Yang kamu lakukan membuat hatiku sakit.
-SyasyaAnanda.***
Hari ini Syasya dan Dira berencana untuk pergi keluar, mereka kini sudah sampai di depan mall yang besar, Syasya memakai T-shirt berwarna putih polos yang di balut dengan jaket kulit warna merah maroon serta jeans dan dipadankan dengan sepatu bermrek vans.
Sedangkan Dira memakai kaos warna merah maroon dengan di balutkan jaket warna hitam dan lepis pendek se paha lalu dipadankan dengan sepatu berwarna putih.
Mereka berdua melangkah masuk. Saat masuk mata Dira tertuju pada satu toko, yaitu toko kamera. Dira menunjuk toko tersebut, Syasya yang tau itu adalah sebuah kode... Ia hanya mengangguk. Mereka berdua menuju ke arah toko kamera itu.
Berbagai macam kamera disini, ada yang mulai dari ukuran besar, sedang hingga kecil dengan berbagai macam mrek. Seperti, Canon, Sony, Go-pro, Bo-pro, Kodak, Olympus, Panasonic, Nikon dll.
Mereka berdua terkagum-kagum melihat berbagai macam kamera warna warni ini. Saking kagumnya, Dira dan Syasya mengambil salah satu kamera dan menyuruh salah satu karyawati disini untuk memfoto mereka berdua, seolah-olah mereka baru membeli kamera.
Setelah puas berfoto-foto, mereka meletakkan itu ke tempat semula.
"Jadi di beli, mbak?" ucap karyawati setelah menyodorkan ponsel milik Dira.
"Kii-taa lihat-lihat dulu mbak. Kapan-kapan di beli deh... Hehehe." Dira menggaruk tengkuknya menahan malu, Syasya pun begitu.
Karyawati itu hanya menggeleng kepala lalu pergi meninggalkan mereka berdua. Mereka menghembuskan napas lega. Untung karyawati tadi tidak marah.
Dengan perasaan yang sangat malu, mereka pergi keluar dari toko ini.
"Anjir, malu gue. Lo sih, pake ngajak kesana terus minta foto." cibir Syasya sambil menatap sinis.
Dira menatap Syasya dengan tatapan bingung, "Bukannya lo yang antusias banget. Lo juga salah, kenapa lo mau."
Syasya memalingkan wajah karena enggan menatap Dira. Dira juga memalingkan wajahnya, melihat ekspresi Dira yang juga memalingkan wajah, Syasya malah menghembuskan napas kasar, yang Syasya harapkan adalah Dira meminta maaf duluan. Untuk menghilangkan moment awkward ini, Syasya memberanikan untuk meminta maaf.
Syasya menyenggol lengan Dira berharap Dira memalingkan wajahnya menghadap ke Syasya, namun Dira masih bersikukuh, ia tak ingin menatap Syasya.
"Ish, jangan ngambek lah. Gue minta maaf, Dir." ucap Syasya dengan wajah memelas. Namun Dira belum mau berpaling ke arah Syasya.
"Dira, jangan gitu lah. Gue kan cuma bercanda." kali ini bisa di pastikan suara Syasya bergetar, menandakan bahwa ia menahan tangis.
Dira yang melirik Syasya hanya tersenyum, "Gue juga bercanda kali. Hahahaha. Komuk lo lucu banget njirr." Dira tertawa sambil memegangi perutnya yang kram.
Syasya melirik sinis, "Gue kira beneran, emang dasar lo ya." Syasya meninggalkan Dira sendirian, ia berlalu pergi sambil sekali-kali mengumpat tanpa suara.
"Eh, tungguin gue elah." celoteh Dira yang ngos-ngosan karena mengejar Syasya.
Akhirnya Dira bisa menyamai langkah kaki Syasya, mereka berdua menuju ke penjual es krim.
"Pak, es krimnya dua. Rasa vanilla." tutur Syasya ke bapak itu.
Bapak itu hanya mengiyakan perkataan Syasya lalu mengambil corn dan meletakkannya di tempat yang disediakan, kemudian ia menekan tombol lalu keluarlah es krim dan masuk ke dalam corn.

KAMU SEDANG MEMBACA
FEELING
Ficțiune adolescențiTAMAT. (Tersedia dalam versi ebook) Kehidupan tidak ada yang tau, pun dengan perasaan. Seseorang yang baik tidak akan selalu baik, seseorang berpotensi berubah, selalu begitu. Menyakitkan saat terlalu berharap, lebih-lebih ke manusia. Dan juga, sem...