Kadang manusia hanya bisa mengomentari tanpa tahu kenyataannya.
--ooo--
Laki-laki dengan alis tebalnya itu menghela napas melihat kamar kesayangannya yang seperti kapal pecah. Siapa lagi pelakunya kalau bukan Roy dan Gerry yang entah sejak kapan ada di kamarnya.
Kedua sahabatnya itu memang selalu datang ke rumah Ken, bahkan mereka sudah dekat dengan Renata, jadi tidak ada kata sungkan bagi mereka untuk membuat kamar Ken menjadi kacau. Semuanya berantakan, stik ps ada di atas kasur, bantal selimut sudah tergeletak di lantai, cemilan berserakan, dan tv menyala sedangkan 2 makhluk menyebalkan itu sedang tertidur di atas kasur king size milik Ken.
Ken melihat jam di tangannya menunjukkan pukul setengah enam sore. Rambutnya sedikit basah karena tadi kehujanan saat di Cafe untuk mengantarkan Naomi pulang. Ia masih mengenakan seragam sekolahnya. Menghela napas dan duduk di sofa minimalis yang ada di kamarnya sambil memijit pelipisnya yang kembali terasa pusing.
Laki-laki tinggi itu memejamkan matanya sejenak, hari ini benar-benar lelah setelah tadi pergi ke Cafe hanya untuk sekedar mengopi. Ia membuka rompi army dan kemejanya --seragam Galaksi saat hari Rabu-- yang melekat pas di tubuhnya dan melemparnya asal-asalan. Lalu bangkit berdiri memungut bantal yang tergeletak di lantai dan di lemparkan ke arah Roy dan Gerry, kemudian ia masuk ke kamar mandi untuk membersihkan dirinya menyegarkan harinya yang sangat penat.
"Aduh!" Gerry mengerang saat lemparan bantal Ken mengenai kepalanya.
Laki-laki petakilan itu bangun dan duduk mengusap kepalanya. Gerry menoleh melihat Roy yang masih tengkurap pulas tanpa terganggu sama sekali. Gerry jadi curiga kalau yang nimpuk kepalanya itu Roy.
Nih bocah pasti pura-pura tidur.
Gerry tersenyum miring lalu mengambil bantal yang ada di sampingnya.
Bugh bugh bugh
"Kampret! Apaan, sih lo nimpuk gue?" omel Roy mengacak rambutnya dan duduk menghadap Gerry.
Gerry melotot tidak terima. "Pasti lo yang nimpuk gue tadi 'kan?! Ngaku lo sempak dora!"
"Apaan lo fitnah! Dasar dedemit."
Roy masih mengerjap mengumpulkan nyawanya, menguap lebar di depan wajah Gerry membuat laki-laki itu ngos-ngosan menahan kesal. Bisa dibayangkan wajah merah Gerry yang kesal karena Roy.
"Mulut lo bau kentut bayi!" teriak Gerry memukuli Roy dengan bantal. Untung saja dengan cepat Roy menghindar.
"Enak aja lo upil trenggiling!" balas Roy melempar guling kepada Gerry.
Dan terjadilah adu lempar melempar bantal guling membuat kamar Ken semakin seperti kapal yang meledak. Roy mengelak saat bantal yang di lempar Gerry akan menghantam wajah tampannya.
Bugh
Bukan wajah Roy yang terkena bantal, melainkan wajah manis Ken yang baru saja keluar dari kamar mandi dengan handuk yang melingkar di lehernya. Gerry menggigit bantal yang ada di tangan kirinya karena salah sasaran tembakan. Ia khawatir Ken akan mengamuk sekarang juga.
"ANYING LO GERRY SALUT!" teriak Ken kesal yang hanya mendapat cengiran dari Gerry.
Roy tertawa terbahak-bahak melihat ekspresi Gerry seperti kucing yang ingin melahirkan tapi tidak tahu suaminya ada dimana.
KAMU SEDANG MEMBACA
Stay with Me
Teen Fiction[SUDAH TERBIT] Note: Belum revisi. Cerita ini ditulis ketika belum paham PUEBI, dll. *** Apa yang kalian rasakan ketika memiliki pasangan yang tidak ada romantisnya sama sekali? Sakit tentu saja. Semua orang pasti ingin memiliki pasangan yang romant...