21

2.6K 164 26
                                        

Haiya semua! Di chap ini aku bikin model pènulisan yang berbeda ya. Jadi  don't bingung!
Xoxo ;*

***

Minggu... minggu pagi yang cerah. Secerah hati Syifa yang begitu bersemangat pagi ini. Karena dia akan bertemu dengan sahabatnya yang ternyata menyukai dan menerima dirinya apa adanya. Dia sudah memberitahu Vero sejak subuh tadi kalau pagi ini mereka akan joging bersama ditaman dan tentu saja menagih janji Avan. Hari ini.

"Pagi, Mama." Sapa Syifa pagi itu pada Mamanya dan kemudian mencium tanpa aba-aba pipi Mamanya itu. "Pagi sayang,"

Tania melihat penampilan putri tersayangnya itu hanya dengan sekali melihat dia sudah tau apa yang akan dilakukan putrinya itu pagi ini.

"Mau joging lagi, sayang?" Tanya Tania pada Syifa.

Syifa terlihat terkekeh mendengar kalimat bundanya itu.

Syifa mengangguk, " iya Mamaa.. Syifakan pengen cepet cepet langsing kaya Mamaa" ucapnya sambil tersenyum manis pada Tania.

Tania ikut tersenyum lalu menggeleng-gelengkan kepalanya melihat tingkah anaknya gadisnya itu karena semakin hari, semakin terlihat menggemaskan dimatanya.

"Dengan Vero kan? Yakin joging atau Nge-Date?" Goda Tania pada putrinya.

Wajah Syifa seketika itu juga langsung tersipu malu mendengar perkataan bundanya.

"Mamaa... jangan godain Syifa dong. Mama... Syifa gak apa apa kan kalo...," syifa menggantung kalimatnya, dia benar-benar bingung harus bagaimana mengatakan pada Tania kalau dia ingin menjalani hubungan lebih dari sahabat dengan Vero.

"Pacaran dengan Vero?" Sahut Tania. Tania mengehela napas pelan dan menghentikan sejenak menyuapkan roti itu ke dalam mulutnya. Dia benar-benar sangat mengerti dengan perasaan Syifa saat ini.

Syifa terkejut karena Tania menebak dengan tepat isi pikirannya saat ini.

"Sebenarnya gakpapa, sayang. Tapi coba pikirkan lagi, kamu sudah dijodohkan dengan Avan kalau Ayah kamu tau tentang hal itu bagaimana? Dan juga--" syifa memotong cepat pembicaraan Tania, bukan seperti Syifa yang biasanya memotong pembicaraan Mamanya sendiri.

"Ayah bakalan setuju kok, ma. Malahan Ayah kayak seneng gitu Syifa deket sama Vero. Syifa gak suka sama Avan, dia juga gak suka sama Syifa. Kenapa gak dibatalin aja sih ma perjodohannya?" Jelas Syifa dengan sendu.

Tania sedikit tidak enak hati mengatakannya. Karena mengingat betapa bahagianya Syifa tadi. Namun dia tetap harus mengatakannya karena itu demi putrinya sendiri.

"Ayahmu memang terlihat baik-baik saja, sayang. Tapi dia tetap Ayahmu. Ayah juga bisa tegas dan memberi perlakuan seperti Ayah lainnya juga jika itu memang perlu ia lakukan. Mama bukannya melarangmu tapi pikirkanlah lagi! Mama hanya takut kamu terluka atau apapun itu sayang, karena kamu masih putri gemas Mama yang dulu."

Syifa kali ini hanya diam mendalami apa yang Tania katakan. Tapi dia benar-benar harus siap akan itu, karena ketika seseorang sudah berhubungan dengan yang namanya 'cinta' bersiaplah akan banyak  datangnya kejutan-kejutan yang tak akan pernah dia duga.

"Syifa akan berpikir lagi, Ma. Tapi tolong kali ini biarin Syifa egois, Syifa pengen bahagia sama Vero walaupun hanya sementara." Syifa langsung menghambur kepelukan Tania dan berusaha untuk tidak menangis dipelukan bundanya sekarang.

Tania membelai rambut putrinya lembut penuh sayang.

"Sudah ya. Itu Vero kayanya udah ada di depan. Semua pilihan ada ditangan kamu, kami berdua Ayah hanya menjalankan apa yang diwasiatkan Kakek kamu saja sayang. Mama akan berbicara lagi dengan Ayahmu" ucap Tania sambil menggenggam tangan putrinya kemudian tersenyum penuh kelembutan.

CEWEK Gendut In LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang