Salwa

144 6 0
                                    


Entah keajaiban apa yang bisa membuat Ka Rasya mengantar Ara kembali ke kelas. Bu Tari yang saat itu sedang asik menjelaskan tentang rumus matimatika agar membuat kami para murid yang malang bisa lebih mudah mengerjakan soal langsung menghentikan kegiatannya saat menyadari bahwa salah satu muridnya yang tadi izin keluar kini kembali tapi tidak seorang diri.

"Kamu kenapa bisa sama Rasya, Ara?" tanya Bu Tari heran, aku paham kenapa BuTari seperti itu. Karna ku rasa bukan hanya beliau yang bingung, tapi seisi kelas ku juga pasti mempertanyakan hal yang sama.

"Ara tadi kepentok pintu wc cowok Bu waktu saya mau keluar dari wc" jawaban Ka Rasya sontak membuat seisi kelas tidak bisa menahan tawa dan membuat wajah Ara merah padam menahan malu.

Aku tau Ka Rasya ngarang saat bilang kalau Ara kepentok pintu wc cowok, Ara kan ngga benar-benar ke wc, nama mungkin bisa kepentok. Tapi berbeda dengan ku, teman-teman kelas dan juga Bu Tari mengira Ka Rasya sungguh-sungguh. Wc siswa cewek-cowok di sekolah kami memang berdampingan jadi hal yang dikatakan Ka Rasya mungkin saja terjadi dan tidak membuat siapapun curiga.

"Saya nganterin Ara karna takut dia kenapa-kenapa bu, siapa tau dia pusing terus jadi ngga kuat naik tangga. Kan kalau ada saya, bisa saya bantu gendong dia naik ke kelas" Ka Rasya berkata seperti itu dengan senyum manis dibibir.

Membuat seisi kelas sontak tidak tahan untuk tidak berkomentar.

"Cie"

"Lo pura-pura pingsan aja Ra, lumayan kan digendong cowok cakep"

"Modus tuh modus"

Dan masih banyak lagi ledekan-ledekan yang lain, yang sukses membuat wajah Ara makin merah padam. Tapi Rasya tidak menggapi satupun ledekan yang dilontarkan teman-teman sekelasku.

"Nih Bu, saya balikin murid Ibu" Rasya berkata seperti itu sambil mendorong Ara masuk kelas "Maaf tadi gw ngga hati-hati, kalau lo kenapa-kenapa lo bisa cari gw. Biar nanti gw obatin" lanjut Ka Rasya yang kali ini ditujukan ke Ara sahabatku. Ucapan yang tiba-tiba dapat didengar dengan jelas oleh teman-teman sekelas ku yang biasanya budeg kalau denger penjelasan dari guru.

"Mau dong diobatin juga"

"Jempol kaki gw lagi sakit nih Ka Rasya, obatin dong" kata Wawan teman sekelas yang duduk di paling belakang

"Itu mah bilang aja lo lagi cantengan" Budi menimpali ucapan Wawan dan membuat suasana kelas semakin ramai oleh tawa.

Bu Tari yang sudah tidak tahan dengan suasana riuh di kelas yang sedang di ajarnya langsung membentak kami dan membuat kami para siswa langsung menurutin perintahnya. Setelah itu Bu Tari menghadap kembali ke sumber kegaduhan yaitu Ka Rasya.

"Sudah kamu kembali ke kelas, Ara sudah ada saya yang jaga" Ka Rasya menuruti perintah Bu Tari dan mengucapkan salam sebelum dia meninggalkan kelas ku.

***

Aku iri setengah mati ke Ara, dia sepertinya punya keberuntungan yang sangat besar dan tidak terbatas. Apa kalian tau kalau ara sahabatku ini masuk ke salah satu cewek populer di sekolah kami, tidak hanya cantik, dia juga beruntung karna lahir dikeluarga yang kaya. Dan sepertinya bukan hanya itu, hari ini keberuntungan Ara bertambah karna bisa kenal tanpa sengaja dengan salah satu cowok paling keren di sekolah.

Ya yang aku maksud itu Ka Rasya, aku benar-benar melongo karna tidak menyangka kejadian yang membuat Ka Rasya mengantar Ara ke kelas tadi. Aku heran kenapa sekarang Ara malah menggerutu karna kejadian yang di alaminya tadi. Padahal kalau aku jadi dia, aku akan terus bersyukur kepada Tuhan. Kalau aku ingat, aku jadi menyesal tidak ikut Ara ke kantin tadi, kan kalau aku ikut, aku juga bisa dekat-dekat dengan Ka Rasya.

Ara & SalwaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang