Deru mobil terdengar di telinga Ayna. Deru mobil yang amat ia kenal. Ya, itu adalah mobil Renda. Cepat sekali ia sudah pulang ke rumah, atau ada berkas yg ketinggalan. Segera Ayna alihkan segala pertanyaan yang memenuhi otaknya. Ia beranjak dari sofa dan mematikan televisi yang sejak tadi di tontonnya untuk menghibur diri.
Ayna membuka pintu menyambut sang suami. Dan benar saja. Rendra sudah pulang. Ayna langsung mencium tangan Rendra.
"Mas sudah pulang?" tanyanya.Rendra tak membalas. Ia justru memeluk Ayna erat.
"Mas?" tanya Ayna karena Rendra tak kunjung melepaskan pelukannya."Hmm?" balas Rendra.
"Malu." ucap Ayna.
Wajah Rendra mendongak, kemudian melepaskan tangannya dari leher Ayna.
"Kok malu yang? Kan kita udah nikah. Halal dong."
"Tapi ga di depan rumah juga mas."
"Terus kamu maunya dimana? Di kamar? Hayuuk." ucap Rendra seraya membawa paksa tangan Ayna mengikuti dirinya.
Ayna sedari tadi bertanya-tanya dengan tingkah Rendra. Suaminya itu tidak bisa ditebak. Ada-ada saja hal yang membuat Ayna terkadang bingung dibuatnya.
Setelah sampai di kamar, Ayna membantu Rendra melepaskan jas hitamnya. Rendra memperhatikan setiap gerak tangan mungil Ayna. Rendra tersenyum simpul kemudian menggenggam tangan Ayna.
"Apa kamu mencintaiku Ayna?" Tanya Rendra seketika membuat Ayna diam seribu bahasa.
"Apa kamu mencintaiku Ayna?" ulang Rendra.
Ayna menatap kedua bola mata Rendra pekat. Dan tatapan itu seolah mengisyaratkan betapa pertanyaan Rendra membuanya bingung. Bingung karena suaminya sendiri ragu akan cintanya.
"Aku tentu mencintaimu mas, apa belum cukup bukti bahwa aku mencintaimu? Apa kamu ragu dengan diriku?" ucap Ayna sendu.
"Tidak sayang, mas percaya. Mas sangat mencintai Ayna, dan Ayna juga sangat mencintai mas. Maafkan atas pertanyaan mas tadi."
Rendra menenangkan Ayna dengan pelukan. Selalu Ayna akan merasa nyaman jika berada dalam pelukan Rendra. Sendu yang tadinya ia rasa kini pergi sudah berganti rasa bahagia. Ayna pum mengeratkan pelukannya.
"Sore nanti kita akan pergi yah."
"Kemana mas?"
"Ada pokoknya, sekarang kamu bobok siang aja dulu. Mas mau beresin kerjaan sebentar."
"Mas mau balik kantor lagi?"
"Enggak sayang, di rumah aja nemenin istriku ygmang cantik ini. Takut ada yang nyulik."
"Ah.. Mas, " ucap Ayna seraya mencubit gemas pinggang Rendra.
"Aww, sakit sayang. Yaudah bumil bobok aja. Biar nanti sore segeran."
"Maaf mas, Yaudah Ayna tidur yah."
Cupp..
Rendra mengecup kening Ayna sebelum tidur.
***
Di dalam mobil Ayna bertanya-tanya. Hendak dibawa kemanakah ia.
"Mas, kita mau kemana sih?"
"Stop sayang, jangan bertanya terus, nanti mas takut keceplosan. Kan gak jadi surprise kalo ketahuan."
Ayna mengangguk-anggukan kepalanya pertanda ia mengiyakan.
"Kamu kayak anak kecil tau yang."
"Kan emang masih kecil mas."
"Anak kecil yang udah bisa bikin anak kecil ya kan yang?"
"Maksud mas?" tanya Ayna polos.
"Ah gapapa deh yang, bentar lagi kita sampai kok." ucap Rendra mengalihkan pembicaraan.
Rendra menepikan mobilnya saat sudah sampai di tempat yang ia tuju. Mata Ayna menerawang keluar jendela melihat pemandangan sekitar.
Rupanya suaminya tengah mengajaknya jalan-jalan. Pikirnya dengan hati senang."Sudah sampai, ayo tuan putri kita turun." ucap Rendra setelah melepas sabuk pengamannya.
"Biar mas bukain yang." lanjutnya Sebelum melihat Ayna hendak membuka mobilnya untuk turun.
.
.
.
Lanjut di Bag berikutnya ya..
Masih menunggu kelanjutan ceritanya?
Yes or No???