Part 18

15 4 0
                                    


Matahari mulai malu-malu menampakan sinarnya, tak begitu dengan Karin yang sudah terbangun sejak shubuh .

Entah ada angin apa, akhir-akhir ini Karin bangun lebih pagi. Mamanya pun heran dengan sukap Karin akhir-akhir ini.

"Eh, Karin udah bangun ??" Tanya mamanya

"Iya ma, kalo nggak ya Karin gak bakal berdiri disini dong " ucap Karin tertawa kecil.

"Iya deh, bagus kalau kamu bangunya pagi kayak gini. Kan kamu bisa dapat rezeki" ucap mama Karin tersenyum.

"Aduh ma , rezeki itu gak ada yang tau. Tapi Karin kan anak sholeh , jadi Rezekinya pasti dapat, hehehe" ucap Karin tertawa.

"Kamu bisa aja " ucap Mamanya.

Ya, semenjak ka Ryan kuliah rumah menjadi sepi karena Karin cuma bersama ibu & ayahnya, tidak ada canda Ka Ryan yang tiap pagi menganggunya.

Ka Ryan yang sudah tamat 1 tahun lalu , ia melanjutkan studinya di Amerika dengan jurusan Hukum.

"Yaudah sana mandi" ucap mamanya lagi yang sibuk menyiapkan sarapan.

Karin pun berjalan ke arah kamarnya untuk bersiap-siap ke sekolah.

"Pagi pa" ucap Karin melihat papanya yang sedang sarapan.

"Iya sayang , sini sarapan dulu" ucap papa Karin menunjuk kursi disebelah kirinya.

Karin memang sangat bahagia dengan keluarganya saat ini, walaupun ayahnya sering tugas keluar kota dan meninggalkan ia beserta ibunya sendiri, tapi ia bersyukur .

Setidaknya ia punya keluarga yang sangat perhatian dan peduli serta tidak broken home seperti keluarga lainnya, dan itulah yang membuat ia nyaman dengan keluarga sederhananya itu.

"Udah habis sarapannya ??" Tanya mama Karin.

"Udah ma " jawab Karin

"Yaudah , papa tunggu dimobil yah." Ucap papa Karin.

Mobil sedan Hitam pun berhenti didepan sekolahan Karin.

"Pa, Karin sekolah dulu yah " ucap Karin mencium tangan papanya.

Karin berjalan menyusuri lorong kelasnya, ia melihat ke kiri & kanan tampak masih sepi .

"Pagi " ucap Karin saat memasuki ruang kelasnya.

"Gimana sih, kok nggak ngasih tau gue kalo kemarin Heni ditembak ama Tommy ?" Oceh Lani.

"Yaampun, jawab dulu salamnya. Udah ngerocos aja." Ucap Karin

"Yaudah, pagi Karin cantik. Udah ceritain gih " pinta Lani

"Gue juga nggak tau, kemarin gue kerumahnya Heni dan sampainya disana ternyata dia lagi diajak ke kafe sama Tommy, yaudah gue diajak" jelas Karin.

"Terus gimana ??" Tanya Lani lagi.

"Gimana apanya ??" Tanya Karin

"Yeyy, kok malah balik nanya. Yah, si Tommy nembaknya lah " oceh Lani.

"Oh, gitu deh . Tommy romantis banget orangnya , pokoknya kemarin gue envy banget sama mereka" ucap Karin sedikit tertawa.

"Omg, Tommy. Makanya cari pacar gih" ucap Lani.

"Sejak kapan lo liat si Karin suka ama cowok, lu juga pasti udah bosan.dengar karin nolak cowok , sejak Smp kan" ucap Shena.

"Tau ah sama Karin. Harusnya lo itu udah punya pacar. Kalo dihitung banyak juga yah Shen ,  bisa dibuatin satu RT tuh yang udah pernah nembak Karin " ucap Lani demgan tawa pecah keduanya.

STAYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang