja di depan.Pasti sedikit lagi datang orangnya" ucap Karin.

"Yaudah, tapi lo ?? " tanya Heni.

"Nanti gue disini aja, tenang aja " ucap Karin.

"Yaudah, nanti mau balik gue samperin lo ke sini biar pulang bareng. Maaf ya Kar, gue ngerepotin " ucap Heni.

"Gpp kok, santai aja" ucap Karin

Heni lalu berjalan meninggalkan Karin yang masih melihatnya.

Willy yang sedari tadi memainkan.game di handphonenya tersadar , kalau ada seseorang berdiri disampingnya.

"Eh, Karin kan.??" Tanya Willy memastikan bahwa itu benar Karin.

"Iya, gue rasa kita udah beberapa kali ketemu tapi lo masih belum ingat gue juga ?? " tanya Karin.

"Emangnya penting apa ? Ngingat orang yang nggak gue kenal " ucap Willy datar.

Mata Karin terbelalak, Marah itu yang ingin ia lakukan pada lelaki didepanya , tapi dia bukan siapa-siapanya , kenal aja baru beberapa waktu lalu.

"Emang betul yah , yang dibilang Tommy . Pantesan aja lo di bilang dingin. Orang yang ada didepan lo aja lo anggap nggak ada, gimana dengan orang yang nggak ada ?? " ucap Karin menyindir.

Willy mengerutkan keningnya mendengar ucapan Karin barusan, lalu mengalihkan pandangannya dari handphonenya menatap ke arah Karin sejenak.

"Mau sampai kapan lo berdiri disitu ?? Lo lagi nemenin Heni kan ?" Tanya Willy.

Karin menoleh ke kiri dan kanan berharap ada kursi yang kosong.

"Percuma, semuanya udah penuh. Duduk aja, gue nggak bakal apa-apain lo kok" ucap Willy yang melihat Karin seperti sedang mencari kursi yang masih kosong.

"Lo ama Tommy yah ?? Mana orangnya ?? Buat teman gue lama nunggunya." Ucap Karin.

"Nggak tau" ucap Willy singkat.

Karin tampak kesal dengan jawaban singkat Willy.

Karin kemudian membuka novel yang berada ditangannya dan membaca.

"Suka novel ?" Sebuah pertanyaan dilontarkan Willy.

"Hm" ucap Karin singkat , tapi masih serius melihat novel yang berada ditangannya.

Tommy kini datang menghampiri Heni yang sudah tampak agak.bosan.menunggunya.

"Lama banget" ucap Heni

"Tadi macet dijalan, sendirian aja ??" Tanya Tommy yang tahu kalau tak mungkin Heni bisa keluar sendiri kecuali ditemanin teman-temannya.

"Sama Karin" ucap Heni

"Terus Karinnya mana.?" Tanya Tommy

"Di meja belakang, katanya takut ganggu " ucap Heni.

"Ohh, yaudah pesan makan " ucap Tommy.

"Mba" panggil Tommy pada waiters untuk memesan makanan.

Waiters kemudian datang lalu membawa beberapa menu makanan yang ditutup.

"Buka Hen" ucap Tommy

Heni langgsung membuka , matanya terbelalak karena yang ada di balik tutupan saji itu adalah sebuah kartu kecil dengan hiasan pink bertuliskan "Will you be mind ??" Dengan cokelat berpita di sampingnya.

"Tom"

"Hen, jadi sebelumnya gue minta maaf yah, udah dekat sama lo tanpa kasih kepastian. Kali ini gue mau ungkapin perasaan gue "Gue suka sama lo Hen, will you be my girlfriend ?" Ucap Tommy memberikan sebuah bunga mawar merah ke Heni.

Air mata Heni jatuh, bagi heni . Tommy adalah lelaki yang paling sopan, cara dia memperlakukan Heni berhasil membuat Heni luluh seketika.

Karin dan Willy pun menghentikan kesibukan dengan handphonenya lalu menatap kearah Tommy dan Heni.

Musik yang mengiring pun menjadi sangat romantis, membuat Karin sebagai kaum hawa ikut luluh.

"Udah, jangan gitu merhatiinnya nanti baper." Ucap Willy.

Karin pun melirik kesal ke arah Willy,dan kembali melihat kearah Heni dan Tommy.

"I will be your girlfriend." Jawab Heni yang dihiasi tepuk tangan orang yang berada disekeliling mereka.

"Tommy, bisa romantis juga yah " ucap Willy.

"Yaiyalah, emangnya kayak lo . Dingin" ucap Karin

"Lo udah lama kenal ama Tommy?" Tanya Willy.

Entah ada angin apa , tapi inibkali pertama Willy berbicara banyak dengan seorang wanita, karena ia paling tidak suka berbicara wanita manapun.

"Udah, kita sahabatan dulu, sekarang juga dia masih sering curhat gitu soal Heni. Mama gue juga sahabatan ama mamanya Tommy. Tapi anehnya, gue nggak tahu kalau selama ini Heni yang dia ceritain itu Heni Sevania , sahabat gue juga" jawab Karin

"Hahaha" tawa Willy

Karin yang untuk pertama kali melihat Willy tertawa memperlihatkan gigi taringnya yang menambah ketampanannya pun tersenyum.

"Yaampun, pantas aja banyak adek kelas yang mau ama dia, senyumnya manis ." Batin Karin.








Hello readers, jangan lupa tingalkan jejak dengan vote yah 😁. Maaf kalau banyak yg keluar.😁😁. Dtnngu part berikutnya.

STAYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang