11

2.9K 174 13
                                    

Happy reading all!

***

"Masih sakit?" Tanya Vero.

Aku menggeleng, "udah reda Ver, makasih Ya!" Ucapku sambil tersenyum.

"Oke, masih kuat gak?" ucapnya bangkit berdiri.

"Masih kuat kok! Bantuin aku berdiri dong" ucapku sedikit merengek.

Vero tidak menghiraukan panggilanku dan malah berjalan terlebih dulu di depan, dia terlihat celingukan mungkin sedang geleng-geleng pemanasan.

Aku pun mnghampirinya.
"Ver kamu pemanasan yah?"

Dia mengerutkan keningnya bingung.

"Pemanasan? Gak, itu gue kayak liat Avan tadi." Ucapnya lalu menatapku.

"Avan? Dimana?"

Aku pun ikut geleng-geleng pemanasan juga mencari keberadaan Avan yang dimaksud Vero.

"Gak ada tuh"

Kami kembali berjalan, "ada, Fa. Dia kayak diri disemak-semak itu tadi terus hilang tanpa jejak"

Masa iya sih Avan, main sembunyi-sembunyian segala.

"Yaudahlah, biarin aja"

Kulihat dia mengerutkan keningnya sambil menatapku.

"Ada apa?" Tanyaku

"Huh? Gak kok, kayak bukan kamu aja. Biasanyakan meronta-ronta plus kejang-kejang kalau dengar nama Avan"

Aku terkejut mendengarnya.

"Haha gak segitunya juga kali"

"Haha tau ah. Lanjut lari lagi yuk, tapi kalo lo gak kuat jangan dipaksain oke? Gue juga gak mau liat lo kecapean apalagi sakit" ucapnya membuatku sedikit tersanjung.

Aku hanya mengangguk, "oke, tapi ini demi aku pantas sama Avan dan dia gak malu didekat aku." Ucapku pelan.

Kulihat Vero semakin jauh didepanku.

Dia menghentikan larinya dan berbalik menatapku. Aku sedikit terkejut bahkan hampir menyeruduknya karena dia berhenti dengan tiba- tiba di depanku.

Dia menatapku sinis dan sedikit marah.

"Apa?" Tanyaku melihat ekspresinya saat ini.

Dia mendekat padaku dan memegang kedua bahuku lumayan keras.

"Lo tau Fa? Sebenarnya lo gak terlalu gendut kok, menurut gue dan menurut pengamatan gue tentang tubuh lo selama ini lo tu benar- benar gak gendut tapi lo tu..." dia menghentikan kalimatnya.

Aku sedikit penasaran dengan apa yang ingin dia ucapkan selanjutnya.

"Aku apa?"

"Lo ituu..." dia menggigit bibir bawahnya lumayan keras hingga membuat bibirnya sedikit memerah.

"Apa Ver?" Aku mengguncang tangannya menanti apa yang igin

"Seksi dan montok" dia sedikit mengecilkan suaranya dan dengan cepat memejamkan matanya sambil menutup jenongnya.

Aku speechless mendengar apa yang barusan dia ucapkan.

"Seksi??" Lirihku syok.

"Ii..ii.iya, jangan marah ya. Gue juga gak tau kenapa otak gue mikirnya kayak gitu" ucapnya sambil menggaruk-garuk kepalanya yang mungkin banyak kutunya.

"Huh? Kamu bisa kesini sebentar gak?" Ucapku menyuruhnya mendekat padaku, apa yang dia ucapkan barusan harus diberi hadiah dan penghargaan.

"Gue gak bisa Fa, gue gak bisa kesitu. Hati gue mengatakan kalau bentar lagi kepala gue akan dapat sesuatu"

CEWEK Gendut In LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang