17

6 1 0
                                    

Senin pagi adalah hari yang membuat banyak siswa menggerutu, bukan hanya harus kembali bangun pagi dan berangkat ke sekolah. Tapi mereka juga harus mengikuti upacara bendera.

Bukan masalah upacaranya yang males, tapi saat mendengarkan amanat dari guru itu. Pasti guru yang mendapat giliran menyampaikan amanat akan menggunakan kesempatan tersebut untuk berceramah

Mulai dari menyuruh semua siswa untuk fokus belajar, mematuhi semua tata tertib sekolah, sampai mengingatkan tentang bayaran SPP. Nah amanat seperti itu yang membuat malas

Sering kali mereka harus upacara di bawah sinar matahati pagi, tapi tidak hari ini. Awan mendung yang ada di atas mereka.

Bendera sudah bertengger indah di tiangnya, pancasila sudah dibacakan. Dan saatnya amanat dari guru

"Hooaaam" Ara menguap saat angin sejuk membelai wajahnya. Cewek itu berusaha mati-matian untuk teteap membuka matanya. Tiba-tiba rambutnya ditarik oleh orang yang berdiri dibelakangnya

Ara melotot ke sahabat satu-satunya "Sakit ogeb, kalo mau gelud ntar deh abis upacara" dia mencoba meredam suaranya agar tidak menjadi pusat perhatian

"Nah mending lu ngomel deh dari pada nguap kaya tadi. Mirip kuda nil" respon Salwa, dia tau Ara mengantuk makanya dia membuat Ara kesal agar kantuk temannya itu hilang

Ara sudah akan menbalas menarik rambut Salwa, tapi dengan mendadak hujan turun dengan deras

Selurus pesarta upacara serta para guru berhamburan mencari tempat yang aman dari guyuran hujan, termasuk Ara dan Salwa

Tapi tangan Salwa ditarik pleh seseorang, tanpa Salwa bisa melawan. Sedangkan Ara hanya melongo melihat Topan yang menarik Salwa kepinggir lapangan untuk berteduh.

Dilihatnya Topan berusaha menutupi Salwa dari air hujan dengan badannya sendiri, cowok itu terlihat tidak perdulu seragamnya sudah basah kuyup

"Ya Tuhan gini amat jadi jomblo" Ara bergumam masih sambil melihat Salwa dan Topan yang semakin menjauh

***

"Ngga basah kan?" Topan bertanya sambil memperhatikan Salwa. Tangannya memegang kedua lengan Salwa dan memeriksa seragam cewek itu. Da setelahnya lega karna usahanya berhasil

Seragam Salwa tidak ada yang basaha akibat hujan, dan itu artinya cewek ini aman dari mata cowok cowok otak kotor saat melihat seragam basah perempuan

"Malah lo yang basah Pan" Salwa buka suara tentang seragamnya yang habis terkena hujan

"Gw ada jaket kok, teng aja" balasnya ringan

Ditempat lain Ara berjalan dikoridor menuju kelasnya. Dia baru saja dari loker karna niatnya dia akan menggunakan seragam olahraganya yang ada diloker untuk mengganti bajunya yang sekarang basah kuyup.

Tapi sial sekali karna dia lupa bahwa seragam olahraganya tertinggal dirumah.

Bisa masuk angin kalau dia tidak mengganti baju basah ini

"Ara" gadis itu menoleh kebelakang, kearah suara yang memanggilnya. Dan sebuah jaket sukses dilemparkan kerahnya. Untuk refleknya bagus, jadi dia dengan mudah mengkapnya

"Pake" Rasya sudah ada di depannya. "Lah bengong. Sana ganti"

Ara mengerjapkan matanya "Ini punya lo?"

"Punya satpam, gw ambil tadi" jawab Rasya menahan tawa. Menurutnya pertanyaan Ara tadi konyol sekali. Jelas jaket itu miliknya

Ara yang tau dirinya akan dibodohi memanyunkan bibirnya. Ekspresi itu membuat Rasya makin gemas.

Rasya menundukan sedikit wajahnya, mendekatkan bibirnya ke telinga Ara untuk berbisik "Buruan ganti. Gw bisa liat tanktop yang lu pake"

Ara melongo mendengarnya. Dan saat dia mengerti maksud kalimat Rasya, gadis itu segera berbalik dan berlari kencang ke arah toilet. Tapi dia masih bisa mendengar sayup suara tawa Rasya dibelakangnya

***

Hari sudah semakin sore, tapi beberapa siswa masih terlihat nyaman dengan kegiatan mereka disekolah.

Seperti Topan yang masih asik bermain futsal dengan teman-temannya. Seragamnyan sudah digantikan dengan kaos berwarna hitam.

Cowok itu terlihat serius menggiring bola dikakinya, membawa ke dekat gawang dan mencetak gol untuk tim nya

Topan menendang sekuat tenaga ke arah gawang membuat bola itu melaju dengan kencang

Tapi bukannya masuk, bola tersebut malah mengenai sisi tiang gawang dan berputar arah ke samping sampai mengenai lengan seseorang

"AW!" cewek itu mengaduh saat lengannya terhantam bola yang entah datang dari mana "Main bola jangan cuma pake kaki dong, pake juga mata lu!" Ara menoleh ke arah lapangan futsal. Memberi para cowok yang ada disana tatapan kesal

Sampai Topan menghampirinya "Sorry Ra, gw yang nendang bolanya tadi. Asli ngga sengaja"

"Hih untung gebetannya temen gw lu" Ara mencoba meredan kesalnya. Kalau bukan cowok itu dekat dengan sahabatnya, sudah habis kepalanya Topan dia lempar dengan bola. Biar ngerasain juga sakitnya.

Topan menggaruk rambut belakangnya yang tidak gatal, sampai matanya melihat lengan Ara yang terkena bola tadi "Tangan lo memar" tunjuk Topan, membuat Ara jadi memperhatikan juga

Dan benar, ada memar yang cukup besar disana

Topan menarik Ara bangku tempat duduk yang ada disisi langan "Tunggu sini. Jangan kemana-mana" setelahnya Topan pergi entah kemana

Tidak lama Topan kembali dengan segelas es batu, cowok itu mengambil sapu tangan yang ada di tas nya.

Ara hanya memperhatikan sampai fokusnya teralih oleh jaket yang ada disamping tas Topan. Jaket itu sama dengan milik Rasya yang kemarin cowok itu pinjamkan padanya

"Ini punya siapa?" tanya Ara memastikan

Topan melirik sekilas "Punya gw" jawabnya sambil mengompres memar di lengan Ara

Cewek itu meringis merasakan sakit dan dingin dibagian tubuhnya, tapi tidak bisa menutupi rasa penasarannya "Jaket lo sama kaya punya Rasya"

Tangan yang sedang mengompres itu berhenti "Lo tau dari mana?"

"Rasya minjemin jaket itu kemaren"

Topan tidak bisa menahan tawanya mendengar jawaban Ara "Hebat juga Rasya bisa ngasih jaket itu buat dipake sama lu"

"Apa hebatnya? Cuma jaket doang" Ara tidak mengerti

"Ntar juga kalo udah waktunya lu tau sendiri" Topan melanjutkan mengompres lengan Ara. Tapi kemudian cowok itu kembali bicara "Tapi gw saranin jaket itu jangan lu pake kalau ngga lagi sama Rasya" nada bicaranya terdengar serius

"Kenapa?"

"Bahaya, gw ngeri lu tau-tau bonyok" dan hanya itu jawaban yang Ara dapatkan

Ara & SalwaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang