07

3.3K 191 5
                                        

Hai if you like this story
Vot n komen!
Salken juga sama kalian semua.
Semoga kalian suka.

Happy reading^^

Song : Virgoun-bukti💞💞❤😉👌😊😍💋

"Hati-hati ya Ver, dahh. Awas tercyiduk lagi loh!" Aku melambaikan tanganku sambil terkekeh melihat jidatnya yang memerah karena kening yang mencium tembok lumayan keras tadi.

"Ketawa ya lo!? Senang banget liat gue menderita. Bye, makasih hadiahnya!" ucapnya kesal dan menjauh dari area rumah keluargaku.

"Hehe iya sama-sama, bye." Aku menutup pintu rumah sambil terkekeh mengingat kejadian tadi.

"Adek... Veronya mana? Udah pulang?" Tanya Mama yang sudah berdiri didepanku.

Aku masih tertawa geli mengingat kejadian tadi. Mama menatapku bingung.

"Kok ketawa Fa? Kamu jahilin Vero ya? Kebiasaan deh kamu" ucap Mama menuju dapur.

"Habisnya dia gombalin Syifa terus Ma, kan ngeselin," Mama hanya menggelengkan kepalanya mungkin maklum dengan sifat kami berdua yang kekanakan.

"Gimana prosesnya tadi, Mama pengen tau kok bisa kamu sampai ngakak gini."

Flashback on:

"Ya kali aku ada utang. Enggak Ver, aku juga gak tau." Bohongku.

"Emm, gitu ya." Dia hanya mengangguk-angguk.

Tiba-tiba Aku teringat hadiah dari Nenek Tahun lalu di bawah ranjangku. Sebuah hadiah untuk calon suamiku sebenarnya ada dua sih, gak tau kenapa Nenek kasihnya lebih.

Ya, rencananya sih aku ingin memberi satu ke Vero. Bukan aku pilih dia jadi Calon suamiku tapi karena Calon suamiku lagi tersesat dan sedang dalam taraf tidak mengenal hatiku, jadi aku akan memberi satu untuk Vero dan juga karena dia dengan susah payah membawaku pulang tadi jadi usahanya harus dikasih penghargaan.

Hadiahnya tidak seberapa sih, cuman cincin perak asli.

"Oh, iya Ver. Karena Kamu sudah bantu aku tadi jadi aku pengen kasih kamu hadiah. Jadi, sekarang tutup mata kamu pakai ini." Ucapku sambil menyerahkan Syalku yang tergantung didinding.

"Hadiah apa? Kenapa harus tutup mata? Awas aneh-aneh ya," ucapnya mengambil Syal itu dari tanganku kemudian menutup matanya menggunakan Syal itu.

"Emm, udah nih." Ucapnya. Aku memegang tangannya menuntunnya berdiri lalu melepaskan genggamanku dari tangannya, dia mulai meraba dinding disampingnya.

"Lucu kamu Ver, kayak orang buta tersesat di jalan raya. Haha" tawaku melihat tingkahnya yang meraba-raba dinding rumahku.

"Tuntun gue Syifa! Masa lo tega biarin gue jalan sendiri kalo gue tercyiduk gimana? Mau tanggung jawab lo?" Ucapnya berhenti berjalan.

Aku berjalan ke arahnya dan kembali memegang tangannya lagi. Dia sedikit terkejut, mungkin karena tiba-tiba.

"Iya-iya, yuk lewat sini. Awas di depan ada tangga! Kita ke kamar atas" ucapku sambil menuntunnya menaiki tangga itu satu-persatu.

CEWEK Gendut In LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang