Karena gue tau, nyerah pun percuma.
-VinoAlrio.
Kring!!
Bel istirahat berbunyi, semua siswa-siswi berhamburan keluar. Ada yang menuju kantin, toilet, ke lapangan basket dan perpustakaan. Begitupun dengan Syasya, ia sekarang berencana ke perpustakaan untuk meminjam buku sejarah.
Syasya menolak ajakan cowok itu ke kantin. Karena satu alasan, yaitu Syasya sedang ingin ke perpustakaan untuk meminjam buku sejarah kemudian menyalinnya di rumah.
Di perpustakaan hanya ada anak kutu buku yang setiap hari langganan ke sini. Syasya memilih buku mana yang akan ia pinjam, saat ingin mengambil buku pilihannya, seseorang memegang pundaknya. Syasya refleks mengumpat karena terkejut.
Syasya membalikkan badannya. Terkejut. Kata itulah yang menggambarkan ekspresinya sekarang. Ia berhadapan dengan Vino, mantan pacarnya.
Vino menyunggingkan senyuman, "Nyari buku sejarah juga, Sya?"
Syasya masih diam, ia sangat jarang sekali melihat Vino di sekolah ini. Kalaupun lihat, ia akan seperti ini, bergeming. Mata itu, sangat teduh sehingga membuat Syasya tak ingin mengalihkan pandangannya ke Vino.
Vino mengernyit bingung tatkala melihat Syasya diam, "Kamu kenapa, Sya?"
Syasya membuyarkan lamunannya, ingat, Sya. Lo udah punya Aksa. Batinnya.
"Gapapa, tadi lo bilang apa?"
"Kamu nyari buku sejarah juga?"
"Iya. Lo juga, Vin?"
"Iya, aku disuruh juga."
"Yaudah, barengan aja."
Vino hanya mengangguk sebagai jawaban. Syasya mencoba menggapai buku di rak paling atas, namun tak sampai karena raknya terlalu tinggi, ia menginjit namun kakinya menyenggol kaki lain. Sehingga membuat ia oleng, Vino dengan sigap memegang Syasya agar tidak jatuh. Sehingga wajah mereka sangat dekat.
Aksa sudah sampai di depan perpustakaan karena sebelum ke kantin Syasya bilang ke cowok kalau dirinya sedang berada di perpustakaan. Saat Aksa masuk, langkah kakinya terhenti, ia melihat Syasya dengan Vino dalam adegan yang terbilang romantis.
Cemburu? Ya. Aksa memang cemburu. Ia tidak ingin ada seseorang yang menyentuh pacarnya. Dan Vino? Dia anak baru sekaligus teman Aksa. Berani sekali ia menyentuh miliknya.
Yang milik gue, bakal selalu milik gue. Kalaupun lo pergi. Gue gak bakal rela.
Brugh!!!
"Bisa-bisanya lo nyentuh cewek gue. Mau mati lo hah!?!" ucap Aksa penuh emosi yang menggebu-gebu.
Vino mengelap sudut bibirnya yang berdarah "Slow bro, gue habis tolongin Syasya. Dia hampir jatoh, makanya gue tangkep." kemudian Vino berdiri lalu berlalu keluar.
"Maa-fiinn aa--kuu, Sa."
"Lain kali jangan diulang, aku gak suka kalo kamu disentuh orang lain. Karena kamu milik aku, dan bakal selalu jadi milik aku."

KAMU SEDANG MEMBACA
FEELING
Teen FictionTAMAT. (Tersedia dalam versi ebook) Kehidupan tidak ada yang tau, pun dengan perasaan. Seseorang yang baik tidak akan selalu baik, seseorang berpotensi berubah, selalu begitu. Menyakitkan saat terlalu berharap, lebih-lebih ke manusia. Dan juga, sem...