Part 27 - Permintaan Maaf

4.9K 307 13
                                    

"Chel, astaga!" Omel Leo pada perempuan yang kini memakan makanannya dengan kesal. Chella melirik sinis lalu kembali memakan burgernya.

Sebenarnya tak hanya burger, ada pizza, nasi goreng, sate, gurami bakar, kentang goreng, nasi ayam, dan lain-lain.

"Lo kalau lagi patah hati bilang-bilang, jadi gue gak perlu nemenin lo." Ucap Leo kesal sambil menyenderkan punggungnya ke sandaran sofa.

Mereka sekarang berada di rumah Leo yang tak jauh dari situ. Mereka tak hanya berdua, ada beberapa pelayan dan orang tua Leo pun sedang berada di rumah. Jadi aman.

"Jadi kamu gak ikhlas?!"

"Ya bukan gitu, tapi kira-kira juga belinya." Ucap Leo frustasi.

"Kalau takdir kamu itu traktirin aku ya udah, terima aja!" Ketus Chella kesal sambil kembali mengunyah makanannya.

"Lagian ya, lo ngapain coba pacaran sama cowok itu? Gantengan juga gue, mending lo jadian sama gue!" Ucap Leo percaya diri sambil tersenyum sok menawan.

"Kamu bau, makanya aku gak mau!"

"Gue udah mandi! Lo yang belom mandi," balas Leo tak terima.

"Ssst! Berisik banget sih jadi cowok." Kesal Chella sambil menendang kaki panjang milik Leo. Leo menggerutu kesal kemudian memandangi perempuan yang asik makan di sebelahnya.

Ada rasa kesal ketika melihat perempuan ini menangis dan ada rasa bahagia ketika melihat perempuan ini tersenyum. Ya, itu semua karena Leo sayang Chella ❤

"Lo nganggep gue apa, Chel?"

"Pembantu," jawab Chella asal.

"Lo-lo anggep gue pembantu? Tega!" Leo memasang wajah sok tersakiti dan dibalas kekehan pelan oleh Chella.

"Aku anggep kamu apa ya? Susah buat dijelasin dengan kata-kata." Ucap Chella serius sambil meremas plastik bekas burgernya itu dan mengambil kotak nasi ayam.

Leo menaikkan sebelah alisnya. "Waktu kamu pindah, aku ngerasa sepi. Tapi kalau kamu ada, aku rasanya pengen nendang kamu jauh-jauh. Tapi kalau kamu gak ada, aku juga bingung harus gimana." Leo tersenyum hangat dan kemudian tersenyum jahil.

"Tapi gue punya pacar, gimana dong?" Chella mengalihkan pandangannya pada Leo yang kini menaikturunkan alisnya.

"Siapa? Liat dong mukanya,"

"Gak usah kepo, nanti lo minder." Ucap Leo asal.

"Kalau kamu gak kasih tau, aku bunuh diri nih!" Ketus Chella sambil memakan nasi ayamnya bringas.

"Astaga, lo alay banget serius! Nanti kita ketemuan, nanti sore. Awas lo ngerecokin!" Chella hanya mengangguk sambil tersenyum dengan mulut yang penuh. Leo terkekeh lalu mengacak pelan kepala Chella.

"Diabisin ya, dek. Kalau gak abis, gue buang lo ke samudra."

"Sadis."

"Bodo."

****

Angkasa terdiam di balkon apartemennya dan memandangi langit yang mendung. Ia menghela nafasnya lalu kembali melihat ponselnya, ntah berapa kali Ia mencoba menghubungi Chella, namun hasilnya nihil.

"Maafin gue," lirihnya kemudian tersentak ketika seseorang menepuk pundaknya.

"Lo ada masalah?"

Angkasa menggeleng pelan, Langit menghela nafasnya kemudian berdiri di sebelah lelaki itu. "Lagian kenapa lo ninggalin dia? Masa lo lupain gitu aja?"

"Gue udah terlalu seneng, Lili dan Chella punya tempat masing-masing di hati gue." Jelas Angkasa kemudian Ia menghela nafasnya.

"Gue gak tau kenapa bisa lupa sama Chella, gue terlanjur bahagia ketemu Lili. Dulu dia selalu ada di masa-masa susah gue, Lang."

"Tapi lo udah punya Chella sekarang, Sa."

"Gue tau. Terus gue harus apa?" Tanya Angkasa pelan.

"Perjuangin, lah! Gue aja waktu Juli marah, bela-belain tengah malem beliin bunga sama boneka, gedor-gedor pintu balkon dia sampe akhirnya gue kena timpuk batu sama dia." Cerita Langit sambil mendengus kesal.

"Tapi ya gitu, namanya juga gue sayang dia. Gue gak mau dia nangis-nangis malem-malem. Mungkin dia baik-baik aja besok, tapi namanya juga cewek, jago banget nyembunyiin perasaan dan biasanya nangis pas mau tidur."

"Jadi gue harus samperin dia?" Tanya Angkasa langsung.

"Harusnya lo gak usah nanya!" Kesal Langit pada temannya yang gengsinya setinggi langit itu.

"Gue pergi."

****

Tok tok tok

"Bukain sana! Kalau itu Angkasa, suruh pulang!" Perintah Chella pada Leo yang menatapnya jengah.

"Iya, tuan putri."

Leo berjalan ke arah pintu dan membukanya, benar saja, itu Angkasa. "Halo! Mau ngapain di sini?" Tanya Leo ramah.

"Ada Chella?"

"Oh ada, silahkan masuk!" Ucap Leo sekaligus ingin membalas dendam pada Chella yang seharian ini membuatnya jengkel. Angkasa masuk dan mengikuti langkah Leo sampai ke ruang tamu.

"Itu makhluknya," ucap Leo asal dan membuat Chella menoleh.

"Siapa Le-" Chella melotot dan mengalihkan pandangannya pada Leo yang kini menjulurkan lidahnya lalu pergi. Chella hendak mengejar Leo sebelum Angkasa menahannya dan sembarang menariknya masuk ke kamar kosong yang sebelumnya diberitahu oleh Leo.

Chella menahan nafasnya ketika Angkasa memeluknya erat dan menciumi puncak kepalanya sambil mengucapkan kata maaf berulang-ulang. Chella tidak menjawab, Ia hanya diam.

"Maaf. Maaf aku ninggalin kamu, maaf aku lupain kamu, maaf buat hari ini." Ucap Angkasa penuh penyesalan dengan suara yang sedikit gemetar.

"Aku.. butuh waktu."

****

Jangan lama-lama, Chel

Time is money nih ☺

Happy Sunday semuanyaa ❤❤

Ketemu lagi besok 🙄


My TroublemakerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang