18

4 1 0
                                    

Kamu sendiri ya yang tau-tau dateng
Kalo nanti tau-tau main pergi mending mati aja sana

***

Salwa menutup novel yang dibacanya, dan melihat jam yang ada didinding kamar. Sudah pukul setengah 7 malam tapi ibunya belum pulang bekerja. Tumben sekali

Salwa meraih ponselnya dan menghubungi ibunya

"Ibu kok belum pulang?" katanya setelah panggilan tersambung

"Masih lembur sayang, ibu pulang telat nggapapa ya?"

"Yaaah Salwa makan sendiri dong" katanya murung

"Hari ini nggapapa ya, besok kita makan bareng. Sekalian ibu masakin makanan kesukaan kamu"

Mendengar jawaban sang ibu, murung diwajah Salwa tidak terlihat lagi "Asiiik... Iyaudah lanjutin deh kerjanya. Maafin Salwa gangguin hhehe"

"Mana pernah kamu gangguin ibu. Kamu cepet makan ya sayang. Nanti langsung tidur aja, ngga usah nunggu ibu pulang, ibu bawa kunci kok"

Gadis itu menyahut oke dan mematikan sambungan telfonnya. Setelahnya Salwa mengenakan cardigan dan mengambil dompetnya

Dia bosan dirumah dan memilih untuk mencari makan didaerah sekitar rumahnya. Saat baru keluar gerbang, gadis itu terkejut karna mendapati Topan tengah duduk didepan pagarnya

"Lo? Ngapain duduk disini?" ekspresi bingung sangat terlihat di wajah Salwa

Sedangkan Topan sudah berdiri dihadapannya sambil menggaruk rambut belakangnya "Nunggu lo" jawabnya

Meski binggung, Salwa memilih untuk tidak bertanya lebih lanjut "Gw laper" entah malah kalimat itu yang diucapkan

Topan tidak bisa menahan senyumnya, cowok itu merangkul bahu Salwa dan mereka mencari makanan untuk mengisi perut

Meteka memutuskan untuk memasuki tenda pecel ayam yang berada tidak jauh dari tempat tinggal Salwa

Setelahnya mereka makan dengan tenang, tidak ada yang buka suara saat makan.

Sampai Topan duluan menghabiskan makannya. Cowok itu memperhatikan Salwa yang masih makan dengan tenang.

Gadis dihadapannya ini yang membuatnya bertindak tidak seperti dirinya

Merasa diperhatikan, Salwa menatap Topan "Kenapa? Makan gw belepotan?" tanyanya sedikit panik

"Ngga kok" jawab Topan singkat

"Terus kenapa lo ngeliatin gw gitu?"

"Emang ngga boleh gw ngeliatin lo?" Topan balik bertanya, membuat Salwa bingung harus menjawab apa "Kenapa berenti? Abisin itu makanan lo" lanjut Topan

Salwa menuruti dan melanjutkan makannya. Selanjutnya keadaan kembali hening sampai ponsel Topan berbunyi

"Ada apa?"

"..."

"Ngga bisa, gw lagi ada urusan"

"..."

"Sorry ngga bisa, urusan gw lebih penting dari lo"

Salwa menajamkan pendengarannya, meski tidak tau apa yang Topan dan si penelfon itu bicarakan, tapi Salwa bisa mendengar bahwa suara disebrang telfon itu adalah suara perempuan.

Topan mematikan sambungan telfonnya sepihak

"Lo mesti pergi ya?" tanya Salwa

"Kenapa gw mesti pergi?"

"Itu, telfon tadi" Salwa tidak bisa menahan rasa penasarannya

"Bukannya gw bilang kalo gw lagi ada urusan yang lebih penting disini"

"Urusan apa? Kita cuma lagi makan. Nih makanan gw juga udah abis" kata Salwa menunjukan piringnya yang sudah kosong

"Bagus" Topan mengulurkan tangannya kerambut Salwa dan mengelusnya ringan "Besok temenin gw ya Sal"

"Kemana?" tanya Salwa sambil menenangkan degup jantungnya

"Balapan"

"Hah" ya hanya itu respon Salwa

"Ngga bisa ya?"

"Bisa kok bisa" jawab Salwa cepat. Sebenarnya gadis itu agak ragu, dia belum pernah ikut ke acara seperti itu sebelumnya. Tapi melihat wajah Topan yang tidak semangat seperti sebelumnya membuatnya menerima ajakan itu tanpa ragu

Dan benar, respon baik dari Salwa mengembalikan senyum Topan "Kalo gitu besok gw jemput ya"

Dan Salwa mengangguk sebagai jawaban

***

Wanita itu menggenggam erat ponselnya untuk menyalurkan emosi. Sebelumnya dia lah yang jadi prioritas

Tanpa perlu meminta, laki-laki itu mendatanginya

Sekarang, bahkan saat dia sudah menurunkan gengsinya agar laki-laki itu datang, masih tidak berhasil juga

Tapi untungnya, besok malam dia akan bertemu dengan laki-lakinya itu. Dan mungkin juga dia akan bertemu dengan orang yang menggantikan posisinya sebagai sang prioritas.

Yang harus dia lakukanadalah mengkontrol emosinya agar tidak membuat laki-laki itu semakin jauh, danmenunjukan bahwa dia adalah sang prioritas sebenarnya pada orang yang sekarangsedang menempati posisinya.

Ara & SalwaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang