Part 20 - Aku kamu-an

8K 423 9
                                    

"Hah?! Serius?" 

Juli membekap mulut Chella dengan gemas. "Lo ngomong pelanan dikit napa?!" Chella hanya menepis tangan Juli lalu menyengir. 

"Berarti kamu atau Langit harus traktir aku sama Angkasa!" Ucap Chella sambil tersenyum menjengkelkan. Juli mendengus lalu memukul lengan Chella pelan. 

"Lo enak banget ya ngomongnya." Chella menyengir lalu sedetik kemudian melambaikan tangannya kepada Angkasa agar Angkasa datang ke mejanya. Mereka sekarang sedang di kantin karena ini sudah jam makan siang. 

Angkasa dan Langit datang ke meja itu dan langsung duduk di sebelah kedua perempuan itu. Chella tersenyum lebar sedangkan Juli tersenyum malu-malu. Angkasa membalas senyum Chella dengan senyuman kecil. 

"Hari ini kita ditraktir Langit sama Juli, Sa!" Ucap Chella senang. Angkasa berdeham lalu menyuruh Langit untuk membeli makanan dengan dagunya, juga senyum kemenangannya. Juli pun mengikuti Langit untuk membeli makanan. 

"Mereka cocok ya." Ucap Chella kepada Angkasa sambil menatap kedua orang itu dengan seksama. Angkasa mengusap pelan rambut Chella. 

"Kita juga cocok kok." Chella terkekeh, Ialu menoleh ke arah Angkasa yang kini sedang menatapnya. Chella mencubit kedua pipi Angkasa. 

"Aku gemes." Ucap Chella dengan nada yang dibuat-buat. Angkasa terkekeh begitupula Chella, kedua sejoli itu seolah melupakan keberadaan murid lain di kantin. 

Dunia milik berdua, lainnya ngekos.

Tak lama suara dehaman Langit terdengar dan membuat kedua orang itu menoleh. Langit membawa nampan dan menaruhnya begitu saja di atas meja. Chella yang duduknya dekat ujung meja langsung mengambil satu mangkok untuk Angkasa, lalu untuknya. Begitu pula Juli.

"Kalian cuma berdua doang apa?" Celetuk Chella tiba-tiba di tengah aktivitas makannya. 

"Lo juga kenapa cuma berdua doang?" Tanya Angkasa kembali. Chella mendengus lalu menatap Juli yang menatapnya sambil mengunyah. 

"Kalau di kelas bareng-bareng kok. Tapi gak gitu deket, gak enak aja." Ucap Chella. "Kalian?" Tanya Chella lalu Ia menyuapkan makanannya. 

"Sama kayak lo. Apalagi kita bisa dibilang berduit, mereka cuma deket cuma mau hartanya doang." Kini Langit yang menjawab. Chella mengangguk mengerti. 

"Berarti kalian gak punya temen lain?" 

"Ada. Tapi bukan dari sekolah ini, dan ada beberapa yang lebih tua." Otak Chella sontak berpikir cepat. 

"Kayak geng?" Tanyanya. Angkasa dan Langit sontak menggeleng tidak setuju. "Sahabat yang dianggep keluarga." Jawab Angkasa. 

Chella hanya mengangguk mengerti lalu kembali menghabiskan makanannya. Setelah habis, Ia menggeser mangkoknya lalu meminum air putih yang tadi dibelikan. "Terus, Langit juga kenal Kak Reyhan?" 

Langit sontak mendongak dan menatap Angkasa yang kini wajahnya muram. Perlahan Langit mengangguk, Juli yang awalnya hanya menyimak kini ikut dalam pembicaraan itu. "Kak Reyhan siapa?" 

"Kakak aku." 

"Tai." 

Ucap Chella dan Angkasa berbarengan. Chella menoleh ke arah Angkasa tajam, Langit membelalakan matanya, dan Juli mengangguk mengerti. 

"Kakak lo? Woi, Sa! Si tai itu kakak cewek lo!" Heboh Langit tiba-tiba. Angkasa hanya mendengus lelah. 

"Bacot. Gak gue akuin!" Chella sontak melotot dan membanting botol minumannya ke atas meja dan menimbulkan bunyi yang keras. Juli dan Langit pun tersentak sementara Angkasa mendongak menatap Chella yang kini berdiri. 

"Jahat!" Ucap Chella memandang Angkasa berkaca-kaca lalu pergi dari situ sedangkan Angkasa menatap Langit pasrah. 

"Mati gue hari ini." 

****

"Gue beliin es krim deh ya?" 

"Coklat?" 

"Tas? Permen? Sepatu?"

"Makanan?" 

Chella tetap memandang televisi di depannya datar tanpa mau menoleh sedikitpun. Angkasa sendiri sudah kehilangan cara bagaimana mendapatkan maaf dari perempuan ini. Ia kira Chella tidak akan marah. 

Angkasa tiba-tiba saja berlutut di depan Chella sehingga tinggi mereka sejajar dan menutupi pandangan Chella. Chella sontak mengernyit kesal. "Minggir!" Ucapnya sambil melotot. 

"Maafin gue dulu!" 

"Iya udah aku maafin! Udah sana, ah!" Ucap Chella ketus lalu menggeser badan Angkasa. Angkasa bergeming. 

"Lo gak ikhlas." 

"Ikhlas, kok! Jangan sok tau!" Ketus Chella lalu menatap mata Angkasa. 

"Kamu gak ikhlas." Ucap Angkasa tiba-tiba. Chella sontak membelalakan matanya, kemana perginya panggilan Angkasa yang dulu? 

"Denger, aku gak pernah minta maaf kayak gini. Ini pertama kalinya dan aku bener-bener nyesel." Ucap Angkasa serius lalu Ia mengangkup pipi Chella dengan kedua tangannya, sehingga Chella tak bisa memandang ke arah lain. 

"Jadi, kamu maafin aku atau nggak?" Chella mengangguk dan membuat Angkasa tersenyum. Lelaki itu mengecup dahi Chella sebentar, membuat perempuan itu diam layaknya patung. 

"Kalau gitu, mau makan?" 

****

Maaf ya sudah jarang up hehe

Pertama karena sinyal, kedua wattpad baru bener :D

Btw, mulai minggu depan, aku bakal up setiap Sabtu Minggu saja ya. 

Karena besok aku mulai sekolah dan mau ujian praktek dan persiapan UN

Hehehe :D

Happy Tuesday!  

-baek's-



My TroublemakerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang