Part 10 - Pengganggu

8.2K 464 2
                                    

Lagunya gak ada hubungannya sama cerita

Tapi enak :(

Tepatnya pas rap.

-Penulis yang mengantuk-

****

Angkasa dan Chella berjalan santai di koridor sekolah. Beberapa pasang mata memandangnya dengan tatapan berbeda-beda dan cukup membuat Chella risih.

Tatapan Angkasa yang tidak seramah biasanya membuat Chella sedikit canggung. Walaupun Ia tahu Angkasa tak mungkin kasar kepadanya. Namun Ia hanya takut sedikit saja Ia melakukan kesalahan dan lelaki itu akan meledakkan emosinya.

Suasana cukup tenang sampai akhirnya pekikan demi pekikan terdengar. Mata Chella terbelalak ketika badannya diguyur oleh air. Ia menoleh ke arah kanan dan menemukan seorang perempuan yang tersenyum sinis.

"Well.. Lo, cewek kegatelan! Merasa selevel lo sama Angkasa? Angkasa tuh milik gue!" Ucap perempuan itu tanpa takut ada Angkasa di depan Chella. Siswa-siswi pun sontak menghentikan aktivitas mereka dan memperhatikan ketiga orang itu.

Mereka hanya berharap Angkasa tidak meluapkan emosinya.

Chella mengerenyit namun tetap menunduk. Perempuan itu makin tersenyum kemenangan ketika Angkasa tidak menoleh, walaupun berhenti. Ia pun berjalan ke arah Angkasa dan langsung memeluk lengan lelaki itu.

Cukup. Kesabaran Angkasa sudah habis.

Angkasa melirik perempuan itu sinis dan menghentakkan tangannya sampai perempuan itu terjatuh. Ia menatap tajam perempuan yang sedang meringis kesakitan.

"Lo masih anak baru, ada baiknya jaga image lo di depan temen-temen baru lo, Renata!" Ucap Angkasa kepada perempuan yang sekarang menatapnya heran.

"Tapi kamu pernah bilang kalau kam-"

"Gak! Gue gak pernah bilang apa-apa sama lo!" Potong Angkasa. "Gue males ngomong sama orang yang suka ngelakuin hubungan intim sama orang asing. Hina!" Lanjut Angkasa penuh emosi.

Sorakan demi sorakan pun terdengar karena suara Angkasa yang bisa dibilang cukup kencang. Angkasa sekarang tersenyum sinis dan segera membantu Chella. Ia sedikit memeluk Chella agar perempuan itu tidak kedinginan.

"Ini, cewek gue! Lo sebagai anak baru, gak usah cari masalah sama dia. Sampe gue denger lo ganggu cewek gue lagi, gue jamin lo gak diterima sekolah dimana-mana." Ucap Angkasa sambil membawa Chella pergi.

Renata menggeram tidak terima, dengan cepat Ia menarik rok Chella saat kedua pasangan itu ingin melintasinya. Hampir saja rok Chella turun jika Angkasa tidak dengan cepat menahannya. Angkasa menyuruh Chella diam di tempatnya sekarang.

"Bangsat! Lo nyari mati, hah?!" Teriak Angkasa. Renata yang awalnya kesal sekarang nyalinya menciut dan malah menunduk. Angkasa memanggil geng Liana yang sedang menonton. Kelima orang itu dengan senang hati mendekati Angkasa.

Liana, sebagai ketua geng yang suka mem-bully itu mengangguk ketika Angkasa menyuruhnya untuk memberi Renata pelajaran. Angkasa sudah memperkirakan, Renata akan kalah dengan Liana dan gengnya.

Angkasa kembali mendekati Chella yang kini memegangi kepalanya. Sambil berjalan, Angkasa menyuruh murid lainnya untuk pergi dan kembali ke kelas. Wajah Angkasa yang terlihat seram sekarang menjadi khawatir saat Chella menatapnya sayu.

"Kenapa? Pusing? Dingin?"

Chella mengangguk pelan. Dalam sekali hentakan, Chella sudah berada di gendongan Angkasa dan lelaki itu langsung berjalan ke UKS. Juli yang baru saja keluar dari toilet pun langsung berlari ke arah mereka berdua.

"Chella kenapa, kak? Kok basah gini?" Tanya Juli.

"Gak usah banyak tanya. Lo jagain dia di sini, gue beli seragam baru dulu. Jangan lupa suruh orang bikinin teh hangat." Pesan Angkasa sambil keluar UKS.

Juli mendengus lalu memandang Chella yang sedang duduk menyender ke tembok di atas kasur.

"Liat tuh cowok lo! Galak bener dah!"

****

Chella menatap malas Angkasa yang bertanya hal yang sama setiap satu menit.

"Masih pusing? Kedinginan?"

"Aku pusing kalau kamu nanyain aku setiap semenit." Ucap Chella sambil mengacak rambutnya yang sudah kering.

Angkasa terkekeh dan menggaruk tengkuknya. "Ya kan gue khawatir."

"Tapi gak usah tanya terus-terusan juga, Sa!" Ucap Chella lagi sambil menguap. Angkasa hanya kembali terkekeh kecil dan tangannya terus menggenggam tangan mungil Chella.

"Udah minum obat?"

Chella mengangguk malas lalu memiringkan badannya hingga menatap Angkasa. "Gantengan kakak kamu kalau aku liat-liat."

"Sekali lagi lo ngomong gitu, gue bunuh kakak gue, ya!" Ancam Angkasa. Chella malah tertawa pelan lalu tersenyum.

"Kamu cemburuan banget."

"Iya emang. Gak suka?"

"Galak."

"Bodo."

"Alay."

"Lo lebih!"

Chella terkekeh melihat muka masam Angkasa yang masih terlihat tampan. "Kenapa sih?" Angkasa menoleh dan menatap Chella bingung.

"Muka kamu dari pagi kayaknya kusut banget."

Angkasa terdiam. "Cerita dong, kepo nih!"

"Nanti aja, kalo gue mood."

Chella mengangguk. Ia tidak mau membuat mood Angkasa turun kembali. Setidaknya Ia harus mengerti perasaan lelaki galak ini.

****

Maaf kalau ada typo ya...

Jangan lupa voment hehe :D

-Penulis yang bahagia dengan sendirinya-

My TroublemakerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang