Ayna tidak habis pikir. Ia tak menyangka bahwa pada akhirnya ia akan di pecat secara tidak terhormat dari cafe yang selama ini ia geluti.
Pak Beny hanya diam. Ia tak mau berbicara pada Ayna. Ia tahu betul Ayna adalah karyawan yang baik dan tak pernah melakukan kesalahan. Bahkan karena keramahannya, banyak pelanggan yang senang. Ia tak tahu harus melakukan apa karena yang ia hadapi adalah seorang pebisnis besar yang dapat melakukan apapun yang menghalangi niatnya.
Ayna meminta maaf kepada pak Beny sebelum meninggalkan cafe.
Oni yang telah lama berkawan baik dengan Ayna menangisi kepergian Ayna. Namun apa mau dikata. Ia tak mempunyai kuasa untuk menolong sahabatnya itu. Ia hanya berdoa agar Ayna segera mendapatkan pekerjaan yang lebih baik.***
Ayna pulang lebih awal dari biasanya. Kalau biasanya ia pulang kerja pukul 5 sore. Kali ini ia sudah pulang.
Ratna yang sedari tadi berkutat dengan laptopnya tak sadar akan kedatangan Ayna.
Ayna melemparkan sling bag nya di kasur. Merebahkan tubuhnya yang lelah dan memejamkan matanya.
Sesaat ia merasakan sebuah sentilan kecil mengenai keningnya.Ratna, sahabat sekosan dan seperjuangan Ayna itu tertawa renyah saat Ayna memanyunkan bibirnya sambil menatapnya kesal.
"Pulang-pulang kok gak salam gak apa langsung tidur aja neng, mentang-mentang capek yah, aku gak dianggap."
"Ratna sayang, aku sudah mengucapkan salam sampai 2x tapi gak ada respon, kamu mah yang keasikan nonton drakor sampai gak tau aku udah pulang." timpal Ayna kesal.
"Lagian baru jam 3 kamu udah pulang, biasanya juga pulangnya jam 5 sore Ay."
"Aku udah gak bekerja di cafe lagi Rat, aku udah di pecat."
"Maksud kamu? Kok.. Kok bisa sih Ay, emang kamu nglakuin apa sampe pak Beny tega mecat kamu?"
"Ceritanya panjang, sudahlah. Nanti aku cari kerja yang lain. Mungkin rezeki ku bukan disitu"
Ratna masih tak percaya kalau Ayna bisa dipecat dari cafe, padahal setahu Ratna, Ayna adalah karyawan yang sangat diandalkan pak Beny. Tapi entahlah. Mungkin benar kata Ayna bukan disitu rezekinya. Ratna berpikir positif. Kemudian berkutat dengan laptop lagi melanjutkan menonton drama korea favoritnya. Sedangkan Ayna memilih mandi karena sudah jam 3 sore. Kemudian dilanjut dengan sholat ashar.
Ayna menutup laptop milik Ratna secara sepihak. Momen baper menonton drakor yang romantis sirna seketika. Ratna mendengus kesal melihat tingkah Ayna.
"Apa-apaan sih Ay, lagi baper jugak. Bentar lagi aku sholat."
Ratna yang sudah mengetahui maksud dan tujuan sahabatnya itu mengelak tidak suka."Sholat dulu dong Ratnaku sahabatku yang cantik nan sholihah, ini sudah pukul 4 sore loh, kamu mau menundanya sampai kapan? Tidak baik loh menunda-nunda sholat." ucap Ayna panjang lebar yang hanya ditanggapi Ratna dengan seulas senyum yang ia paksakan.
"Baiklah tuan putri Ayna Salsabila, aku akan mandi sekarang kemudian sholat ashar, puas?" ucap Ratna seraya meninggalkan Ayna menuju ke kamar mandi dengan muka masamnya.
Ayna tertawa kecil melihat tingkah sahabatnya. Jika sudah berhubungan dengan drakor maka apapun yang disekitar Ratna sudah tak dianggap. Seperti benda yang tak bernyawa. Bahkan ia akan menunda sholatnya dan melaksanakan sholatnya di penghujung waktu.
Ayna sayang, anak ayah yang sholihah, jikalau ayah sudah tidak bisa menjagamu, Jangan pernah Ayna menunda sholat, jika Ayna tidak ingin Allah menunda untuk membantu Ayna.
Itu adalah perkataan ayah Ayna. yang akan selalu terpatri di hatinya.
Ayahnya yang baik.
Ayahnya yang selalu menasehatinya.
Ayahnya yang kuat dan sabar.
Tiba-tiba Ayna merindukan sosok ayahnya.Ayah yang begitu sabar dalam mendidik anak-anaknya. Meskipun dalam keterbatasan ekonomi tak lantas membuat ayahnya mengeluh.
Ayahnya menginginkan kelak anak-anaknya akan sukses dan dapat meneruskan pendidikannya hingga tinggi. Meskipun ia hanya seorang tukang bakso.
Ayah Syamsul selalu bersyukur dan mengajarkan pada anak-anaknya agar selalu bersyukur.Kita harus bersyukur sayang, kita masih dapat merasakan kehidupan yang layak, makan dan minum dengan enak. Sedangkan di daerah yang jauh-jauh sana masih ada yang belum bisa merasakan sekolah. Lihatlah kebawah agar kita selalu bersyukur atas nikmat Allah S.w.t.
Kata yang selalu ayahnya ucapkan untuk mengingatkan kepadanya pentingnya bersyukur di kala Ayna dan Asila adiknya tengah bermanja dipangkuan ayahnya hingga terlelap.
