Salwa

25 3 0
                                    


Seperti anak remaja pada umumnya, aku selalu menceritakan apa yang terjadi pada ibuku, termasuk soal Topan yang tiba-tiba bilang suka tadi siang di ruang UKS. Aku kira ibu akan meledekku seperti biasa, tetapi semoga kali lain.

"Mah, tadi di sekolah Topan nembak aku" ibuku yang saat itu sedang duduk sambil nonton sinetron langsung menoleh kesamping dan memperhatikan ku.

"Kamu sendiri mau ngga pacaran sama Topan?" tuh kan malah nanya balik. "Ngga tau, cuma aku tuh suka tau-tau deg-degan kalau lagi sama Topan"

"Cie anak mamah"

"Maaah, aku serius nih. Aku mesti jawab apa ke Topan?"

"Lho kok nanya mamah, kan yang punya perasaan kamu, yang jalanin nantinya juga kamu sama Topan, bukan mamah."

Ya, mamah benar. Harusnya soal seperti ini aku tidak tanya ke orang lain seperti ke mamah atau Ara karna aku sendiri nanti yang akan menjalaninya.

Aku melihat ibuku bangkit dari duduknya, saat didepanku beliau berhenti sambil mengusap kepala ku lembut "jangan samakan pertanyaan Topan kaya pertanyaan guru kamu di sekolah Sal. Cinta itu beda, kamu perlu tau dulu orang seperti apa yang cinta sama kamu dan apa perlu kamu balas cinta orang itu"

Setelah mengucapkan itu, ibu masuk ke kamarnya. Mendengar ucapan ibu membuatku berfikir apa perlu aku balas perasaan Topan?

Dering telfon membuat lamunanku buyar, dari Topan.

"Halo Sal?"

"I..ya ada apa Pan?"

"Lagi sibuk ngga Sal?"

Sibuk Pan, sibuk nyari jawaban buat pertanyaan lo yang bikin gw deg-degan "Engga kok, kenapa?"

"Nggapapa sih, cuma mau bilang aja kalau lo ngga usah buru-buru kasih jawaban ke gw. Gw nggapapa kok nunggu."

"Oh oke"

"Besok gw jemput lagi ya Sal, mau kan?"

"Ngga usah Pan, gw berangkat sendiri aja besok" hei, jangan kalian pikir ini jawaban jujur. Kalian tau kan kalau cewek bilang 'ngga' itu artinya 'iya'?

"Gw bakal tetap jemput lo besok. Jangan berangkat sendiri Sal, nanti lo malah buat gw kepikiran"

"Oke"

"Nah gitu dong, iyaudah gw matiin ya telfonnya. Langsung tidur ya Sal, Bye cantik" Ya Tuhan... apa tadi Topan bilang? Cantik? Duh kuatkan jantung hamba Tuhan.

***

Bukan hanya menjemputku, Topan juga mengantar ku sampai kelas dan duduk dibagku Ara yang tempatnya disampingku. "Kok lo ngga ke kelas lo?" tanyaku bingung

"Gw temenin lo sampai Ara dateng, boleh?" Topan malah bertanya balik

"Ya boleh si"

"Hai pan" aku dan Topan spontan menoleh ke arah suara yang memanggil Topan. Putri? Salah satu cewek yang menurut ku cantik itu memang sekelas denganku. Asal kalian tau, selain cantik putri juga cucu dari pemilik sekolahku. Melihatnya yang bukan hanya cantik tapi juga dari keluarga berada mungkin tidak berlebihan jika dia memiliki kehidupan yang sesuai dengan namanya itu.

"Oh hai Put"

Putri duduk dibangku yang ada di depan meja Topan "Semalem kemana? Kok chat gw ngga dibalas?"

Topan di chat Putri? Apa mereka dekat ya?

Tapi wajar sih kalau Topan tuh dekat dengan Putri, secara Putri cantiknya ngga ketolongan, apa malah mungkin malah mereka sempat juga?

"Iya sorry, gw semalam gw nelfon Salwa soalnya" Topan menjawab sambil menoleh dan tersenyum padaku. Ya Tuhan kuatkan jantung hamba.

"Oh gitu" kali ini Putri juga jadi menoleh dan memperhatikanku. Perlu kalian tau, cara Putri memperhatikan ku tidak sama seperti Topan.

Ujung matanya menarik kesamping dan itu diperhatikan seperti itu membuat aku tidak nyaman, Putri jadi kaya macan betina kelaparan yang melihat ayam kate dan akan menerkamnya.

Aku mengalihkan pandangan ku dari Putri dan lebih memilih mambalas tatapan Topan yang lebih bersahabat. Tapi sedetik kemudian aku tau bahwa tatapan milik Topan lebih bahaya buat jantung.

"Lo ngapain nelfon Salwa Pan? Mau minta diajarin sama Salwa?" Putri kembali bersuara

"Bukan urusan lo Put" ya benar, buakn urusan lo. Aku menjawab dalam hati, ngga berani kalau ngomong beneran. Takut dimakan.

"Emang bukan urusan gw sih, tapi kan kalau emang lo mau minta diajarin sama Salwa, gw juga mau ikutan. Biar bisa belajar bareng sama lo" wow, the power of cowok cakep, cewek kaya putri yang biasanya cuma mau nyalin pr jadi mau belajar.

"Boleh kan Sal kalau gw ikutan lo sama Topan belajar?" aku tidak bisa menjawab pertanyaan Putri karna memang semalam Topan menelfon bukan untuk itu.

Aku mesti jawab apa dong kalau gini?

Ara & SalwaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang