#Nihil

1.2K 119 38
                                    


Angga menatap kanvas di hadapannya, kosong, putih, nihil. Dia terdiam, mereka dan merasa, mencari warna untuk dilukisnya. Ini akan menjadi maha karyanya.

Dia menutup mata dan mengambil satu warna dari kotak cat. Dia ingin melukis kelahiran, kebahagiaan, hidup. Maka dia mencari warna merah sewarna darah dan kuning sewarna mentari fajar. Dia mengacak warna-warna itu di atas kanvas, melepaskan gairah dalam untuk melukis sang awal. Warna-warna itu semburat bagai api yang menyala.

Terus dan terus hingga dia merasa waktunya menambah getir dalam lukisannya. Diambilnya warna hijau pupus, dicorengnya kegembiraan dengan torehan tepat ditengah. Tak cukup, karena hidup menawarkan kesedihan, maka pelukis itu mengambil warna biru dan menuangkannya ke dalam gambar. Dia kembali menari, menyapukan pisau palet membentuk gumpalan-gumpalan warna yang menonjol. Kali ini dia lepaskan duka dan air mata dalam karyanya. Warna makin tercampur, garis-garis mengalir. Merah dan kuning kini beradu dengan gelap. Mereka bersinggungan membentuk bentukan nasib.

Angga terus menerus melemparkan warna demi warna. Satu per satu sesuai dengan makna, mencoba melukis kehidupan. Dia keluarkan seluruh imajinya, seluruh tubuhnya ikut hanyut dalam aliran masa hingga di akhir hari, ketika dia berhenti, dia menyadari bahwa kehidupan di kanvasnya telah berakhir.

Dengan napasnya yang terengah, dia menatap maha karyanya. Seluruh warna telah bercampur, menjadi warna hitam pekat dan kosong. Termangu, sang Pelukis pun diam. Sebelum kehidupan adalah nihil dan setelah kehidupan pun adalah nihil. Dia telah menyelesaikan lukisan terhebatnya.

End

Requested by Shireishou

One Word ChallengeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang