HOLAAAAA...
ARA SALWA IS BACK !
Najong kaya ada yang baca aja wkwk. Tapi kalo beneran ada yang baca semoga kalian suka ya.
***
Ara dan Rasya tidak menghabiskan waktu lama dirumah sakit, karna tidak lama setelah itu ibu Ara menelfon dan menanyakan dimana Ara sekarang.
Rasya yang mengetahui karna memang dia mendengar pembicaraan ditelfon itu setelahnya langsung mengantar Ara pulang, dan disinilah kedua remaja itu sekarang. Depan rumah Ara.
"Mau mampir lagi?" Ara menawarkan.
"Ngga usah, udah malem. Sampein aja ke calon mertua gw, sorry tadi ngajak lo ngga izin" jawab Rasya.
Untuk sesaat Ara dibuat bengong "Calon mertua? Siapa maksud lo?"
"Nyokap lo" jawab Rasya sambil menaik turunkan alisnya
"NGAREP" spontan Ara menaikkan volume suaranya. Jangan tanya kenapa, itu untuk menutupi suara jantungnya yang tiba-tiba jedag-jedug ngga jelas akibat ucapan Rasya.
"Mau taruhan?" Tidak mengerti dengan ucapan Rasya membuat Ara hanya diam
"Kita bakalan pacaran, dan kalau itu sampai kejadian. Itu artinya gw menang, dan lo mesti siapin diri buat gw kawinin setelah lo lulus SMA, deal?" lanjut Rasya.
Kembali Ara dibuat bingung dan juga senang, mungkin.
"Lo diem, kata orang kalau cewek ditanya dan ngga jawab itu artinya dia mau. Oke gw anggap kita deal" Rasya kembali melanjutkan dengan senyum yang makin lebar "Sekarang lo masuk sana, gw mau balik"
Ara hanya mengangguk sebagai jawaban dan berbalik untuk masuk ke dalam rumahnya dengan otak yang masih kosong akibat Rasya dan taruhan asal mereka tadi.
"Sudah pulang Ra, teman kamu mana? Tadi pergi sama teman kamu kan?" suara Marina, ibu Ara menyambutnya ketika Ara sudah sampai diruang tamu rumahnya
"Mah, Ara boleh nikah muda ngga?"
"Hah?" dan hanya seperti itu respon dari Marina yang bingung kenapa anak tertuanya tiba-tiba membicarakan soal pernikahan
***
Seperti biasanya saat guru menjelaskan materi didepan kelas, Ara salah satu dari banyaknya siswa yang berusaha mati-matian untuk tidak mengantuk. Saat ini Ara berusaha dengan sangat agar matanya tidak terpejam.
Sangat berbeda dengan Salwa, jelas satu-satu nya sahabat Ara ini berbanding terbalik. Bukan hanya mendengarkan, tapi Salwa juga mencatat materi yang menurutnya penting.
Dan catatan itu tentu bukan hanya untuk dirinya saja, tapi untuk Ara juga yang langganan menyalin jika sewaktu-waktu guru mereka minta untuk para murid mengumpulkan catatan para siswa.
Salwa memang penyelamat untuk Ara.
Dalam hati Ara masih sibuk memaki-maki Rasya dan taruhan asalnya semalam. Kalau tuh cowok cuma ingin mengerjainya, berarti dia sukses karna hampir sepanjang malam Ara tidak bisa tidur karna memikirkan cowok kurang ajar tapi ganteng itu, kampret memang
Saat mata Ara rasanya sudah tidak kuat terbuka, ponsel di saku kemejanya bergetar memaksa untuk diperhatikan. Ada chat dari Rasya disana
Ganteng Tapi Sinting
Liat jendela, bentar lagi gw lewatBiar apa?
Ganteng Tapi Sinting
Biar mata lo seger abis liat yang gantengNjs!
Tapi tak urung Ara menoleh juga ke jendela kelasnya, dalam hati dia malu sendiri karna responnya untuk Rasya tadi dan tindakannya sekarang tidak kompak
Tidak lama benar saja Rasya dan beberapa temannya lewat di depan kelasnya, cowok itu berjalan sedikit lambat yang menyebabkan posisinya jadi dibelakang. Mata hitamnya menyapu isi kelas, mencari sosok Ara disana.
Dan setelah ditemukan, senyum cowok itu terukir jelas. Jalannya sengaja diperlambat, mata Rasya dan Ara bertemu, saling tatap satu sama lain. Sampai akhirnya Rasya mengedipkan sebelah matanya, membuat Ara memutuskan kontak mata mereka. Jantung Ara berdetak cepat
Ganteng Tapi Sinting
Ecie saltingMembaca chat dari Rasya membuatnya malu setengah mati. Kenapa cowok itu bisa tau apa yang dirasakannya?
Apa segitu terlihatnya? Kalau iya, Ara mau ke laut aja sekarang. Mau ngubur diri dipasir biar ngga ketemu sama Rasya lagi
***
Salwa kembali dibuat takut oleh kelakuan teman sebangkunya. Wajah temannya ini memerah tanpa alasan jelas, bahkan merahnya sampai ke telinga
"Lo sakit ya?" tanyanya untuk memastikan
"Hah?" hanya itu jawaban yang Salwa dapat, yang membuat Salwa mengulang pertanyaannya. Dan dijawab gelengan dari Ara
"Kok kelas sepi?" sambung Ara lagi
"Udah bel istiahat ya Ra, kuping lo mesti dibersihin" Salwa geleng kepala dengan kelakuan sahabatnya ini
"Lah lo ngapain masih disini kalau udah istirahat?"
"Emang susah punya temen ngga tau diri, gw nungguin lo biar kita kekantin bareng" Salwa mencoba untuk menahan tangannya yang gatal ingin menjambak lawan bicaranya
"Ngga ngga, gw mau dikelas aja" respon Ara heboh, dan sekarang wajahnya semakin memerah. Mungkin temannya ini benar-benar sedang sakit
"Iyaudah gw ke kantin. Mau sekalian gw mintain obat demam ngga di UKS, muka lo merah banget dari tadi" Bukannya menjawab, Ara malah heboh mendorongnya menjauh.
Lagi-lagi Salwa kekantin sendiri hari ini. Saat baru masuk kekantin, langkahnya di hadang oleh seorang cewek "Lo Salwa anak X-b kan?"
"Iya? Kenapa ya?" Salwa tidak kenal cewek dihadapannya ini, tapi yang pasti mereka satu angkatan karna lambang kelas X yang ada dilengan seragamnya
"Nih ada titipan buat lo" kata cewek tadi sambil menyodorkan sekotak makanan padanya, setelahnya cewek itu berjalan keluar kantin. Salwa membuka makanan itu dan melihat ada notes yang tertempel disana
Jangan telat makan lagi
Jangan bikin gw khawatir lagi
Jangan sakit lagi cantik
Senyum seketika terbit diwajah Salwa, dia tau siapa pengirim makanan ini meskipun tidak ada identitas di notes tersebut. Cowok itu selalu sukses membuat jantungnya berdetak tidak normal.
Salwa akhirnya kembali ke kelas, tidak melanjutkan ke kantin karna memang dia sudah mendapatkan apa yang dia cari. Makanan yang Topan berikan lebih banyak dari porsinya, jadi Salwa akan membaginya dengan Ara nanti
Langkah Salwa kembali di hadang saat dia sampai dilorong kelas. Jantungnya kembali berdetak dengan tidak nornal, tangannya berkeringat panik.
Putri berdiri tepat dihadapannya sambil membawa gelas plastik berisi minuman.
"Di kasih makanan apa sama Topan, Sal?" nada suaranya terdengar ramah, berbeda dengan sorot matanya
"Mau apa kamu put?" jawab Salwa mencoba tenang
"Ngga usah galak-galak" Putri maju selangkah, memperhatikan wajah Salwa lekat "Ngga cocok sama muka lo!" tangan Putri mencengkram kencang pipi putih Salwa
Sekarang Salwa sudah tidak bisa lagi menutupi rasa takutnya, tangannya bergetar menahan takut, sedangkan matanya sudah mulai memerah ingin menangis
"Topan kayaknya lupa kasih lo minum" Putri memperhatikan makanan yang dipegang Salwa dengan hati kesal
"Jadi gimana kalau gw aja yang kasih lo minum" Putri mengangkat minuman yang dipegangnya ke atas kepala Salwa. Resflek Salwa memejamkan matanya, yakin sebentar lagi air dalam gelas itu akan mengguyur rambutnya
Byuur
***
Ada typo ngga si?
KAMU SEDANG MEMBACA
Ara & Salwa
RomanceBagaimana jika kalian harus memilih antara sahabat atau cowok yang kalian suka? Mana yang kan kalian pilih? Ara dan Salwa dihadapkan dengan pilihan itu, mereka harus memilih mempertahankan persahabatan yang telah mereka miliki, atau memilih untuk be...