° pt 10

121 21 1
                                    

" Sedap ke Mocha Praline kamu tu ? rasa sikit . " Namjoon merampas minuman daripada tanganku kemudian dia menyedut dengan agressif .

" Hoi , jangan habiskan ! " Aku merampas semula . Aku melihat keliling . Suasana cafè ini sangat suram . Terdapat beberapa pelajar sekolah tinggi menyiapkan kerja rumah mereka di sini .

Tiba - tiba , seseorang yang aku sangat familliar mula memasuki cafè tersebut . Disebabkan tahap pencahayaan yang tinggi , aku gagal menganalisis wajahnya .

Warna rambutnya seakan ungu - kelabu pucat , something almost like that . Memang aku sangat - sangat kenal . Aku mengecilkan mata .

Dahiku diketuk menggunakan sudu secara tiba - tiba .

" Amboi , sibuk pandang tingkap tu sampai tak dengar abang kamu sendiri panggil . " Namjoon memerli .

Tingkap ?

"... D-dae ? " fikiranku secara tiba - tiba blank . Come on , IQ kau lagi tinggi kot daripada abang kau sendiri .

" Oppa tanya ni , kenapa masa oppa kejutkan kamu pagi tadi , kamu senyum sampai ke telinga ? dah tak mimpi buruk ke ? "

Aku menepuk dahi dan cuba untuk tidak endahkan pertanyaan itu .

" Kamu mimpi apa pagi tadi tu ? ceritalah dekat oppa . " Namjoon menggoyang - goyangkan keningnya . Aku tersengih melihat perangainya yang tak pernah berubah itu .

" Sibuklah . Siapkanlah kerja oppa tu cepat ! " aku merungut . Namjoon sempat mencuit hidungku dan menyambung kerjanya di dalam laptop yang dibawa bersama .

Aku menoleh kembali ke arah lelaki yang aku sedang memerhati sebentar tadi .

Dia mencucuk penyedut minuman kemudian berjalan ke arah meja kosong yang terletak disebelahku dan Namjoon .

Aku mengalihkan pandangan , sekali - sekala aku menoleh muka lelaki tersebut .

----

Mimpi + pjmWhere stories live. Discover now