14

2.6K 151 32
                                    

Happy reading!
I love you gengs!

***

"Hoam"

Senyum langsung menghiasi wajahku dipagi hari yang kebetulan juga sangat cerah.

Mendudukan diriku diatas tempat tidurku dan masih memejamkan mataku.

"Hari yang cerah!!" Ucapku senang.

"Hei, hei. Cerah apaan de. Kamu telat nih udah jam 8.00! Ctct" ucap bang Fahri entah sejak kapan masuk kedalam kamarku.

Dengan cepat ku buka mataku dan berlari ke arah kamar mandi tanpa memperdulikan apapun dan tentu saja handuk sudah ada di belakang pintu kamar mandiku.

"Shit!!" Umpatku pelan.

*
Aku keluar dari kamar mandi dengan sedikit terburu-buru namun terhenti ketika melihat jam bekker yang ada disamping tempat tidurku.

"Bang Fahriiiiiii!!!" Teriakku setelah melihat jam berapa sekarang.

06.00

Aku tertipu. Dasar bang Fahri sengklek. Aku mendengar suara tawa bang Fahri yang menertawaiku.

Awas aja ya bang Syifa akan balas.

Aku memasang seragamku bersiap pergi ke sekolah dan harus dengan cepat memberi surat izin Vero karena kalau terlambat pasti tidak akan diterima lagi.

Menatap cermin besar di kamarku sebentar dan mengamati paha dan lenganku yang terlihat tidak ada perubahan sama sekali.

"Hufhh. Kapan sih kamu kecil paha!? Coba aja bisa dibagi nih buat yang krempeng... sedekahkan bagus" ucapku lalu Menghela nafas pelan.

Aku berhenti bercermin dan berjalan keluar kamarku menuju ke kamar bang Fahri.

Gubrakk!

Aku menendang pintu kamar bang Fahri dan masuk sampai depan pintu dalamnya, mengamati sekitar, mencari keberadaan abang sengklekku itu. Nihil. Dia tidak ada di kamarnya. Menuruni tangga menuju ke arah ruang makan dan tempatku berdiri dapat kulihat bang Fahri berlindung dibelakang Ayah sambil nyengir puas.

Aku menatapnya sinis lalu mendengus pelan dan beralih menatap Mama yang terkekeh kecil.

"Nyari siapa de di atas? Gak ada orangnya ya? Haha" tawa bang Fahri kembali menggodaku.

Aku menatapnya kesal dan sedikit mengancamnya lewat mataku.

Awas ya bang! Sembunyi aja terus diketek ayah! Syifa akan balas!

Bang Fahri hanya menjulurkan lidahnya.

"Bang, gak boleh gitu ah sama ade. Masa kalian berdua gak bisa akur sih" tegur Mama.

"Abang tu Ma. Jahilin Syifa mulu!" Aduku.

"Udah-udah oke" Mama melerai.

"Emmm. Syifa berangkat Ma, Yah, Abang usil!" Ucapku berpamitan dengan mereka dan sedikit terpaksa berpamitan dengan bang Fahri.

"Jangan ngambek dong de, becanda kok. Nih 200 ribu. Jangan ngambek oke! Hehe"

Srett. Dengan cepat aku mengambil uang itu dari tangan bang fahri. Uang sogokan.

"Langsung... hilang!!" Seru bang Fahri dan dilanjutinya dengan tertawa karena aku mengambil cepat uang yang ditangannya itu.

"Syifa berangkat ya! Dah semua!!"

Aku keluar rumah dan menuju garasi tempat mobil terparkir.

*

Brugh.

CEWEK Gendut In LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang