° pt 17

75 11 1
                                    

Aku tersedari dari mimpi . Lagi .

Aku mendongakkan kepala sambil menutup mata , lalu melepaskan keluhan yang berat .

" Jimin .. " menyebut namanya sahaja sudah boleh membuat bibirku terasa geli . Entah kenapa , tetapi dalam hatiku yang kecil ,

membuatkan aku rasa yang pemuda bernama Jimin ni sesuatu sangat bagi aku .

Mungkin bagi semua orang , Jimin ni hanyalah permainan tidur , tak pun aku yamg terlebih imaginasi . Tapi bagi aku tak .

Walaupun dalam dunia realiti , aku tak berapa minat tentang lelaki ,

Tetapi dalam mimpi aku sejak akhir - akhir ni ,

dan wujudnya Jimin ,

membuatkan aku jatuh cinta dengan dia lagi dan lagi , setiap kali mata kami bertembung , dan setiap kali dia paut tangan aku lemah dalam genggamannya .

Aku rasa aku jatuh cinta dengan mimpi aku sendiri .

Aaaaah dan sekarang ni , aku harap sangat aku dapat jumpa dia , face to face depan - depan .

Kepada bulan dan bintang , seluruh alam semesta , dengarkanlah permintaan aku ni !

____

Blackout ?

Aku mencapai telefonku dan terus membuka aplikasi 'flashlight' untuk mengaktifkan cahaya sinaran .

Aku menghalakan flash lampu ke arah pintu bilik , dan terus turun tangga , mencari appa .

" Appeuji !! eoddikaseyeo ? "

" Tuan Kim masih tidur dalam bilik . Mahu kami kejutkan beliau ? " kata dua orang pembantu rumah yang nampak beberapa tahun lebih tua dariku , menunduk dan tidak berani melihat mataku . "

" A-ah , gwenchana . Biarkan sahaja appa tidur . Tapi .. kenapa tiba - tiba boleh blackout ni ? " aku bertanya sambil flash pada telefonku dihalakan ke lantai .

" Rasanya , sebab hujan lebat ni , baru sahaja tadi ada petir dan mungkin penyebab blackout . " balas yang seorang lagi .

Hujan ?

Aku mendaratkan pandangan pada luar tingkap seketika . Meskipun hujan , tubuhku terasa ingin keluar dari rumah dan nikmati suhu kesejukkan tersebut .

" Cheogiyeo .. saya nak keluar sekejap . Kalau Joon atau appa tanya tentang saya , cakap je saya ada hal . Nae ? " aku mengenakan but berukuran pendek itu kemudian mengenakan baju hujan sambil mataku masih berada di arah dua orang pembantu rumah itu . Mereka menunduk serentak kemudian mengucap selamat . 

" Hati - hati cik Geongmin ~ "

Hud baju hujan aku menutupi kepala . Payung lut sinar itu aku kuakkan kemudian berjalan sepanjang kaki lima di perumahanku . Aku mencapai telefon bimbit di dalam poket dan terus melihat jam pada paras atas skrin telefon .

7:32 am .

Langit masih tidak menunjukkan sumber cahaya . Gelap - gempita , sejuk dan keseorangan . Kadangkala aku suka keadaan begini . Buat aku rasa tenang dan selesa untuk berfikir . Aku rasa ruang yang terdapat pada sekeliling aku ini luas . Luas sangat rasa macam nak buat spilt .

" Park Jimin .. Jimin-sshi ~ " nama itu secara spontan berlari keluar dari mulutku . Mulutku terukir senyuman yang menggelikan bibirku sendiri . Aku sendiri tak faham dengan diri aku ni . Apa yang aku harap , satu hari nanti dia betul - betul muncul depan aku .

Kalau betul dia muncul , apa yang akan aku buat ya ?

Peluk dia ?

Senyum ?

Atau pun lari ? sebab perkara sebegitu sangat mustahil untuk berlaku . Kalau memang terjadi , hahaha , aku potong jari kelikir aku . Aku sebut namanya lagi dan lagi . Biarlah , walaupun tiada orang yang sahut . Sekurang - kurangnya dia muncul dalam mimpi aku . 

Aku melompat - lompat ke dalam setiap lopak air sambil tersengih keseorangan . Pemegang payung yang bermaterialkan getah itu tak lepas dari genggaman tangan kiriku .

" Jimin Jimin Jiminie , cepatlah wujud . Saya rindu awak . Heheh . "

Aku mengigit lidah lembut sambil tersenyum seperti orang gila .

" Rindu saya ? " satu suara lelaki yang sangat lembut kedengaran dari arah belakangku . 

Aku terpaku . 


Mimpi + pjmWhere stories live. Discover now