Kita akan menyadari sesuatu hal yang membuat kita merasa kehilangan, saat kita sudah tidak bersamanya lagi.
--ooo--
Rooftop dimana tempat yang selalu menjadi kenyamanan tersendiri bagi sebagian murid SMA Galaksi. Tempatnya yang sepi yang memang jarang sekali banyak siswa siswi yang datang ke rooftop kecuali hanya orang-orang tertentu saja yang memang sudah sangat menyukai tempat nyaman seperti ini. Tempat yang bisa membuat gadis berbola mata cokelat madu ini tenang dengan suasana hatinya, apalagi saat-saat yang seperti ini sepulang sekolah dengan suasana yang sunyi hanya ada suara angin yang berhembusan menerpa wajah gadis yang sedang duduk di kursi kosong menikmati angin di atas rooftop yang menjadi tempat favoritnya selama 3 tahun bersekolah di SMA Galaksi.
Naomi menyelipkan anak rambutnya yang di terpa hembusan angin. Menghembuskan napasnya pelan dan memejamkan matanya seolah ia merasakan ketenangan saat berada di atas rooftop sendirian seperti sekarang ini. Ia sengaja tidak langsung pulang ke rumahnya, karena sudah lama ia tidak mengunjungi tempat yang menjadi favoritnya selama ini.
Gadis itu berdiri dari duduknya dan berjalan menuju pembatas tembok. Melihat ke bawah yang masih terlihat ada beberapa sebagian siswa siswi yang berlalu lalang menunggu jemputan untuk pulang ke rumahnya. Naomi sedang berada di atas rooftop yang sudah lama tidak terpakai ruangannya, bangunannya sudah tua tetapi masih terlihat bagus walaupun ada banyak sampah daun-daun dan sarang laba-laba yang berserakan.
Naomi membuka tasnya mengambil sebuah ponsel berlogo apel kesayangannya. Saat hendak mengambil ponselnya, sebuah kertas yang di lipat rapi jatuh membuat Naomi membungkuk untuk mengambil kertas yang tadi jatuh dari dalam tasnya.
Mengerutkan keningnya bingung melihat kertas itu, padahal Naomi tidak pernah menyimpan sampah atau lembaran kertas di dalam tasnya kecuali lembar kertas ulangannya.
Penasaran, gadis itu membuka kertas yang di lipat kecil itu dan membaca isinya. Ia baru ingat jika itu adalah surat dari Ken beberapa hari yang lalu. Sebenarnya Naomi tidak mengerti maksud Ken memberinya surat dengan isi seperti itu.
"Maksudnya apaan coba nih surat," gumam Naomi kepada dirinya sendiri sambil terus membaca ulang isi suratnya.
Gubrak
Naomi menoleh mendengar suara yang jatuh. Naomi berjalan mengendap takut ada orang jahat yang menghampirinya.
"Ada siapa disitu?!" kata Naomi yang masih berjalan mengendap ke arah sumber suara.
Naomi terbelalak kaget saat ada orang yang loncat dari tembok rooftop tepat di hadapannya. Naomi yang masih membungkuk melihat orang itu dari bawah. Sepatu hitam berpadu abu-abu dengan tulisan league di dekat tali sepatu dan juga seragamnya sama dengan yang Naomi kenakan.
Naomi hampir saja terpelonjak kaget saat melihat wajah orang itu. Menghela napasnya saat melihat orang itu adalah Ken dengan seragam bajunya yang tidak di masukkan ke dalam celana abunya.
"Ngagetin aja, sih lo!" cibir Naomi mendelik kesal.
Laki-laki jangkung itu hanya mengangkat sebelah alis tebalnya, sempat kaget saat melihat gadis di depannya adalah Naomi.
"Lo ngikutin gue, ya?! Ngaku lo!" tuduh Naomi menunjuk Ken dengan tatapan mengintimidasi.
Ken hanya mengangkat bahunya lalu berjalan melewati Naomi yang masih mendumel tidak jelas. Naomi menarik napasnya dalam. Ada saja yang selalu mengganggu ketenangan dirinya dan membuatnya kesal.
"Heh awas lo! Ini tempat gue," omel Naomi saat melihat Ken duduk di kursi yang tadi ia tempati.
Ken tidak menyahut, ia hanya diam menatap Naomi membuat gadis itu menggeram kesal.
KAMU SEDANG MEMBACA
Stay with Me
Teen Fiction[SUDAH TERBIT] Note: Belum revisi. Cerita ini ditulis ketika belum paham PUEBI, dll. *** Apa yang kalian rasakan ketika memiliki pasangan yang tidak ada romantisnya sama sekali? Sakit tentu saja. Semua orang pasti ingin memiliki pasangan yang romant...