Apa-apaan nih? "Oy panu, lo ngapain Salwa hah?" aku menggebrak meja di depan Topan dan Putri. Jangan kaget kalau tau-tau aku emosi gini.
Bayangkan saja, aku melihat Topan dan si panu ini tengah menatap Salwa dan objek yang dilihat Cuma bisa nunduk kaya maling yang ketahuan nyolong.
Mungkin tenaga aku barusan keras kali ya, karna aku melihat Topan sempat menegang di kursi ku.
"Ngga usah ngegas Kura, gw ngga ngapa-ngapain teman lo ini" Putri menjawab sambil menunjuk Salwa yag kini berani menaikan wajahnya. Aku menaikan satu alis sambil melihat ke Salwa.
"Iya Ra, Putri ngga ngapa-ngapain kok"
"Terus kenapa lo kaya ketakutan gitu?" tanya ku lagi, aku belum puas dengan jawaban Salwa
"Dia cuma lagi ngobrol sama Topan"
Oh pantas, Putri ini kan emang ngga bisa liat yang bening dikit. Jadi kalian paham kan kalau aku panggil dia panu?
"See, ngga gw apa-apain kan teman lo yang manis ini" Putri menjawab dengan nada yang ngajak berantem.
"Ngobrol tempat lain sana, jangan di tempat gw. Bangun Pan, gw pingin duduk. Ajak sekalian nih cewek lo, gw lagi ngga pingin bikin dosa gara-gara ngeladenin nih orang sarap"
"Putri bukan cewek gw Ra, yang cewek gw itu teman sebangku lo" Topan bangkit dari duduknya dan mengacak singkat rambut Salwa yang balik lagi jadi kaya maling ketauan nyolong.
"Gw balik kelas ya Sal" harus aku akui Topan memang tampan, senyumnya bikin hati lumer kaya coklat yang lupa dimasukin kulkas. Lalu Topan keluar dari kelas ku dengan tangan dimasukan ke saku celana.
"Eh panu, gimana rasanya kalah saing sama Salwa?"
"Gw ngga mungkin kalah sama teman lo yang ngga bisa ngomong ini. Topan punya gw" kalimat terakhir dia ucapkan punuh penekanan dan tentu diarahkan untuk Salwa.
"Ngimpi, minggat lo sana ke habitat"
Baguslah Putri mengikuti kata ku dan segera kembali ke tempat duduknya yang ada di sisi lain kelas.
"Heh Sal, lo gagu?"
"Lo ngapain sih pake bilang gitu ke Putri si Ra?" lah malah balik nanya nih anak
"Ngomong yang mana ya?"
"Ngomong kalau Putri kalah sama gw, Ara"
Oh yang itu "Lah emang benar kan?"
Salwa menjambak rambutku singkat. Tenang, Salwa bukan benar-benar menjambak ku.
"Salah, lo sama aja ngumpanin gw ke Putri kalau gitu" sumpah Salwa lebay banget.
"Gw aja yang cuma dengar lo sama Putri berantem ngeri tau. Gw ngga mau ikut-ikutan berantem juga sama Putri"
"Ngga ada yang ngajak lo ikutan berantem sama si panu Sal, lagian lebih seru satu lawan satu"
Salwa kembali menjambak rambutku
"Sakit Sal" kali ini aku membalas menjambak rambut Salwa
"Lo ngga cape ribut mulu sama Putri?"
"Ngga dong, kalau si panu itu yang mulai masa iya ngga gw ladenin" aku mengusap rambutku yang sudah dilepas Salwa.
"Iya ya, kan memang Putri yang selalu mulai duluan" baguslah otak Salwa benar. Aku memang tidak pernah ingin cari masalah dengan siapapun termasuk si panu, tapi dia selalu saja memancing emosiku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ara & Salwa
RomanceBagaimana jika kalian harus memilih antara sahabat atau cowok yang kalian suka? Mana yang kan kalian pilih? Ara dan Salwa dihadapkan dengan pilihan itu, mereka harus memilih mempertahankan persahabatan yang telah mereka miliki, atau memilih untuk be...