Aku tersedari dari mimpi . Lagi .
Aku mendongakkan kepala sambil menutup mata , lalu melepaskan keluhan yang berat .
" Jimin .. " menyebut namanya sahaja sudah boleh membuat bibirku terasa geli . Entah kenapa , tetapi dalam hatiku yang kecil ,
membuatkan aku rasa yang pemuda bernama Jimin ni sesuatu sangat bagi aku .
Mungkin bagi semua orang , Jimin ni hanyalah permainan tidur , tak pun aku yamg terlebih imaginasi . Tapi bagi aku tak .
Walaupun dalam dunia realiti , aku tak berapa minat tentang lelaki ,
Tetapi dalam mimpi aku sejak akhir - akhir ni ,
dan wujudnya Jimin ,
membuatkan aku jatuh cinta dengan dia lagi dan lagi , setiap kali mata kami bertembung , dan setiap kali dia paut tangan aku lemah dalam genggamannya .
Aku rasa aku jatuh cinta dengan mimpi aku sendiri .
Aaaaah dan sekarang ni , aku harap sangat aku dapat jumpa dia , face to face depan - depan .
Kepada bulan dan bintang , seluruh alam semesta , dengarkanlah permintaan aku ni !
____
Blackout ?
Aku mencapai telefonku dan terus membuka aplikasi 'flashlight' untuk mengaktifkan cahaya sinaran .
Aku menghalakan flash lampu ke arah pintu bilik , dan terus turun tangga , mencari appa .
" Appeuji !! eoddikaseyeo ? "
" Tuan Kim masih tidur dalam bilik . Mahu kami kejutkan beliau ? " kata dua orang pembantu rumah yang nampak beberapa tahun lebih tua dariku , menunduk dan tidak berani melihat mataku . "
" A-ah , gwenchana . Biarkan sahaja appa tidur . Tapi .. kenapa tiba - tiba boleh blackout ni ? " aku bertanya sambil flash pada telefonku dihalakan ke lantai .
" Rasanya , sebab hujan lebat ni , baru sahaja tadi ada petir dan mungkin penyebab blackout . " balas yang seorang lagi .Hujan ?
Aku mendaratkan pandangan pada luar tingkap seketika . Meskipun hujan , tubuhku terasa ingin keluar dari rumah dan nikmati suhu kesejukkan tersebut .
" Cheogiyeo .. saya nak keluar sekejap . Kalau Joon atau appa tanya tentang saya , cakap je saya ada hal . Nae ? " aku mengenakan but berukuran pendek itu kemudian mengenakan baju hujan sambil mataku masih berada di arah dua orang pembantu rumah itu . Mereka menunduk serentak kemudian mengucap selamat .
" Hati - hati cik Geongmin ~ "
Hud baju hujan aku menutupi kepala . Payung lut sinar itu aku kuakkan kemudian berjalan sepanjang kaki lima di perumahanku . Aku mencapai telefon bimbit di dalam poket dan terus melihat jam pada paras atas skrin telefon .
7:32 am .
Langit masih tidak menunjukkan sumber cahaya . Gelap - gempita , sejuk dan keseorangan . Kadangkala aku suka keadaan begini . Buat aku rasa tenang dan selesa untuk berfikir . Aku rasa ruang yang terdapat pada sekeliling aku ini luas . Luas sangat rasa macam nak buat spilt .
" Park Jimin .. Jimin-sshi ~ " nama itu secara spontan berlari keluar dari mulutku . Mulutku terukir senyuman yang menggelikan bibirku sendiri . Aku sendiri tak faham dengan diri aku ni . Apa yang aku harap , satu hari nanti dia betul - betul muncul depan aku .
Kalau betul dia muncul , apa yang akan aku buat ya ?
Peluk dia ?
Senyum ?
Atau pun lari ? sebab perkara sebegitu sangat mustahil untuk berlaku . Kalau memang terjadi , hahaha , aku potong jari kelikir aku . Aku sebut namanya lagi dan lagi . Biarlah , walaupun tiada orang yang sahut . Sekurang - kurangnya dia muncul dalam mimpi aku .
Aku melompat - lompat ke dalam setiap lopak air sambil tersengih keseorangan . Pemegang payung yang bermaterialkan getah itu tak lepas dari genggaman tangan kiriku .
" Jimin Jimin Jiminie , cepatlah wujud . Saya rindu awak . Heheh . "
Aku mengigit lidah lembut sambil tersenyum seperti orang gila .
" Rindu saya ? " satu suara lelaki yang sangat lembut kedengaran dari arah belakangku .
Aku terpaku .
YOU ARE READING
Mimpi + pjm
Short Story" Saya rasa saya pernah berjumpa dengan awak dalam mimpi saya . "