28

1.9K 93 27
                                    

"Aa.. a..Ampun Ver..." teriak Syifa.

Syifa melihat Avan hanya tertawa dan sesekali mengeluarkan smirk puasnya melihat kearah Vero.






"Aaaa...aaa..aa"

Fahri menggelengkan kepalannya melihat Syifa adiknya meronta-ronta ditempat tidur sampai-sampai alas tempat tidurnya kusut tak beraturan.

Dia mendekat kearah Syifa yang masih tertidur ditengah mimpinya itu.

"De.. bangun de! Mimpi apa sih ni anak. De bangun udah pagi de, ntar telat lagi. Ya Tuhan ntar tulang gue lagi yang lepas kalo kena rontaan ni anak" Fahri masih terus memanggil dan berusaha membangunkan Syifa.

Syifa langsung berangsur bangun seperti dari keluar dari alam kematian. Nafasnya terengah-engah. Dia menoleh ke Fahri yang bingung sendiri melihat itu.

"Mimpi apa sih de, sampe keringetan gini, ngeronta-ronta lagi..." Fahri menatap adiknya itu sedikit khawatir lalu mengelap keringat yang mengucur didahi Syifa dengan sapu-tangan yang dia ambil dari lemari Syifa tadi.

Tidak sia-sia Syifa memiliki kakak lelaki walaupun jahilnya selangit tapi perhatian rasa pacar.

"Mimpi buruk banget bang." Ucap Syifa menenangkan dirinya lagi.

"Cerita coba?"

Syifa menggeleng. "Mimpi buruk gak boleh langsung diceritain, tunggu setaun dulu." Ucap Syifa menunduk sedangkan abangnya tertawa ringan.

"Abang keburu gak ingat de, de. Ah! Abang tau" ucap Fahri  beranjak dari tempat tidur sambil memegang dagunya seolah berpikir, dia berjalan mendekati pintu dan menyenderkan tangannya disana.

Syifa hanya melihat abangnya gugup.

"Kamu mimpi jadi sapi kurban terus diiket, makanya ngeronta-ronta terus teriak-teriak. Iyakan? Hahaha.." Fahri tertawa terbahak-bahak lagi dan langsung berlari keluar saat sebelum Syifa mendaratkan bantalnya kearahnya.

"Cepat siap-siap, keburu Avan datang." Teriak Fahri dari luar.

Syifa benar-benar kesal dengan tingkah Abangnya itu. Benar-benar kekanakan sekali.

Syifa beranjak dan pergi kekamar mandi.

Itu benar-benar mimpi yang sangat buruk menurut Syifa. Dia tidak menyangka Vero bisa semarah itu dimimpinya bahkan sampai merusak properti dialam mimpinya.

Benar-benar membuat Syifa takut.

***
Syifa keluar dari kamarnya, menuruni tangga tanpa melepaskan kontak matanya dari handphonenya itu.

Vero belum mengiriminya pesan pagi ini. Dia benar-benar takut Vero tetap bersikeras menjemputnya tanpa komfirmasi dengannya terlebih dahulu.

"Lo tau gak, Van. Itu.. Syifa, mimpi buruk pagi ini terus tuh terus meronta-ronta gitu sambil teriak-teriak.. haha.. kalo gak gue bangunin tuh, bisa-bisa roboh tu tempat tidur. Gue gak nyagka punya ade seburtal itu" ucap Fahri panjang lebar bercerita tentang Syifa kepada Avan dan reaksi Avan? Tidak jauh beda dari Fahri, sama terbahaknya. Lalu mulai memelan saat Syifa mulai mendekat kearah meja makan mereka.

Syifa dengan cepat memiting kepala Fahri seolah akan menjepitnya menggunakan kedua lengannya itu.

"Aaghhh... paan nih, ampun-ampun de. Becanda kok becanda.." ucap Fahri memohon pada Syifa.

"Kenapa gak diumumin aja sekalian buat satu kampung.." ucap Syifa kesal dengan kakanya itu.

Fahri berhasil melepaskan kuncian tangan Syifa dan menjauh dari sana. "Iishhh.. Ngapain malu coba, orang abang ceritain itu sama calon husband kamu juga." Ucap Fahri membela diri. Avan hanya menatap kikuk dan menggaruk kepala bagian belakangnya yang tidak gatal sama sekali.

CEWEK Gendut In LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang