Aku tidak ingin terjatuh lagi di lubang yang sama untuk yang kedua kali.
-Syasya Ananda.***
Vino's POV.
Semenjak hari itu, Syasya menjauh. Entah apa penyebabnya, dia selalu menghindari gue.
Gue pun bingung, gue gak tau letak kesalahan gue dimana. Setiap kali gue ketemu dia, dia selalu menghindar dan bersikap acuh.
Kenapa dia gak pernah mengerti?
Ternyata gini ya rasanya mencintai tanpa dicintai. Mungkinkah ini yang dinamakan karma?
Rasa penyesalan itu masih ada, sekarang gue ingin menebusnya dengan cara mencintai Syasya lagi, kita ulang dari awal, dari kita saling gak kenal, kemudian perasaan cinta itu muncul, dan berakhir dengan kita jadian.
Bisakah kita bersama lagi?
Sekarang. Benar kata pepatah, senjata makan tuan.
Adakalanya kita yang menyakiti pasti akan di sakiti.
Adakalanya kita yang di sakiti pasti akan menyakiti.
Sebesar itukah kesalahan gue?
Apa mungkin cara terbaiknya yaitu lupakan, lalu pergi?
Atau, berjuang kemudian di sakiti, dan akhirnya pergi.
Sama saja kan?
Lebih baik gue memilih yang kedua, karena gue gak mau melupakan Syasya, gue hanya pergi, berharap berharap Syasya akan mencari.
Ah, sudah. Gue terlalu pandai merangkai kata-kata, namun gak terlalu pandai dalam hal berbicara.
***
Syasya terbangun dari tidur siangnya, ia tertidur karena kelelahan akibat mengantri untuk membeli tiket premier film Dilan yang akan tayang hari ini, untung saja ia mendapatkan tiketnya.
Film ini baper sekali, kata-katanya sungguh puitis dan melankolis, siapapun yang menontonnya pasti akan tertawa dan baper sendiri.
Kata-kata Dilan yang Sangat Syasya senangi, 'Jangan rindu, berat. Kau tak akan kuat, biar aku saja.'
The power of rindu.
Ada juga yang seperti ini, 'Aku tidak ingin mengekangmu, terserah. Bebas kemana engkau pergi, asal aku ikut.'
Dan, 'Cemburu itu hanya untuk orang-orang yang tidak percaya diri, dan sekarang aku sedang tidak percaya diri.'
Si tukang ramal, anak geng motor, suka gombal, pintar. Semua hal yang ada di diri Dilan, Syasya suka.
Nanti malam, jam 9 Syasya akan ke bioskop untuk menonton film Dilan sendirian. Entah mengapa saat Vino mengucapkan itu, Syasya jadi seperti ini. Apa mungkin Syasya belum bisa melupakan Aksa?
Bukan hanya itu, Syasya takut, jika ia mencintai Vino untuk kedua kalinya, ia takut akan jatuh ke lubang yang sama untuk kedua kalinya.
Setelah sampai di depan Bioskop, Syasya melirik sekelilingnya, disini banyak sekali pasangan remaja yang akan menonton Dilan, sementara ia sendirian. Syasya menghembuskan napas pasrah, malam ini ia harus sendiri tanpa ditemani oleh Vino.
KAMU SEDANG MEMBACA
FEELING
Fiksi RemajaTAMAT. (Tersedia dalam versi ebook) Kehidupan tidak ada yang tau, pun dengan perasaan. Seseorang yang baik tidak akan selalu baik, seseorang berpotensi berubah, selalu begitu. Menyakitkan saat terlalu berharap, lebih-lebih ke manusia. Dan juga, sem...