Part 6 - Khawatir dan Marah

9.2K 577 8
                                    

"Kaki lo biru gini, abis ngapain aja kemaren?! Tadi juga, udah tau sakit masih aja ngikutin gue! Mau kakinya diamputasi?! Iya?!"

Angkasa menatap tajam kepada perempuan yang sedang menunduk. "Ke-kemarin aku jalan-jalan ke mall. Diajak mama,"

Mereka sekarang sedang berada di apartemen milik Angkasa, karena jika ke rumah Chella pasti Ia harus mempersiapkan segala macam alasan untuk segala pertanyaan dari mama Chella.

"Emang lo di mall ngapain aja sampe biru gini? Berapa jam jalan-jalan disana?"

Chella mendongak dengan bibir mengerucut dan mata yang berkaca-kaca. "Seharian. Nemenin mama belanja." Ucap perempuan itu lalu kembali menunduk.

Angkasa menghela nafasnya. Ia mengusap pelan kepala Chella lalu berjalan mengambil kotak P3K yang Ia taruh di laci ruang tamu. Lalu lelaki itu kembali duduk di sebelah Chella.

Ia mengambil kaki Chella yang terlihat membiru dan menaruhnya di atas pahanya. Chella sendiri hanya bisa diam dan meringis kala Angkasa mengobati kakinya. Setelah selesai Angkasa menoleh ke arah Chella yang gelagapan karena ketahuan memandang lelaki itu.

Angkasa tersenyum kecil lalu menurunkan kaki Chella. Ia bergeser mendekat kepada perempuan yang kini menatap Angkasa takut-takut.

"Kenapa, hm?" Ucap Angkasa sambil menaikkan dagu agar perempuan itu menatap Angkasa.

"Kamu serem," ucap Chella dengan suara yang sedikit bergetar. "Ngapain coba marah-marah? Kan aku juga gak tau! Ngeselin banget sih!" Chella menepis tangan Angkasa dan melengoskan pandangannya.

Angkasa tersenyum geli. Ia semakin mendekat dan memojokkan Chella ke ujung sofa. Kedua tangannya terkunci di sisi kanan dan kiri kaki Chella dan Ia semakin memajukan wajahnya.

"Itu namanya gue khawatir sama lo. Gue gak mau lo kenapa-kenapa, oke? Kalau ada yang nyakitin badan lo ataupun perasaan lo, even itu adalah gue. Gue gak bisa maafin diri gue sendiri." Chella menatap Angkasa yang kini menatapnya intens.

"Ngerti?" Chella mengangguk gugup lalu menatap ke mata Angkasa yang berwarna coklat muda itu. Angkasa tersenyum tulus untuk yang pertama kalinya ke arah Chella yang entah kenapa tidak dapat mengalihkan pandangannya.

Mereka masih berada dalam posisi yang sama sampai Chella mengerjapkan matanya. "Ki-kita mau kayak gini sampe... kapan?"

"Sampe kita nikah nanti, gimana?"

Chella memukul lengan Angkasa ganas. Namun Angkasa malah meringis dengan maksud menggoda.

"Aw, sakit. Aw!"

"Ih!" Ucap Chella kesal lalu pipinya menggembung. Angkasa terkekeh sambil menjauhkan dirinya.

"Gue pengen nabok muka lo, sumpah. Gemesin banget!" Ucap Angkasa sambil mencubit kedua pipi Chella. Chella memukul-mukul tangan Angkasa agar terlepas dari pipinya.

"Udah sana! Buatin aku minum kek, pesen makan gitu. Gak ada kerjaan tau gak! Harusnya kita sekolah aja tadi!" Ketus Chella sambil meraih remot TV yang ada di atas meja. Ia sudah tidak peduli lagi dengan laki-laki di sebelahnya yang seharusnya Ia takuti.

Angkasa tidak menjawab namun Ia mengambil ponselnya dari sakunya untuk memesan makanan. Setelahnya Ia kembali memasukkan ponselnya dan menoleh ke arah perempuan yang kini asik menonton boyband asal korea itu.

"WAA! CHANYEOL GANTENG!"

"BAEKHYUN JUGA!"

"KAI. YAAMPUN!"

Angkasa hanya bisa menghela nafas karena dianggap patung selama beberapa menit.

****

"Sa, aku mau bawa pulang TV-nya." Angkasa tersedak makanannya sendiri setelah mendengar penuturan polos dari Chella. Chella sendiri sedang membiasakan dirinya agar memanggil lelaki itu tanpa embel-embel 'kak'.

"Lo mau bawa pulang TV segede gitu? Lo waras gak sih?!" Chella mengangguk.

"Kalau gak waras aku berarti ada di RSJ sekarang!"

"Kalau lo waras gak mungkin lo mau bawa pulang TV gue!"

"Kan kamu kaya, hehe."

Angkasa menghela nafasnya lelah. "Jadi lo mau porotin gue gitu sekarang?" Chella mengedikkan bahunya.

"Gak kok. Cuma becanda!" Ucap Chella sambil memakan pizza berukuran besar di depannya. Ia memakan sambil menonton berita yang sebenarnya tak Ia minati.

"Ganti kek jadi channel yang tadi!" Ujar Chella sambil menendang-nendang kaki Angkasa.

Angkasa menoleh kesal. "Bawel mulu ya lo! Untung pacar, untung sayang. Kalau kaga abis lo sama gue!"

"Tapi kan aku pacar kamu, gak mungkin diabisin." Chella makin nyolot. Angkasa mengerenyit, mengapa perempuan ini menjadi berbeda dari hari-hari sebelumnya. Akhirnya Ia mendapatkan satu alasan yang menurutnya masuk akal.

"Lagi PMS ya lo? Banyak maunya, nyolot. Gila! Pengen gue lempar!"

"Kalau iya kenapa?" Tanya Chella nyolot. Angkasa menatap tajam perempuan itu lagi. Ia dengan sengaja memukul kaki Chella yang tadi membiru dan membuat perempuan itu mengaduh lebay.

Angkasa sendiri tidak peduli karena raut wajah Chella tidak seperti orang kesakitan. Malah terlihat seperti singa yang sedang kelaparan.

"Wah! Ngajak ribut nih!"

"Ribut sini!"

"Gak ah. Ntar kalau ribut besok kamu malah nyuekin aku. Terus aku gak bisa bolos upacara lagi." Ucap Chella sambil mengedip-ngedipkan matanya ke arah Angkasa. Angkasa sendiri tak bisa menahan senyumannya.

"Gemes banget sih, pacar gue!"

****

Jangan lupa voment!

Maaf kemarin gak bisa update hehehe.

Ada acara soalnya

Oiya...

Merry Christmas buat semuanya!

*love* *love*


My TroublemakerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang