Bag 7

6K 277 0
                                    

   2 hari berlalu, Ayna pergi meninggalkan Ratna, Satria dan teman2nya di Bandung tanpa sebersit kabar. Mungkin kepergiannya yang secara tiba-tiba membuat teman-temannya mengkhawatirkannya. Terlebih Ratna, sahabat sekosan dan seperjuangannya sejak SMP.

  Ratna sedari kemarin bolak-balik pergi ke toko untuk sekedarenanyakan keberadaan Ayna. Namun tetap saja ia tak menemukannya. Menurut informasi yang ia dapatkan dari toko buku tempat Ayna bekerja. Ayna sudah 2 hari ini tidak masuk bekerja tanpa izin. Persis dengan waktu hilangnya Ayna yang secara tiba-tiba.

   Di lain tempat Satria juga mengkhawatirkan keadaan Ayna karena sudah 2 hari ia tak masuk tanpa izin dan rencananya ia akan bertemu dengan Ratna siang ini di taman kampus.

   Satria sudah lebih dulu berada di taman. Ia berjalan menuju bangku di dekat kolam kecil di sekitar taman kemudian menjatuhkan tubuhnya di bangku tersebut.

    Nampak seorang gadis berjilbab pink dusty dengan hem yang disingkap sesiku berjalan kearahnya. Dia adalah Ratna.

"Hai Sat, sorry ya telat. Kamu udah lama?"

"enggak ko, santai aja. Aku baru aja duduk 5 menit yang lalu. Terus kamu dateng. Duduklah." ucap Satria sambil menepuk tempat kosong di sebelahnya.

"Baiklah, kamu ceritakan kronologisnya. Bagaimana Ayna bisa hilang?"

"Aku juga gak tau, Sat. Sepulang dari kuliah biasanya dia langsung ke toko dan pulang maksimal jam 8 malam. Tapi.. Kemarin aku menunggunya sampai jam 12 malam dan Ayna belum pulang juga. Paginya aku cari info ke toko, dan info yang aku dapat Ayna nggak masuk udah 2 hari tanpa izin, sama dengan waktu dia ngilang."

"Jadi.. Jadi Ayna waktu itu gak masuk kerja Rat? Padahal sebelum dia berangkat aku hampir aja mengantarnya karena jujur aja tiba-tiba aku ngerasa khawatir sama dia. Ko bisa dia ga masuk sih. Padahal jelas-jelas aku liat dia ganti seragam dan akan berangkat kerja naik ojeknya bang Jono katanya."

"Aku takut Sat, aku takut Ayna diculik. Aku takut dia kenapa-kenapa, hikss hikss."

"Kamu tenang yah, kita selidiki dulu. Kamu punya gak kontaknya bang jono?"

Ratna menyeka air matanya dan mencari-cari kontak bang Jono. Setelah itu ia berikan pada Satria.
Seketika itu Satria langsung menghubungi bang jono.

"Saya udah anter mba Ayna sampai depan toko mas kayak biasa. Tapi waktu itu sebelum saya pergi. Ada 2 orang laki2 yang berjalan ke arah mba Ayna. Tapi tak saya hiraukan karena saya lihat mereka tidak mengapa-apakan mba Ayna. Barulah saya pergi waktu itu, Demi Allah mas. Saya tidak tahu menahu tentang hilangnya mba Ayna. Dan saya sangat menyesal karena waktu itu telah meninggalkan mba Ayna."
Ucap bang Jono panjang lebar menjelaskan kronologinya kepada Satria.

   Satria tidak tinggal diam dengan hilangnya Ayna. Ia dan Ratna terus berusaha mencari keberadaan sahabat karibnya itu. Walau selalu kekecewaan yang mereka dapat. Karena hilangnya Ayna memang misterius.

   ***
   Di sebuah rumah mewah bercatkan putih dengan pekarangan yang cukuo luas dan pagar yang tinggi dan kokoh Ayna di kurung. Bagai burung dalam sangkar emas. Meskipun ia berada dalam rumah megah nan indah namun di dalamnya ia mendapatkan kesakitan dan kesedihan.

   Ayna berjibaku dengan berbagai tanaman di pekarangan dibelakang rumah. Tampak beberapa tanaman telah layu dan tak terawat. Ayna asik merawat tanaman-tanaman itu. Menyiramnya dan memberinya pupuk. Hingga ia lupa akan kesedihanya. Ia berusaha menepis kesedihannya selama Rendra pergi. Karena setiap Rendra telah pulang. Ia akan kembali mendapatkan siksaan dan hinaan.

   Bi minah yang tak lain adalah asisten rumah tangga Rendra sejak ia masih kecil tahu betul bahwa watak majikannya itu baik. Namun sepeninggal orang tua dan adiknya. Rendra jadi berubah. Rendra bukan Rendra yang dulu lagi, Rendra yang ramah pada siapa pun. Dan Rendra yang baik hati.

   Terkadang bi Minah merasa kasihan dengan neng Ayna. Namun ia tak bisa berbuat apapun untuk menolong gadis itu. Hanya ketika Rendra sedang tak berada di rumah. Sesekali bi Minah membantu Ayna yang terus bekerja. Bi Minah juga sudah merasa akrab dengan Ayna karena sikap ramah Ayna. Terkadang Bi Minah juga menjelaskan bahwa majikannya itu sebetulnya adalah orang yang baik dan berubah drastis setelah kepergian orang tua dan adik kandungnya.
Ayna hanya manggut-manggut mendengarkan setiap penjelasan dari bi Minah. Ia menghargai apa yang bi Minah lakukan. Karena memang sudah puluhan tahun bi Minah mengabdi pada keluarga Hadinata.

  

Mawar PutihTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang