Happy reading!
Bagian ini aku publish ulang karena ada pengubahan dan perbaikan sedikit. Maaf and lufyuall.
***Aku memejamkan mataku kala tangan Avan yang terkepal itu melayang ke arahku.
"Aaaa!!!"
Aku diam merasakan sesuatu yang mengelus-elus rambut kepalaku pelan dan terkadang dicengkram kecil membuatku sedikit mengerang. Apa itu tangan Avan yang mengelus rambut kepalaku?
"Kalau bukan karena gue kalah main truth or dare sama Mama, gak akan pernah gue mau ngelus rambut lo!" Desisnya dan tetap mengelus rambut kepalaku dan tentu saja dengan wajah kesal dan terpaksanya itu.
Aku sempat terkejut dengan sikapnya yang mengelus rambut kepalaku tiba-tiba tadi tapi sekarang aku mengerti dia hanya terpaksa karena ini pastilah tantangan dari Mamanya.
Aku menepis tangannya kasar.
"Aku, gak sudi dielus sama kamu!" Ucapku dan berjalan kembali menuju kelasku yang kuyakini sekarang aku sudah sangat terlambat.
Srett.
Dia menariku kembali dan alhasil entah sengaja atau tidak sengaja sekarang dia memeluku.
"Apa ini juga tantangan dari Mamamu?" Ucapku sinis dan seraya mendorong tubuhnya.
Dia sedikit terlihat bingung dan salah tingkah.
"T..tt.tentu aja" suaranya menjadi sedikit lebih lembut.Aneh, biasanya ngomong apa aja harus teriak-teriak.
Dia menuruni tangganya meninggalkanku namun dia menghentikan langkahnya.
"Tubuh lo itu sangat sulit untuk dipeluk. Dasar, Bear!" Teriaknya Dengan cepat dia berlari menuruni tangga.
Seperti yang kutahu sikapnya selalu berubah dengan cepat.
Aku hanya bingung melihat tingkahnya. Sedikit aneh dan canggung.
"OMG!" Seruku. Aku terkejut saat melirik jam tanganku. Jam 7.50 WIB. Kontan aku langsung berlari ke kelasku.
Dan benar saja pak Damai sudah berada di dalam kelasku sekarang dan ingin memulai pelajarannya.
"Bapaakkk!!" Seruku yang langsung ditatap semua teman dikelas saat melihatku yang tiba-tiba berteriak dari luar kelas.
Pak Damai berdiri dan menyilangkan kedua tangannya di depan dadanya.
"Kenapa kamu meneriakkan nama saya Syifa?" Ucap pak Damai menatapku penuh selidik dan sesekali menaik-naikkan kumis tebalnya yang setebal bulu ketek bang Fahri.
Aku harus melakukan dramaku sekarang.
"Wahai, Pak Damai yang penuh dengan kedamaian!! Tolong Izinkan saya masuk kelas anda sekarang" ucapku dan menunduk sebentar lalu kembali ke posisiku saat pertama.
Saat setelah aku mengucapkan dialogku, teman-teman yang berada di dalam kelas tertawa terbahak menertawai kekonyolanku. Mungkin.
Aku hanya menggaruk kepala bagian belakangku pelan, bahkan itu tidak gatal sama sekali.
"Diam, semua! Ya, sudah masuk sekarang juga. Ingat lain kali jangan terlambat dan jangan mentang-mentang nama saya Cinta Damai saya juga orangnya penuh kedamaian. Saya bisa saja menghukum kamu Syifa Mettalove. Balik ke kursimu sekarang!"
Aku hanya menunduk sangat malu sekali. "Baik, pak. Saya minta maaf" ucapku pelan dan langsung berjalan ke kursiku.
Teman-teman masih menertawiku kecil dan ada yang membisikiku juga. Aku hanya diam dan pak Damai sudah memulai pelajarannya.
![](https://img.wattpad.com/cover/115472731-288-k722738.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
CEWEK Gendut In Love
De TodoPLAGIAT JAUH2 DRI AREA INI!!! #DONT BE SILENT READER????? Menceritakan tentang cewek gendut yang bernama Shifa Metallove Waktu kecil sering dibuly. Saat SMA jga kadang dihina. Suka sama Avan yang ternyata sangat membencinya. Punya sahabat so sweet. ...