Salwa

21 2 0
                                    


Hai kalian, gimana kabarnya hari ini? Baikkah atau sebaliknya? Ara salwa balik lagi buat kalian, semoga kalian masih semangat buat baca cerita mereka ya. Karna mereka juga ngga sabar buat ketemu kalian di tiap chapternya. kalau kalian suka jangan lupa buat vote ceritanya ya.

***

Sekarang aku yakin bahwa apa kata Ara benar, ada yang tidak beres antara Kak Rasya dan Topan. Sikap Kak Rasya yang langsung pergi saat Topan datang padahal jelas bahwa barusan dia sudah nyaman duduk di samping Ara.

Dan Topan yang meski tidak bicara apapun saat ada Kak Topan tapi kedua tangannya yang mengepal di sisi tubuhnya, jika aku tidak tepat disamping Topan mungkin juga aku tidak akan memperhatikan hal itu.

Setelah Kak Rasya pergi, aku tidak tahan untuk tidak menggenggam tangan Topan yang masih terkepal "Lo kenapa?" tanya ku memastikan

"Nggapapa, cuma reflek aja"

"Reflek pingin nonjok Kak Rasya?" pertanyaan bercanda ku ternyata membuat Topan gelagapan, sepertinya Topan salah jawab

"Hah apaan? Ngga lah Sal" kata Topan sambil mengusap tengkuk belakangnya "Udah ngga usah dibahas. Mending makan aja tuh kaya Ara" Topan menunjuk Ara yang memang sedang serius makan nasi goreng kesukaannya.

Benar, Ara makan lahap banget, apa iya segitu nikmatnya nasi goreng itu?

"Lo mau makan apa Sal"

"Nasi goreng kaya Ara" jawabku, melihatnya sangat lahap aku jadi kepingin juga.

"Oke bentar, biar gw yang pesenin"

"Eh emang nggapapa?" tanya ku memastikan.

"Nggapapa, lo duduk aja situ sama Ara" aku hanya mengangguk sebagai jawaban dan Topan segera pergi ke penjual nasi goreng.

"Lo liat tadi Topan sama Kak Rasya aneh banget ngga sih Ra?"

Ara yang aku tanya diam dan masih fokus ke piring nasi gorengnya yang hampir tandas. Aku lupa kalau Ara sedang makan sebaiknya tidak di ajak bicara, percuma.

Sebelum Topan kembali, Ara selesai dengan nasi gorengnya yang sudah licin tandas. "Nah bahas soal itu, Rasya pernah tau-tau nongol didepan rumah gw dan bilang kalau gw ngga boleh cerita ke siapa-siapa soal dia ribut sama Topan"

"Kenapa emang?" tanyaku

"Bahaya katanya" jawaban Ara ngga menjelaskan apapun, bahaya apa maksudnya?

"Jangan tanya gw bahayanya gimana. Topan ngga jelasin apa-apa" Ara membuatku makin bingung dan penasaran.

Obrolanku dengan Ara tak bisa dilanjutkan karna Topan sudah kembali dengan nasi goreng pesananku dan makanannya sendiri "Makasih ya Pan" jujur perlakuan Topan membuatku hati ku menghangat, karna bukan hanya senyumnya tapi sikapnya pada cewek juga manis.

"Sal, gw duluan ya ke kelas ya. Tugas sejarah punya lo belum selesai gw salin soalnya"

Kalian tau kalau Ara bohong? Jelas-jelas pelajaran sejarah sudah lewat tadi, dan tugasnya pun sudah dikumpulkan "Dah Sal. Pan, gw duluan ya"

Topan hanya mengangguk karena mulutnya penuh makanan. Lagi-lagi Ara meninggalkan ku berdua sama Topan, apa segitu semangatnya Ara cari tau masalah Topan dan Kak Rasya?

Saat makan aku dan Topan sama-sama diam, tidak ada yang berniat membuka obrolan. Tapi saat sudah selesai dan Topan masih diam, aku tidak tahan "Pan, lo kenapa diam aja dari tadi?"

"Nggapapa Sal, cuma gw kayanya kekenyangan makanya jadi diam dongo gini. Lu tau kan istilah lapar galak kenyang bego?"

"Iya tau. Bukan gara-gara ada Kak Rasya tadi?" aduh kan kelepasan

"Balik kelas yu Sal, udah sebentar lagi bel" kalian lihat? Topan tidak menjawab pertanyaanku dan malah sudah bangkit dari kursinya berjalan duluan keluar dari kantin.

Lah ditinggal. Apa aku salah ya bertanya seperti itu? Apa masalah antara Topan dan Kak Rasya segitu besarnya sampai Topan jadi sesensitif ini?

Aku berusaha mengejar langkah Topan yang memang lebih lebar dari ku, sampai di belokan tangga kelas tanganku ditarik seseorang dengan keras.

Putri. Mau apa dia?

"Hai Sal" dia tidak menyapaku dengan nada ramah, tapi dengan nada yang bikin orang yang mendengar emosi.

"Ada apa ya Put" aku tidak ingin berbasa-basi dengan cewek ini, buang-buang waktu saja.

"Benar lo pacaran sama Topan?"

Oh jadi gara-gara Topan, aku malas menjawab Putri "Sorry Put, gw mau balik ke kelas" kataku sambil menarik tangan yang masih dicekal Putri.

Tapi ternyata dibalik wajah yang cantik itu ternyata tenaga Putri lumayan juga "Gw cuma mau ingetin ke lo Sal. Jauhin Topan, atau gw bakalan bikin lo ngga betah disekolah ini" selesai dengan kalimatnya, Putri melepaskan tanganku.

Aku tidak membuang kesempatan untuk pergi dari hadapan Putri sebelum dia melakukan sesuatu yang lebih menyeramkan. Tapi sebelum aku benar-benar pergi, Putri mamanggilku dan yang bodohnya aku malah menanggapi panggilannya "Jangan bilang sama teman lo yang sok cantik itu, atau gw bakaln bikin dia dalam masalah juga"

Apa-apaan si Putri, dia mengatakan kalimat tersebut dengan suara yang sangat manis di dengar tapi kata-katanya berhasil membuat ku bergidig ngeri. Aku tidak ingin Putri tau kalau aku terpengaruh dengan ucapannya dengan sok berlagak tenang, tapi tidak bisa. Kaki ku tidak bisa diajak kompromi, aku sedikit berlari menjauhi Putri dan segera ingin sampai ke kelasku.

Ya Tuhan, aku cuma pingin sekolah dengan benar dan lulus dengan nilai baik. Aku tidak pernah mencari masalah apapun atau dengan siapapun, tapi kenapa sekarang malah masalah itu sendiri yang datang mencariku?

Ara & SalwaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang