6# Sakit.

143 46 4
                                    

Cinta tak harus memiliki, namun semua hati butuh pemilik.
***

Setelah sampai di rumah sakit, dan dengan segera perawat yang ada disana langsung turun tangan. Sementara Aksa tidak diperbolehkan masuk. Aksa lalu menunggu diluar dan segera menelepon mama Syasya.

"Tantee,---"

"......."

"Syaaasyyaaa.... Maa--sukk rumah sakit."

"........"

"I--yaa tante, di rumah sakit Soedikno."

Aksa langsung menutup sambungan telepon itu dan membuang nafas kasar. "Sya, lo kenapa? Baik-baik aja ya."

Akhirnya Mama Syasya datang, Mama Syasya menanyakan ini dan itu kepada Aksa. Terlihat dari raut wajahnya, ia amat sangat khawatir.

"Kok bisa sih, Aksa?"

"Syasya gapapa kan? Jangan bikin tante khawatir."

"Tadi pas Syasya mau pulang dia langsung jatuh gitu aja. Saya gak tau kenapa, tante."

Mama Syasya terlihat sangat panik, ia menggigit kukunya sendiri, tak lama setelah itu, Dokter pun keluar dan Mama Syasya diperbolehkan masuk kecuali Aksa.

Aksa mengacak rambut ftustasi, ia memaki-maki dirinya sendiri . Rasanya ia bersalah atas apa yang menimpa Syasya. Akhirnya Mama Syasya keluar, wajahnya sembab, matanya merah.

"Tante, kata Dokter Syasya sakit apa?"

"Ga--papa kok sayang, kata dokter, Syasya harus dirawat dulu."

Aksa pamit pulang karena sudah mau sore, setelah sampai di rumah, ia langsung memberitahukan Andini kalau Syasya masuk rumah sakit. Andini tampak terkejut dan berencana untuk menjenguk Menantunya itu. Ralat.

***

Di sekolah, Aksa sangat tidak bersemangat, pasalnya ia selalu kepikiran dengan Syasya. Ia tidak tau semakin hari ia semakin jatuh hati pada Syasya, sejak kapan perasaan itu muncul, Aksa harap ini yang terbaik.

Di jam istirahat pun Aksa hanya ke kantin tapi tidak memesan makanan, ia hanya duduk saja di kursi kantin. Tak tau harus melakukan apa. Rasanya.... hampa.

"Oi bro, kenapa lo? Kusut amat muka lo." ucap Ray. Tepatnya Ray Andrew Hanira. Ray lalu duduk di sebelah Aksa, Aksa yang sadar mereka datang langsung menatap mereka malas.

"Entah lo bro, perlu gue setrika tuh muka?" ucap Vino.

"Apasih lo berdua, ngebacot mulu, gue lagi kepikiran Syasya bego."

"Yaelah, masalah cewek ya? Tumben banget lo, biasanya lo anti banget masalah beginian." ucap Ray.

Vino tampak terkejut, bagaimana mungkin teman barunya itu bisa mengenal Syasya?

"Syasya emangnya kenapa?" Tanya Gaga dan Wirnasa bingung.

"Dia masuk rumah sakit."

"Kok lo tau?" Ucap Vino curiga, "Lo.. kenal dia?"

Aksa menatap Vino beberapa detik kemudian tertawa, "Kan kita sekelas." Ray dan Wirnasa mengangguk-angguk setuju.

"Gue ke toilet dulu." Vino segera beranjak dari tempat ia duduk dan pergi meninggalkan teman-temannya itu. Aksa tentu menatap kepergian Vino, temannya itu sungguh aneh.

"Syasya sakit, ya?" Tanya Ray. Tiba-tiba Wirnasa menyikutnya, "Ya iyalah bego. Kalau dia masuk rumah sakit itu tandanya dia lagi sakit."

"Iya, dia sakit. Gak tau kenapa kemaren sore dia pingsan gitu aja. Kata mamanya gak kenapa-kenapa. Tapi dia harus dirawat dulu.

FEELINGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang