Part 25

5 1 0
                                    

Kamu harus tanggung jawab, telah membuatku panik dengan keadaanmu.

Karin berjalan menuju arah Willy yang sedang menunggu siswa yang ingin menyebrangi jembatan tali tersebut.

"Ngapain? Gue nggak suka difoto" ucap Willy dingin.

"Ngak ko kak, gue mau nyebrang" ucap Karin takut.

"Oo, yaudah sini pegang tangan gue" ucap Willy datar.

"Mampus gue, tinggi banget" batin Karin seraya menutup matanya berdoa agar phobianya bisa hilang seketika.

"Masih betah disitu?" Tanya Willy.

"Umm, nggak kok" ucap Karin.

Karin lalu berjalan ke arah Willy dengan tangan di pegang, Willy berusaha menjaga keseimbangan agar ketika tangan Willy dilepas Karin bisa berjalan sendiri.

Ketika tangan Willy melepas Karin , Karin yang melihat ke bawah pun terjatuh karena melihat jarak yang jauh ke bawah.

Buugg

Karin pun terjatuh, dan tidak sadarkan diri. Sedangkan Willy yang melihat kejadian tersebut dengan cepat menangkap Karin yang ingin terjatuh.

Lo kenapa sih? Ternyata benar kepanikan gue saat lepas tangan lo. Gue bodoh, harusnya gue jagain lo, bukan kayak gini, lo nggak tau apa tadi gue panik sekarang .

Willy yang panik pun menggendong Karin membawanya ke tenda yang didirikan dekat tempat tersebut.

"Karin gpp kan?" Tanya Heni, dan Shena panik.

"Gue nggak tau, tadi dia pingsan waktu gue lepas tangannya gitu" ucap Willy.

"Lo gimana sih Wil, lo nggak tau kalo Karin itu phobia ama ketinggian? Tadi sebenarnya gue kasih dia hukuman foto ama lo biar dia nggak ngikut tantangan itu, tapi lo nggak mau makanya dia nerima tantangan itu" ucap Lani marah.

Karin phobia ama ketinggian ? Gue bodoh, harusnya gue tau dari awal biar lo nggak gini. Maaf Kar.

"Gue juga nggak tau, gue kan nggak suka difoto" ucap Willy dingin.

"Udah kok malah berantem sih" tegur Tommy.

"Yaudah, kalian ngurus anak lain aja biar gue temenin Karin" ucap Willy.

"Ok, gpp kan?" Tanya Tommy.

"Iya" jawab Willy.

"Will, ini minyak angin buat Karin, oiya kita juga pergi yah mau lapor ke bu Vina" ucap Heni.

"Ok" ucap Willy.

"Sadar dong Kar, kok gue jadi panik gini sih? " batin Willy.

Willy melihat benda yang dipegangnya saat ini, ya itu adalah handphone Karin yang tadi jatuh ,dan mungkin mau di pake foto ama Karin.

Ia mengusap layar handphone wanita tersebut, yang tak dikunci.
Membuka satu persatu galeri di handphone wanita tersebut.

Tanpa sadar Willy tersenyum melihat foto Karin.

"Kok kakak senyum sih?" Tanya Karin yang baru saja sadar.

"Udah sadar?" Tanya Willy.

"Itu kan hp aku?" Tanya Karin.

"Iya, ini hp loh. Ternyata lo nggak hilang ingatan yah, setelah pingsan" ucap Willy.

"Hahaha, mana mungkin" ucap Karin

"Lo udah sadar kan? Gue mau pergi." Ucap Willy dingin lalu pergi.

Aneh banget tuh cowok, tadi aja ketawa sekarang udah cuek gitu aja. Dasar cowok, moodboster banget.

Karin melihat punggung Willy yang mulai menjauh dari hadapannya. Heni dan Shena datang dan melihat keadaan Karin yang sudah sadar.

"Kar, lo udah sadar ?" Tanya Heni.

"Iya" ucap Karin.

"Mm, nama gue sapa ?" Tanya Shena.

"Aduh, lo itu lo gue , kepala gue pusing" ucap Karin sambil memegang kepalanya yang sakit.

"Kar, lo baik-baik aja kan?" Tanya Shena panik.

"Ck, alay banget lo masa pingsan sedetik langgsung amnesia" ucap Karin tertawa puas melihat reaksi mereka berdua.

"Yey, gue pikir lo amnesia beneran lo" ucap Heni.

"Gimana ? Udah cocok jadi artis kan? Hahaha" tawa Karin.

"Oiya, Willy mana ?" Tanya Heni.

"Udah pergi, pas gue sadar" ucap Karin.

"Gila ya tuh anak, gue heran ama dia nggak ada rasa bersalahnya tuh anak. Udah, buat lo pingsan malah pergi aja" kesal Shena.

"Yaudah, gpp . Kan gue juga yang phobia ama ketinggian, jadi salah gue dong" ucap Karin.

"Willy itu aneh Kar, sebentar perhatian sebenarnya cuek. Gila tuh cowok" ucap Heni.

"Hahaha, kok malah ngebahas dia sih? Gak mau kasih gue makan atau apa gitu ? Kan gue baru habis pingsan" ucap Karin.

"Taik, modus lo. Yaudah mau apa? Biar gue bawain" ucap Heni.

"Mau mobil ama rumah, hahah. Gak usah, becanda kali. Gue juga mau balik ama kalian ke Tenda" ucap Karin.

"Temenin gue ke Tenda yah?" Ucap Karin.

"Tapi lo udah mendingan kan?" Tanya Shena.

"Iya" ucap Karin.

Mereka bertiga pun kembali ke tenda.

Aahh , gue bodoh banget. Kenapa gue jadi gini ? Gak mungkin gue suka ama dia.

Willy kemudian berjalan kembali ke pos , tanpa peduli seseorang yang tadi pingsan karena dirinya, lelaki tersebut kini sudah melupakan peristiwa tersebut, mungkin karena sifat dasarnya yang cuek.




Hello readers tercinta 😘.Jangan lupa vote, kalau bisa comment yah. Btw, thanks masih setia nunggu cerita ini dipublish. Dtunggu part berikutnya yah🙏😊😊.

STAYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang