Aku sudah berhasil melupakanmu, namun kau masih menaruh hati lebih untukku. Jika kau hanya akan datang untuk memberikan luka yang sama, jangan datang ke kehidupanku lagi.
***Author POV.
Minggu ini Syasya berencana membeli novel terbaru di GM. Ia memilih-milih novel yang baru terbit minggu ini sambil membaca sinopsis atau blurb di belakang novel, setelah memilih novel ia menuju kasir dan membayar.
Syasya berjalan ke parkiran dan tak sengaja melihat seseorang yang terasa familiar sekali. Dia adalah.....
Vino.
Satu nama yang sangat Syasya rindukan keberadaannya. Orang yang selalu ada untuknya, orang yang selalu siap menyiapkan pundak di saat Syasya menangis, orang yang selalu hangat bila dipeluk, orang yang selalu membuat Syasya bahagia dan sekarang, orang itulah yang membuat Syasya kecewa.
Cowok itupun sama terkejutnya seperti Syasya, mata mereka saling mengunci seolah-olah mereka sedang menyampaikan pesan 'tetap disini, saling menjaga, jangan pergi'
Mereka berdua mematung, tak bisa mengungkapkan kata-kata lagi, dan kini kerinduan itu terobati. Kerinduan yang amat-sangat dalam. Vino mengelus-ngelus rambut Syasya.
Setelah melepas rindu, mereka berdua saling menatap dengan tatapan hangat, tatapan inilah yang saling mereka rindukan satu sama lain.
"Kamu apa kabar?" Vino mengucapnya dengan nada yang tulus sambil tersenyum.
"Baik."
Hanya dengan obrolan seperti ini saja sudah mampu membuat mereka akrab. Seketika Syasya teringat tentang kejadian saat Vino memutusinya lalu meninggalkannya dengan cara yang menyakitkan.
Siratan bahagia di wajah Syasya kini memudar, bisa-bisanya Vino kembali dengan perasaan tanpa dosa. Vino yang melihat ekspresi wajah Syasya yang berubah langsung paham. Tujuan Vino adalah ingin menemui Syasya dan menuntaskan segalanya.
Syasya tidak tahan berlama-lama di dekat Vino, karena itu akan membuka kenangan yang selama ini telah ia kubur dalam-dalam. Syasya lalu meninggalkan Vino sendirian di depan toko buku. Kemudian ia hendak menaiki taksi yang kebetulan sedang parkir di dekat sana.
"Sya, tunggu dulu. Ada yang perlu aku jela--"
"Gue mau pulang, gue capek."
Syasya lalu menaiki taksi tersebut dan melaju meninggalkan Vino. Vino hanya melihat kepergian Syasya yang semakin jauh, "Maafin aku, Sya."
***
Di saat gue lagi butuh pundak lo, lo kemana? Di saat gue nangis gara-gara kenapa tampar bokap, lo kemana? Dulu pundak lo yang selalu jadi tempat buat berkeluh-kesah, dulu tangan lo yang selalu ngehapus air mata gue, sambil bilang "semua pasti baik-baik aja kok."
Tapi lo kemana? Lo ngilang. Dan disaat gue udah bener-bener ngelupain lo, lo malah datang? Hati gak sebercanda itu, Vin. Lo datang, kemudian ngelus-ngelus rambut gue. Lo gak merasa bersalah?
Dan lo bilang lo pengen nyelesain ini semua? Percuma, gue juga bakal kecewa, benci. Dan gue harap, lo gak usah hadir di hidup gue lagi.

KAMU SEDANG MEMBACA
FEELING
Novela JuvenilTAMAT. (Tersedia dalam versi ebook) Kehidupan tidak ada yang tau, pun dengan perasaan. Seseorang yang baik tidak akan selalu baik, seseorang berpotensi berubah, selalu begitu. Menyakitkan saat terlalu berharap, lebih-lebih ke manusia. Dan juga, sem...