Part 4 - Reyhan dan Angkasa

10.3K 595 1
                                    

Angkasa menghela nafasnya lelah, Ia sangat ingin membuang lelaki di depannya ke laut. Wajahnya yang terlihat tidak santai itu membuat Angkasa ingin menonjok mukanya habis-habisan.

"Mau apa sih lo?!" Sembur Angkasa galak. Lelaki itu menatap Angkasa tajam namun Angkasa tidak takut.

"Gue mau Liora balik!" Sontak Angkasa mengerenyitkan dahinya tidak suka.

"Lo mau sama Liora?! Sini, gue bunuh lo! Ketemu kan?!" Sahut Angkasa. Lelaki yang biasa dipanggil Reyhan itu tiba-tiba saja memberikan satu pukulan ke arah Angkasa. Angkasa mundur beberapa langkah lalu menatap laki-laki itu penuh dengan amarah.

Geng Angkasa, termasuk langit, sudah was-was dengan apa yang akan dilakukan lelaki itu. Maka dengan itu, mereka semua hendak mengusir Reyhan namun Angkasa menyuruh mereka diam.

"Bukannya udah gue bilang kalau dia meninggal karena kecelakaan? Lo masih mau nyalahin gue, hah?!"

"Semuanya karena lo, brengsek!" Sahut Reyhan. Angkasa langsung memukul lelaki itu dan membuatnya jatuh terduduk. Angkasa menatap lelaki itu sambil tersenyum meremehkan.

"Maksud lo apa ngomong itu semua gara-gara gue? Itu namanya takdir, tolol! Kalau gue yang nabrak baru gara-gara gue. Punya otak tuh dipake, jangan dipajang doang. Bego banget sih!" Sembur Angkasa lagi sembil menendang kaki Reyhan.

Baru saja Reyhan ingin membalas, Arkan dan Peter sudah menarik lelaki itu keluar. Angkasa mendengus kesal lalu duduk di sofa yang sengaja mereka beli untuk di markas mereka.

"Tuh anak ya, gue liatin lama-lama ngelunjak. Pengen gue sleding sumpah kepalanya, copot-copot dah!" Gerutu Alex, salah satu dari beberapa orang di ruangan itu.

"Gapapa, lo?" Tanya langit ke sahabatnya yang daritadi diam. Angkasa menatap Langit lalu mengangguk.

"Gue minta, beberapa dari kalian harus jaga di sini. Gue yakin setelah dia tau markas kita di sini, pasti dia sama kelompoknya sewaktu-waktu akan dateng kesini. Jadi kita harus hati-hati." Ucap Angkasa tegas yang diangguki oleh semua orang di ruangan itu.

"Gue juga minta kalian kalau bisa jangan sendiri-sendiri kalau mau pergi. Bukan apa-apa, gue hanya takut salah satu dari kalian dikeroyok. Kalaupun itu terjadi, tolong langsung hubungin gue." Lanjutnya tegas.

Semua orang diruangan itu memang mengerti betapa pedulinya Angkasa terhadap gengnya. Angkasa memang pemimpin yang baik, Ia sudah menganggap gengnya sebagai keluarganya sendiri. Anggotanya pun tidak mungkin ada yang berkhianat, Angkasa cukup lihai untuk mengetahuinya.

"Gue balik."

****

Entah ini sebenarnya keberuntungan atau tidak, Chella bertemu dengan Angkasa saat Ia ingin berjalan ke sebuah toko di mall. Sekarang, Chella berakhir tangannya digenggam Angkasa. Bahkan beberapa lelaki yang menatap Chella dipelototi yang akhirnya mereka memalingkan pandangannya.

"Ehm, kamu mau ngajak aku kemana?" Tanya Chella saat Angkasa menariknya entah kemana. Angkasa menoleh dan menatap Chella dengan hangat.

"Beli es krim?" Tanyanya. Chella langsung mengangguk dan sekarang Ia yang menarik cowok itu ke tempat penjual es krim yang sering dibelinya.

"Beliin, ya? Satu aja gapapa kok! Uang aku habis, hehe, " Angkasa mengangguk dan membeli 2 es krim untuk dirinya dan Chella. Sebenarnya Ia bahkan bisa membeli satu toko itu tanpa menyicil, apapun untuk gadisnya.

Ya, gadisnya.

Angkasa menyerahkan satu es krim rasa vanilla ke arah Chella. Perempuan itu mengambilnya dengan senang hati, dan mulai memakan es krim itu. Sementara Angkasa memakan es krim digenggamannya dengan memandang perempuan itu terus menerus.

"Ka-kamu ngapain liatin aku kayak gitu sih? Serem tau!" Ucap Chella sambil menjilati eskrim yang ada di bibirnya.

Angkasa hanya menggeleng namun tetap memandang lurus perempuan di depannya. Chella pun berakhir salah tingkah, apapun Ia lakukan hanya untuk menghindari kontak mata dengan lelaki di depannya. Angkasa tersenyum kecil.

"Takut lo ilang. Siapa tau gue ngelirik sana dikit lo malah ilang dibawa alien." Celetuk Angkasa. Chella memukul pipi Angkasa pelan, namun karena bekas tonjokan Reyhan yang lupa Ia obati, Angkasa meringis.

"Eh? Aku kekencengan ya? Lho? Kok-"

"Kamu berantem ya?" Tuding Chella ke arah lelaki yang kini memandangnya sok polos. Angkasa menggeleng.

"Udah gak usah sok gak berantem! Ikut aku!" Entah kenapa Angkasa hanya menurut terhadap Chella yang kini membawanya ke apotek di mall itu. Chella sendiri tak tahu kenapa Ia sangat khawatir setelah melihat pipi Angkasa yang sedikit membiru.

Setelah membeli obat untuk Angkasa, Ia menyuruh Angkasa duduk di kursi yang berada di depan apotek. Ia mengobati pipi Angkasa dengan telaten dan serius. Angkasa sendiri hanya diam dan sesekali meringis kecil.

"Beres!" Ucap Chella girang lalu membuang kapas yang tadi Ia gunakan. "Pulang yuk? Udah jam 6!"

"Emang gue mau nganter lo pulang?" Tanya Angkasa sambil menaikkan salah satu alisnya, menunggu reaksi Chella. Chella menggaruk tengkuknya yang tak gatal.

"Iya juga," gumamnya.

Chella hanya menyengir ke arah lelaki yang kini menunduk menatap dirinya. Ia pun menunduk menahan malu. Tak lama Ia mendengar kekehan lelaki. Ia mendongak, Angkasa sedang terkekeh sambil mengacak rambutnya pelan.

"Becanda. Yuk pulang!" Chella pun hanya mengangguk dan berjalan. Sambil berjalan, Angkasa merapihkan rambut Chella yang berantakan karenanya.

Gadisnya entah kenapa semakin menggemaskan.

****

Gimana gimana?

Oh iya, hari ini double update karena sampe hari Minggu aku gak bisa update dulu

Liburan dulu dong hehe.

Maaf ya kalau banyak typo

Jangan lupa voment :D


My TroublemakerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang