Bag 14

5.6K 217 3
                                    

Mentari kembali menyapa. Rendra menyibak gorden dan menerawang keluar jendela. Nampaknya suasana sudah cukup terang. Pukul 04.30 Rendra terbangun dari tidur lelapnya. Segera ia beranjak ke kamar mandi untuk mengambil wudlu dan sholat subuh.

Setelah sholat subuh barulah Rendra membangunkan sang istri yang masih tak kunjung bangun.
"Sepertinya istriku ini lelah." gumamnya.

"Sayang.. Bangun, udah pagi."
Rendra mengelus pucuk kepala Ayna lembut. "Udah pagi sayang, bangun yuk." tangannya beralih mengelus pipi Ayna. Ayna mengerjap-ngerjapkan mata sesaat kemudian ia menatap ke arah jendela.

"Loh sudah pagi ya mas?"

"Iya sayang, ini udah jam 5. Ayna sholat dulu."

"Kok aku baru dibangunin mas?"

"Kamu kayaknya kelelahan banget yang, mas gak tega banguninnya."

" Yah, harusnya gak apa mas. Tapi yaudah deh ya. Lain kali bangunin aja ya, biar bisa jamaahan sholatnya."

"Iya yang. Udah sana gih, keburu habis waktunya"

Ayna bangkit dari kasurnya dan bergegas menuju kamar mandi. Sedangkan Rendra duduk ditepi ranjang sambil memanikan ponselnya.

***
Setelah sholat Ayna kembali menghampiri sang suami yang masih sibuk memainkan ponselnya.

"Aku masak dulu aja mas, mas mau dimasakin apa?"

"Hm... Apa yah?, apa aja deh. Kalo kamu yang masak mas suka."

"Yaudah mas mandi aja dulu."

***
" Mas harus ke kantor hari ini sayang, ada hal penting yang harus mas selesaikan."

"Mas makan dulu kan?"

"Gabisa, mas buru-buru nanti aja yah, Ayna makan aja."

"Yaudah, mas hati-hati di jalan." ucapnya sembari mencium tangan Rendra.

Hati kecilnya merasakan kecewa. Rendra pergi begitu saja tanpa mencicip sedikitpun masakannya. Padahal Ayna sudah membuatnya dengan sangat istimewa. Tapi segera ia hilangkan pikiran buruknya.

Ayna melahap nasi goreng telor kesukaannya. Makannya kian lahap memasuki bulan ke 6 kehamilannya. Tubuhnya agak membesar walau tak seperti ibu-ibu hamil kebanyakan. Yang berat badannya bisa naik hingga puluhan kilo. Ayna menghabiskan 1 piring nasi goreng di tambah dengan 1 potong roti. Lahap atau kelaperan tuh. Hehe..

***

Rendra bergegas menuju ruang pribadinya. Di sana telah ada seorang gadis yang tak ia inginkan kedatangannya. Gadis itu tersenyum manakala melihat Rendra telah datang menemuinya. Gadis itu adalah Clara Claudya, sang mantan kekasih Rendra.

"Pagi sayang." ucap Clara menghambur memeluk Rendra.

Dengan tegas Rendra melepas tangan Clara yang sudah melingkar di lehernya.

"Ada apa kamu kemari pagi-pagi begini hah?"

"Untuk bertemu kau tentunya. Ku dengar kau baru saja menikah yah?"

"Bukan urusanmu." Ucap Rendra kemudian beralih menuju kursi kebesarannya.

"Tentu itu urusanku. Aku tak kan membiarkanmu dengan orang lain Ren, aku mencintaimu." Ucap Clara mendekatkan tubuhnya ke arah Rendra.

Di sudut ruang ada seseorang yang diam-diam mengambil gambar mereka, mengabadikan setiap adegan mesra yang dibuat-buat oleh Clara.

"Aku tidak punya banyak waktu untuk meladeni wanita sepertimu, cepat katakan apa maumu?" ucap Rendra menampik tangan Clara yang menempel di pipinya.

"Aku menginginkanmu Ren, cuma itu. Dengarkan aku, jika aku tak bisa memilikimu. Istrimu juga takkan bisa memilikimu."

"Apa maksudmu. Jangan macam-macam dengan istriku, ingat itu! Kau takkan bisa memisahkan aku dengannya."

"Siapa bilang aku tak bisa memisahkan kalian, tunggu saja kejutan dariku Ren, aku yakin kau akan kembali kepadaku." Ucap Clara sambil menepuk-nepukkan tangannya di pipi Rendra.

Rendra membuang napas jengah, gadis itu masih saja mengsusik kehidupannya. Kehidupan baru yang hendak ia rancang dengan indahnya harus terusik oleh gadis yang pernah ia cintai dulu. Gadis yang pernah membuatnya hampir gila karena begitu mencintainya. Kini justru ia amat membencinya.
Memang benar yang dikatakan orang

Jangan terlalu mencintai sesuatu, bisa saja suatu saat nanti kau membencinya. Cintailah sewajarnya. Dan jangan terlalu membenci sesuatu, bisa jadi yang kau benci akan menjadi yang amat kau cintai.

Dan kini petuah itu telah benar-benar ia rasakan. Dimana ia yang dulu begitu mencintai Clara hingga mengorbankan segalanya kini cinta itu seakan bertolak, menjadi sebuah kebencian yang teramat dalam. Dan dulu gadis yang teramat ia benci, kini menjadi seseorang yang paling ia cintai.

Vote and Coment yah!
Gimana sama part ini?
Masih mau dilanjutin ga ceritanya?😂


Mawar PutihTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang