6. Mantan Siapa?

186K 9.8K 433
                                    

"Mantan itu masa lalu, dan lo masa depan gue."

Keano

***

Naomi bersama kedua sahabatnya, berjalan beriringan menuju kantin karena cacing di perut mereka sudah mengamuk sejak jam pelajaran pertama dimulai. Bel istirahat memang sudah berbunyi sejak lima menit yang lalu, tapi mereka baru saja keluar dari kelasnya karena tadi adalah pelajaran Pak Edi guru Matematika paling pelor sepanjang masa.

Kerjaan Pak Edi di kelas dengan santainya hanya memberi tugas habis itu dia tidur di meja guru. Mereka telat karena Pak Edi dengan mudahnya memberi ulangan dadakan yang membuat kepala pusing tujuh keliling. Dan membuat mereka telat untuk segera pergi ke kantin hanya karena ulangan dadakan itu.

Sepanjang jalan, Oki terus saja mendumel karena kuis dadakan yang diberikan oleh Pak Edi. Tidak habis pikir dengan guru yang satu itu, memberikan kuis dadakan seperti tahu bulat. Bayangkan saja!

Naomi dan Reina hanya menggeleng-gelengkan kepalanya melihat kelakuan sahabatnya yang satu itu yang terus mendumel tidak jelas disepanjang perjalanan sampai mereka sampai didepan pintu kantin.

Seperti biasa, kantin selalu ramai oleh penghuni Galaksi. Apalagi di meja paling pojok sudut kantin, biangnya sarang penyamun berkumpul disana. Siapa lagi kalau bukan Ken si pemimpin kegaduhan kantin yang menjadi most wanted Galaksi. Pojok kantin adalah tempat favorit bagi kaum adam. Selalu penuh dan berisik. Ada yang membawa gitar, ada yang membawa galon untuk dijadikan gendang, dan ada juga yang membawa panci yang sudah menghitam—yang dipinjam dari ibu kantin. Aneh memang, tapi begitu lah kelakuan mereka yang kadang membuat pengunjung kantin merasa terhibur sedikit.

"Duduk di sana yuk?" ajak Oki yang langsung di angguki oleh kedua sahabatnya.

"Gila tuh pacar lo Nom, baru masuk sekolah lagi udah rusuh aja!" ujar Reina menunjuk ke arah pojok kantin saat mereka sudah duduk di tempatnya.

Naomi menoleh dan melihat Ken disana. Ken juga melihat ke arah Naomi. Tatapan mereka bertemu. Ken berdiri dari kursinya dan menghampiri meja Naomi. Naomi yang melihat itu langsung salah tingkah sendiri, dia merasa jantungnya tidak bersahabat dengannya saat dia melihat Ken mendekat ke arahnya.

Ken duduk di samping kursi Naomi tiba-tiba. Naomi menoleh dan mendapati tatapan datar Ken. Naomi menghela napasnya, "Mau apa?"

Ken menggeleng dan masih menatap dalam Naomi. Naomi yang ditatap seperti itu menjadi tidak nyaman. Naomi mencoba mengalihkan pandangannya ke arah lain. Sedangkan Reina sedang mendengarkan lagu menggunakan earphone, dan Oki sedang memesan makanan seperti biasanya.

"Lo udah makan?" tanya Naomi menoleh melihat Ken yang masih menatapnya tajam.

Ken tidak menjawab. Dia terus menatap iris mata cokelat madu Naomi lekat-lekat membuat gadis itu salah tingkah. Naomi menghembuskan napasnya pelan, "Lo ngapain liatin gue, sih?" tanya Naomi merasa tidak nyaman di tatap seperti itu.

"Gue baru tau, mata lo bagus!" ujar Ken tapi tatapannya masih tajam, bibirnya juga tidak tersenyum. Masih menampilkan wajah datar andalannya.

Naomi terdiam. Barusan Ken memuji dirinya. Jika sekarang Naomi sedang ada di kamarnya di pastikan dia sudah lompat-lompat tidak jelas. Padahal Ken hanya bilang seperti itu saja. Ini pertama kalinya Ken memuji Naomi. Gadis itu tidak pernah mendengar mulut Ken mengatakan dirinya cantik. Hanya ucapan seperti ini yang baru dia dengar selama pacaran lima bulan dengan Ken.

Naomi menarik napasnya menstabilkan detak jantungnya. Dia tidak bisa menahan senyumnya lagi. "Iya dong! Banyak yang bilang mata gue bagus. Kata Oki, Reina, Dimas—"

Stay with MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang