08

3K 240 29
                                    

Hai if you like vot n komen ya!
Salken for all!
Happy reading and dont be silent reader(translet tolong setelah baca tinggalkan jejakmu😭😭)

Aku mengambil handphoneku ingin menelpon Vero memberitahunya agar menjemputku di depan kafe malam ini.

Tut, tut, tut.

Dia tidak mengangkat handphonenya, mungkin aku chat dia saja.

Me : Ver, bisa gak kamu jemput aku malam ini di Kafe mawar? Kamu mau taukan apa hubungan aku sama Avan? Datang jam 8 oke?

Send.

Aku mematikan handphoneku.

"Ma... udah siap belum?" Teriakku dari arah depan tangga ke bawah.

"Mama udah siap, kamu udah, Fa?" Mama datang dari arah kamarnya dan berjalan ke arahku.

"Udah dong, gimana Ma? Syifa aneh ya?" Ucapku sedikit tidak nyaman dengan dress yang kupakai sekarang

Mama tersenyum,"gak kok, Putri Mama udah cantik nih."

Mama mencubit hidungku gemas.

"Tapi gak nyaman banget ini Ma, perut Syifa gak keliatan besarkan? Gak keliatan Buncitkan?" ucapku gelisah.

Mama tertawa, "udah Fa, jangan gitu dong sayang kamu udah cantik banget ini."

Aku terkekeh lalu memeluk Mama.

"Waw... Princess ndut abang udah siap nih, cantik lagi." Ucap bang Fahri dari arah belakangku disusul Ayah setelahnya.

"Ahh abang mah bisa aja" ucapku malu.

"Suer de... yuk berangkat" aku langsung menggandeng bang Fahri sambil tersenyum, entahlah malam ini moodku lagi bagus banget.

Jam 06:30.

Kami masih dalam perjalan menuju kafe itu.

Krruuukkk... kruuukkk.

Aku melihat bang Fahri yang terlihat gelisah dan keringat dingin terlihat didahinya. Apa dia gugup mengemudi dimalam hari? Atau dia melihat hantu lewat didepan sana tadi?

Aku pun khawatir melihat itu,"bang Fahri?" Panggilku.

"Hmmm" dia hanya bergumam.

"Bang Fahri gakpapa kan? Bang Fahri sakit?" Tanyaku. Mama dan Ayah yang mendengarku bertanya seperti itu pun melihat ke arah bang Fahri.

"Iya bang, abang Sakit? Kita balik pulang saja kah ini?" Tanya Mama juga khawatir.

"Gak usah Ma, aku berhenti di toilet umum aja Ma kayaknya ada masalah sama perut abang lagi." Ucapnya terengah-engah.

"Yaudah ini Mama ada obat, kamu minum nanti ya." Mama memberi obat diare itu kepada bang Fahri.

"Bang Fahri gak kesana nanti?" Tanyaku.

Dia menggeleng, "maaf ya dek, kayaknya abang gak bisa. Perut abang mules banget"

"Emm iya bang, GWS ya! Berjuang keluarin anaknya haha" Ucapku saat dia sudah keluar dari mobil.

CEWEK Gendut In LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang