Part 28 - Jabatan Kamu Lebih Tinggi.

9.4K 413 64
                                    

Juli mendengus lelah melihat Chella yang dari 2 hari yang lalu selalu saja tidak memperhatikan ceritanya. Ia tahu perempuan itu sedang ada masalah, tapi Juli juga tidak suka dikacangin. Sebenarnya kondisi Chella tak jauh beda dengan Angkasa yang sering emosian juga menatap kosong apapun di depannya. 

"Lo gak dengerin gue ya, Chel?" 

"Hah? Dengerin kok." Ucap Chella cepat sambil menegakkan badannya dan menyelipkan rambutnya ke belakang telinga. 

Juli mendengus lalu menatap Chella lekat. "Gue tau lo ada masalah sama Angkasa, tapi lo juga gak bisa gini terus. Gini deh, menurut gue, mending lo suruh dia jelasin. Gue tadi liat di line kalau kita sama pasangan tuh harus mendengarkan bukan hanya mau didengarkan, karena hubungan gak akan bertahan lama kalau kita egois dan menyimpulkan semuanya sendiri." 

Chella mengerjapkan matanya mendengar kalimat bijak dari Juli. Ia menghela nafasnya kemudian mengangguk pelan. Juli tersenyum hangat padanya, "Jadi, apa yang mau lo lakuin abis ini?"

"Pulang." Senyuman Juli menghilang digantikan wajah gemasnya pada Chella. 

"Gue tau abis ini lo pulang, lo gak ada niatan buat ke kelasnya Angkasa? Atau nunggu depan lobi gitu?" 

"Aku gak yakin, nanti malah sakit hati kalau liat dia jalan sama cewek itu." Ucap Chella yang enggan menyebut nama perempuan yang membuatnya kesal setengah mati. 

"Gini deh, gue temenin lo sampe Angkasa dateng. Kalau dia dateng sama cewek itu, lo gak usah ngomong, tapi kalau dia dateng sendiri, lo harus minta penjelasan." Juli menatap Chella seolah meminta persetujuan. Chella mengangguk kecil dan membuat Juli mencubit pipinya.

"Gue gemes sama lo! Coba gue cowok, udah gue pacarin!" Seru Juli sambil terkekeh. 

"Kamu lesbi!" 

****

Chella menghentakkan kakinya pelan di lantai karena gugup, sedangkan Juli berpamitan pulang kepadanya. Sesuai harapan, Angkasa berjalan sendiri ke arah lobi, tempat di mana Chella berdiri. 

Angkasa tersenyum tipis melihat perempuan yang menarik perhatiannya itu mendekat. "Ki-kita harus bicara." 

"Dengan senang hati," balas Angkasa sambil tersenyum dan membiarkan Chella berjalan lebih dulu ke arah mobilnya. 

Mereka berdua masuk ke dalam mobil dan Angkasa langsung melajukan mobilnya. Suasana di mobil itu masih hening dan canggung, sampai suara Chella memecahkan keheningan. 

"Kamu.. bisa jelasin?" 

Angkasa menghela nafasnya perlahan kemudian menghentikan mobilnya di parkiran restoran. Ia menatap Chella dan bertanya, "Bagian mana yang mau kamu tau?" 

"Semuanya." 

"Kamu tanya, aku jawab." Ucap Angkasa yang membuat Chella menghela nafasnya gugup. 

"Cewek itu... siapa?"

"Namanya lili, dia mantan aku." Ucap Angkasa yang membuat Chella mengalihkan pandangannya keluar kaca, berusaha menahan air matanya yang ingin keluar. 

"Jadi kamu punya dua mantan?" 

"Iya, tapi mereka beda." Ucap Angkasa yang membuat Chella kembali menghela nafasnya. 

"Beda gimana? Renata kamu benci sedangkan Lili kamu sayang, gitu?" 

"Dengerin aku dulu," Ucap Angkasa tegas. "Kamu tau, mama aku yang ngelahirin aku udah meninggal. Sejak aku kelas 2 SD, dan aku kaget ketika papa aku datang dengan perempuan baru, mungkin hanya beberapa tahun di atas kita." 

Chella mengalihkan pandangannya pada mata Angkasa yang menyendu, Ia jadi merasa bersalah. "Mereka emang tinggal pisah, aku sama papa aku dan perempuan itu dengan anaknya. Bisa dibilang, perempuan itu emang udah punya anak meski masih muda." Angkasa menghela nafasnya sebelum melanjutkan kalimatnya. 

"Aku pacaran sama Lili pas kelas 2 SMP, dan tiba-tiba papa pulang dengan membawa kabar kalau dia mau menikah dengan wanita itu. Aku setuju, karna mungkin dengan begitu, papa gak begitu terpuruk." Angkasa kembali menghela nafas. 

"Tapi keputusan aku salah, aku kaget pas tau kalau Lili adalah anak dari wanita itu, padahal saat itu kita lagi pacaran dan terpaksa untuk putus. Aku dan papa aku berantem hebat dan akhirnya Lili dipindah ke luar negeri. Aku waktu itu lagi down banget, Chel. Sampe Renata dateng dan akhirnya nyakitin aku." Ucap Angkasa sambil menatap mata Chella. 

Angkasa menghapus air mata Chella yang jatuh dari pelupuk matanya. "Makanya kemarin aku rasanya rindu banget sama Lili, gimanapun juga, aku masih nganggep dia sahabat aku, dan dia pun begitu." Ucap Angkasa sambil terkekeh. "Kamu dan dia emang punya tempat berbeda di hati aku, tapi tetap aja. Jabatan kamu lebih tinggi." 

"Aku emang salah udah tinggalin kamu gitu aja dan malah berduaan sama dia di apartemen, aku minta maaf. Tapi kalau emang kabu butuh wak-" 

Ucapan Angkasa terpotong ketika Chella berhambur memeluknya. Angkasa tersenyum tipis kemudian membalas pelukan perempuan itu. "Maaf, Chel. Maaf udah bikin kamu salah paham dan sakit hati. You can do anything to me," Ucap Angkasa sungguh-sungguh. 

Chella menggeleng dalam pelukan Angkasa. "Nggak, aku minta maaf juga. Aku kira kamu selingkuh di apartemen makanya aku kesel." Ucap Chella sambil terisak. 

"Lah, kok nangis? Jangan nangis." Ucap Angkasa sambil terkekeh, setelah itu Angkasa mengangkat jari kelingkingnya. 

"Baikan?" 

"Baikan." Balas Chella sambil mengaitkan kelingkingnya dengan kelingking Angkasa. 

Chella terkekeh kemudian menatap Angkasa. "Kamu jangan terlalu banyak ngabisin waktu sama dia!" 

"Kamu juga jangan terlalu banyak ngabisin kamu sama temen cowok kamu! Kamu udah 3 hari tinggal di rumah dia." Chella terkekeh kembali kemudian mengangguk. 

"Yes, sir. But not today, aku mau bikin kue sama mamanya."

"Aku ikut." 

****

Udah jelas kan Lili siapa?

Anu, yang suka ada di danau 

Eheh

Garing ya? 

Oke, selamat bertemu besok!

Lots of love from me,

Milla. 

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 07, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

My TroublemakerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang