8. Luka

164K 9.3K 74
                                    

Maaf luka yang kamu berikan belum bisa aku sembuhkan.

Stay with Me

***

Naomi dan teman-temannya berjalan menuju perpustakaan karena memang hari ini semua guru rapat, sehingga freeclass membuat seluruh siswa berteriak girang.

"Naomi?" panggil Oki yang berjalan di samping Naomi.

Naomi menoleh, "Apa?"

"Lo—putus sama Ken ya?" tanya Oki hati-hati. Di antara mereka bertiga, memang Oki yang paling kepo.

Reina yang mendengar pertanyaan Oki langsung menyenggol lengan temannya itu dan melotot. Mulut Oki memang tidak bisa ditambal, pasti bocor mulu kemana-mana.

Naomi hanya tersenyum samar kemudian mengangguk, "Iya."

"Kenapa?" Tanya Oki lagi yang langsung mendapat jitakan di kepalanya oleh Reina. Benar-benar mulutnya minta digunting nih si Oki.

"Kepo banget sih lo!" Sentak reina melotot ke arah Oki.

Oki mendelik, "Biarin, dih."

Naomi tak mengubris ucapan teman-temannya. Setelah sampai di perpustakaan, mereka langsung berhambur ke rak buku yang akan mereka cari. Naomi berjalan ke rak buku yang berisi novel-novel, sedangkan kedua temannya sudah entah kemana.

Naomi memilih buku apa yang akan ia baca sambil membaca judulnya, siapa tau ada yang menarik. Naomi mengambil novel dengan judul 'Jalan Menuju Cinta-Nya' serial novel islam remaja, rasanya ia tertarik untuk membacanya.

Naomi membuka lembaran-lembaran novel itu dan membacanya. Saat Naomi membalikkan badan ke belakang, ia tersentak kaget saat menubruk sesuatu. Naomi mendongak dan melihat seseorang yang sudah membuatnya kecewa di hadapannya, yang kini sudah resmi menjadi sang mantan. Siapa lagi kalau bukan Keano.

Naomi kembali membalikkan badannya dan memejamkan matanya sebentar beranjak dari sana. Tidak ingin lama-lama melihat Ken membuatnya kembali merasakan sakit. Baru saja melangkah, suara seseorang di belakang memanggilnya.

"Naomi." Panggil Ken menatap punggung Naomi.

Naomi menghentikan langkahnya, ia diam di tempat kembali memejamkan matanya dan mengigit bibir bawahnya kuat untuk menahan air matanya yang kapan pun bisa jatuh di pipi mulusnya saat melihat Ken.

"Naomi." Panggil Ken lagi saat Naomi masih diam di tempatnya, enggan untuk menatapnya sekarang.

"Lo mau ke mana?" Tanya Ken, refleks membuat Naomi menoleh tetapi tidak menjawab pertanyaan cowok di depannya yang kini menatapnya.

Naomi juga menatap cowok di hadapannya, yang sudah membuat hatinya kecewa. Ia bisa melihat mata Ken yang sayu dan sedikit menghitam di bagian bawah matanya seperti tidak tidur semalaman. Naomi masih diam menatap Ken. Keduanya terdiam dalam keheningan beberapa saat. Ken bisa melihat tatapan luka dari Naomi, lalu ia memutuskan kontak matanya dengan Naomi dan berdehem untuk mencairkan suasana keheningan ini. Di perpustakaan cukup sepi, hanya ada beberapa orang saja yang sedang membaca dan memilih buku.

Naomi masih menatap Ken. Penampilan yang amburadul, rambut acak-acakan, pakaian kusut yang seragamnya tidak dimasukan kedalam celana abunya, dan luka lebam biru di sudut bibirnya. Sungguh menampilkan diri Ken yang tidak baik, padahal sebelum-sebelumnya kemarin Ken masih baik-baik saja saat Naomi belum memutuskannya begitu saja.

"Naomi gu—"

Naomi menutup telinganya dan memejamkan matanya, "Gue gak mau denger!"

Ken menghela napas, sepertinya akan sulit untuk Ken meminta maaf kepada gadis di hadapannya ini. Jujur saja Ken merasa sangat bersalah kepada Naomi, tapi ia bingung apa yang harus dilakukannya. Ken memang pengecut soal perasaan.

"Maaf," guman Ken pelan. Hanya satu kata yang bisa Ken ucapkan saat ini. Ia tidak tau lagi harus bagaimana, ini belum saatnya untuk Naomi mengetahui semuanya. Cukup dengan kata maaf, 'mungkin' akan membuat Naomi sedikit luluh, tapi sepertinya tidak.

Naomi masih menutup telinganya dan menggelengkan kepalanya. Ia bisa membaca mulut Ken yang mengucapkan kata maaf itu, tetapi Naomi pura-pura tidak peduli.

Ken berjalan mendekati Naomi, tetapi gadis itu menggeleng. "Jangan deket-deket gue!" bentaknya. Seperti didekati psikopat saja, Naomi sampai segitunya.

Seperti ada panah yang menusuk hatinya, Ken menghentikan langkahnya. "Gue minta maaf." Ulangnya lagi meminta maaf dengan pelan.

Naomi kembali menggeleng, matanya memerah. Mungkin sebentar lagi air matanya akan lolos, tetapi ia tahan sekuat mungkin. Ia harus berusaha kuat di depan Ken, ia tidak mau terlihat lemah.

"Pergi!" teriak Naomi.

Ken mengusap wajahnya dan membalikkan badannya pergi dari hadapan Naomi. Ken pergi keluar dari perpustakaan.

Rasanya sudah tidak mood lagi membaca novel dalam keadaan seperti ini. Tanpa berpikir panjang, Naomi berlari keluar menuju taman belakang sekolah.

Mungkin hanya tempat itu yang bisa membuatnya tenang untuk saat ini.

Ya, untuk saat ini.

***

NOVEL STAY WITH ME SUDAH BISA DIDAPATKAN DI SHOPEE GRASSMEDIA!

Stay with MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang