° pt 19

72 11 0
                                    

Aku hanya mengangguk perlahan bagi merespon soalan tersebut . Lelaki itu tersenyum kecil lalu mengajak ku untuk masuk ke dalam kedai serbaguna tersebut .

Setelah kami berdua menapak masuk , seorang pekerja lelaki yang sedang bersandar sambil matanya fokus pada telefon . Terdapat beberapa bunyi audio yang berasaskan permainan video .

Beberapa saat kemudian matanya bergerak ke arah kami berdua . Bibirnya mula menyumpah kecil - kecilan .

" Oi Jimin - sshi ! Mana kau pergi ah ? Kau tau tak sebab kau aku kena cover shift kau setengah hari kau tau tak !! aish shi- " bebelnya sambil mengacah untuk menumbuk Jimin .

" Awak duduk sini dulu ya ? " Kata Jimin sambil tersenyum manis lalu menepuk bahuku lembut . Nampaknya dia tak endahkan bebelan rakan sekerjanya itu .

Aku membalas senyuman lalu melabuhkan punggung pada stool kecil yang menghadap tingkap besar kedai serbaguna tersebut .

Jimin menyauk rambut hitamnya yang kuyup itu lalu memasuki sebuah bilik staff di hujung belakang kedai . Lelaki yang berada di kaunter tadi itu berjalan menghampiriku . Kedua - dua tangannya tersorok di dalam poket seluar sambil memandangku sinis .

" Siapa kau ? yeochin Jimin eh ? " tanyanya sambil kening sebelah terangkat .

Aku menelan air liur . Bibirku mula menggeletar kerana aku tiada jawapan untuk soalan sebegitu .

" S-Saya .. uhm .. "

" Haah , girlfriend aku . Sekarang , tolong ke tepi ? " suara Jimin mula semakin lama semakin hampir dapat didengari .

Lelaki itu mengendahkannya lalu melutut di hadapanku . Dia kemudian tersenyum lebar sambil menghulurkan tangan untuk bersalaman .

" Cheoneun Kim Taehyung . Housemate Jimin . Selamat berkenalan ! " Aku menghulurkan tangan juga tetapi ditepis laju oleh Jimin . Aku membulatkan mata lalu melihat dia .

" Yaish ! jangan sentuh dia lah , nanti dia dapat kuman daripada kau ! " bebel Jimin pada lelaki bernama Taehyung itu . Taehyung hanya berdecit tanda menyampah kemudian meninggalkan aku bersama Jimin . Nampaknya , Jimin ni seorang yang kuat cemburu .

Aku hanya tersengih melihat kerenah mereka berdua .

" Balik dulu ! " jerit Taehyung sambil mencapai sekaki payung yang bergantung di belakang kaunter cashier tersebut lalu berjalan keluar .

Jimin menghulurkan sehelai tuala bersaiz kecil kepadaku untuk mengelap rambutku yang basah . Dia juga menghulurkanku sekotak pocky pocky berperisa strawberry .

" Thank you .. " capaiku sambil menunduk tanda hormat . Aku boleh rasakan yang dia tersengih setelah aku mengucapkan penghargaan tersebut .

" Uh , Jimin .. "

" Ya ? "

" Kenapa awak selamatkan saya tadi ? "

Jimin mengemam bibirnya , tetapi masih ada senyuman yang terukir . Dia kemudian duduk disebelahku .

" Siapa je yang taknak selamatkan orang yang hampir kena langgar ? " perli Jimin . Lalu dia tertawa kecil sehingga matanya berbentuk bulan crescent yang terbalik .

" Takdelah , sebab .. tiada kereta yang hampir langgar saya pun tadi . Lagipun awak boleh je jerit dari jauh suruh saya lintas sebab lampu isyarat dah hijau ? "

Jimin menggaru kepalanya . Dia mula kelihatan bingung untuk memberitahu perkara yang sebenar . Kemudian dia memandangku dengan senyuman .

" Saya dah jerit , tapi awak je yang tak dengar . Saya ingatkan awak tengah pakai earphone .. rupanya awak khayal . Tu yang saya tarik awak . "

" Kenapa tiba - tiba je ? Awak bukannya kenal pun saya ? " aku mula tersenyum sinis , memberi reaksi yang boleh membuatkan dia rasa gugup .

Jimin mula menarik nafas panjang , kemudian melepaskannya dengan perlahan .

" Sebab , saya rasa saya pernah berjumpa dengan awak dalam mimpi saya . "

____

Mimpi + pjmWhere stories live. Discover now