Salwa

46 4 0
                                    


Terima kasih karna sudah begitu mengkhawatirkan ku. Percaya atau tidak, sedikit demi sedikit kamu berhasil medapat ruang disini, dihatiku.

***

Salwa

Aku heran saat melihat Ara sudah duduk ditempatnya, tumben banget ini anak sudah datang "Kepagian Ra?"

"Hah iya kepagian. Sal, liat Rasya ngga?"

"Ngga, kan gw baru dateng. Kenapa nanyain Ka Rasya? Semalam lancar dinnernya?"

"Gagal" Ara melipat tangannya dan membenamkan wajahnya. Sepertinya mood Ara lagi jelek deh. Tumben ngga semangat kaya biasanya.

Aku masih ingin bertanya kenapa bisa mereka gagal pergi makan semalam, tapi melihat Ara yang seperti ini rasanya ngga bagus deh. Takutnya aku malah kena semprot gara-gara kepo diwaktu yang ngga tepat.

Aku melepaskan tas yang masih tersampir di pundak dan mengeluarkan buku untuk mata pelajaran pertama. Aku menyentuh sesuatu saat ingin memasukan buku ke laci meja.

Ya Allah. Aku melempar boneka barbie yang kepalanya hampir lepas. Boneka itu jatuh disamping kaki ku.

Aku memperhatikan barbie tersebut, jika biasanya barbie punya rambut pirang dan panjang, barbie ini rambutnya pendek sebahu dan berwarna hitam mirip rambutku. Bukan cuma itu, barbie itu juga menggunakan pakaian seragam sekolah dan disisi kiri bajunya ada tulisan "Salwa" berwarna merah dan degan tulisan cakar ayam yang mengerikan dimata ku. Muka barbie itu juga sudah sengaja dirusak dengan cara disilet.

Gara-gara barbie itu jantungku berderak berkali-kali lebih cepat. Ya Allah siapa yang sengaja menaruh barbie itu dilaci mejaku? Aku ngga sebodoh itu untuk mengerti kalau orang tersebut ingin menerorku. Orang tersebut pasti sengaja ingin membuatku ketakutan kan?

Entah dari mana, muncul satu nama di otakku. Nama yang mungkin menjadi dalang dan bertanggung jawab atas barbie yang ngga lagi cantik ini. Tapi apa mungkin dia? Apa iya dia seberani ini terang-terangan menerorku? Aku ingin memberitau Ara, aku yakin Ara pasti bisa membantuku menemukan orang yang menaruh barbie ini. Tapi melihat Ara yang masih membaringkan kepalanya dimeja, aku jadi mengurungkan kembali niatku.

Aku melihat ke bangku yang ada disisi lain dari kelasku, bangkunya Putri dan Shintia. Jujur aku langsung curiga ke Putri karna memang cuma cewek itu yang terang-terangan bilang akan membuatku ngga nyaman disekolah ini, dan mungkin ini salah satu caranya kan? Tapi biar aku curiga ke Putri, aku tidak bisa menuduhnya begitu saja.

Tidak ada bukti yang mengarah ke cewek itu dan tidak ada orang lain yang tau kalau dia sempat mengancamku karna memang cuma aku dan Putri waktu itu. Mungkin aku harus mencari bukti dulu kalau memang benar Putri yang melakukan ini.

Dan kali ini aku tidak akan melibatkan Ara seperti maunya Putri. Bukan karna aku takut jadi menuruti perintahnya, tapi karna aku tidak mau ikut merepotkan Ara. Lagipula jika yang Putri lakukan seperti ini, aku rasa aku bisa menghadapinya sendiri.

***

Kalian harus tau kalau selain barbie muka jelek ada yang lain yang membuatku khawatir seharian ini disekolah. Ara, ya hari ini Ara kayanya lagi di mood yang jelek banget. Jika biasanya Ara termasuk anak yang bawel dan banyak omong, hari ini kebalikannya. Seharian disekolah dia hanya sibuk mencoret-coret halaman buku tulis paling belakang dengan puluhan kata "Maaf", entah maaf ke siapa dan untuk apa.

Bel istirahat kedua berbunyi, aku tidak tahan untuk ngga pergi ke kantin. Istirahat pertama aku hanya diam dikelas menemani Ara karna khawatir dengan sahabatku ini. Tapi sepertinya sekarang aku benar-benar harus makan, perutku sudah perih"Ra, kantin yu. Laper gw" aku mencolek pinggang Ara berharap akan ada respon dari Ara, tapi nihil.

Ara & SalwaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang