#Kupu-Kupu

80 11 2
                                    


"Chou-chou, Sugawara-sama menunggumu!"

Seorang pelayan tergopoh membuka pintu geser dari kertas sebelum bersimpuh memberi hormat. Di baliknya, sedang berlutut seorang gadis dengan kimono berwarna merah tua berhiaskan bordiran berbentuk air mengalir dengan bunga plum yang cantik. Rambutnya dihias dengan hiasan rambut kupu-kupu dari giok, mutiara yang tergantung bergoyang pelan ketika dia mengangkat kepala. Matanya biru dengan hidung dan mulut mungil berlipstik tepat ditengah, membuatnya terlihat semakin kecil. Lehernya jenjang sementara kerah kimono yang longgar di tengkuk membuat garis lembut yang menggoda.

Mayumi tersenyum kecil sebelum berdiri perlahan dan berjalan menuju ruangan di mana pelanggan tetapnya menunggu. Geisha muda itu menyusuri lantai Okiya yang terbuat dari kayu, meninggalkan derit kecil ketika dia melangkah. Di sana dia dikenal sebagai Chou-chou, Geisha terbaik di Gion. Puluhan pejabat mengantri untuk melihatnya menari dan bermain alat musik, namun hanya Sugawara-sama yang menjadi penyokong terbesarnya.

"Selamat datang di Okiya, Sugawara-sama." Mayumi berlutut dan memberi hormat seanggun mungkin. Ketika dia mengangkat kepala, seorang pria berusia sekitar tiga puluh tahun tersenyum menatapnya, memakai jas yang sewarna dengan matanya yang hitam, selalu bisa membuat Mayumi menahan napas. Jantungnya berdetak kencang setiap kali Sugawara-sama datang dan memintanya memainkan lagu.

"Kemarilah," ajak pria itu mempersilakan Mayumi.

Gadis itu masuk lalu menutup pintu kertas sebelum berdiri dan berjalan menuju Sugawara-sama, sambil menyunggingkan senyum termanisnya. Senyum yang konon bisa membuat para pria kehilangan detak jantungnya. "Bagaimana saya bisa menghibur Anda malam ini, Sugawara-sama?"

Mayumi kembali berlutut memberi hormat, menundukkan kepalanya hingga ke atas tatami, pelan dan anggun, sebagaimana dia diajarkan selama bertahun-tahun. Walau dadanya bergejolak, dia tetap bersikap profesional. Walau hatinya ingin segera mengatakan setiap emosi yang tercurah, Mayumi tetap bungkam. Dia adalah seorang Geisha. Dirinya bukan miliknya pribadi, namun milik setiap pria yang bersedia menjadi penyokongnya. Aliran uang, perhiasan, kimono-kimono mahal, sebanding dengan setiap pertunjukan seni yang hanya dia berikan kepada sang patron, mungkin sesekali memberikan pelayanan ekstra bila itu berhubungan dengan ranjang. Namun, seorang Geisha tetaplah seorang penghibur. Perasaannya tidak penting, seluruh keberadaannya hanyalah untuk pria di hadapannya. Tidak peduli pria itu beristri ataupun tidak.

Mayumi mengangkat kepalanya, menunggu perintah. Pria bermata sipit itu menatapnya lekat, membuat detak jantungnya bertalu-talu. Namun Mayumi tetap tersenyum simpatik, menyimpan erat segala perasaannya dalam kotak.

"Chou-chou ... Mayumi-chan."

Napas gadis itu tertahan ketika Sugawara-sama memanggil nama kecilnya. Tidak pernah dia merasa namanya begitu indah didengar. Senyumnya goyah dan tangan yang terlipat rapi di atas paha mulai gelisah. Berapa lama dia menahan perasaan ini? Setahun? Lima tahun? Mayumi ingat pertama kali dia melihat Sugawara-sama datang ke Okiya, saat itu dia masih Maiko baru yang ceroboh. Pria yang mengikuti ayahnya menjamu para tamu telah menarik perhatian. Sebuah senyum malu-malu dia lontarkan dari sudut ruangan yang dibalas dengan tatapan hangat. Mayumi tahu, saat itulah dia sudah jatuh cinta pada pria itu. Tidak terkira betapa bahagianya dia ketika menerima hadiah-hadiah dari Sugawara-sama dan lebih bahagia lagi ketika pria itu menjadikannya Geisha utamanya. Tapi Mayumi menahan harapannya dalam dada, tidak boleh ada rasa lain atau itu akan merepotkan pria itu. Sugawara-sama harus menebusnya bila dia ingin membawa Mayumi keluar, membayar semua pelatihan selama bertahun-tahun dan biaya hidupnya. Belum lagi pandangan masyarakat tentang seorang pria yang memperistri seorang gadis penghibur. Baginya, cukup bila Sugawara-sama mendatanginya secara berkala, mereka dapat menghabiskan waktu bersama, berbincang, bermain musik, dan sepasang mata hitam itu mengamatinya menari. Dia tidak boleh berharap lebih.

"Mayumi-chan." Sugawara-sama menyentuh dagu gadis itu, agar memandangnya. "Hari ini hari terakhirmu di Okiya. Aku sudah menebusmu dari Kami-san. A-aku tahu, mungkin kamu tidak terlalu menyukaiku tapi, kurasa ini yang bisa kulakukan agar bisa bersamamu setiap hari, sepanjang hidupku. Aku ingin menikahimu ...."

Mayumi tertegun. Setetes air mata haru mengalir di pipinya.

___________________________
#BulanDuelNPC
Tema: Kupu-kupu malam
Genre: Romance
Waktu: 30 menit

Aku tahu temanya bukan satu kata. Tapi karena mengandung makna kiasan dengan satu kata, aku masukkan ke sini hahahahaha //alesan

One Word ChallengeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang