Bag 4

6.3K 260 0
                                    

Pukul 8 pagi Ayna berjalan kaki menuju kampus. Kosannya hanya berjarak 500 meter dari kampusnya. Cukup jauh bila dicapai dengan berjalan kaki. Karena memang kampus tersebut menerapkan sistem Go Green yang tidak membolehkan mahasiswa maupun dosen mengendarai sepeda motor atau mobil di lingkungan kampus.

Pagi ini Ayna mengikuti kelas Akuntansi yang diajar oleh Pak Bambang. Seorang dosen yang terkenal killer.

Ayna berjalan menyusuri koridor kampus, dengan langkah gontai dan menenteng tote bag ia berjalan menuju ruang kelas. Sesekali nampak para lelaki memperhatikan Ayna. Ia hanya diam tak menanggapi. Di kampus ia terkenal sebagai mahasiswi berprestasi maka dari itu ia mendapatkan beasiswa. Selain pandai Ayna juga cantik, tak heran jika banyak pria yang menyukainya.
Satria adalah salah seorang yang menyukai Ayna. Ia merupakan teman sekelas sekaligus sahabat Ayna. Siapa yang berani menyakiti Ayna, atau menghinanya pasti akan berurusan dengan Satria.

"Sat, kok ngelamun? Ayo masuk." Ayna membuyarkan lamunan Satria.

"Eh, iya Ay.. " Satria beranjak dari duduknya dan berjalan mengekor dibelakang Ayna menuju kelas.

***

Di kantin.
"Ratna, aku pulang dulu yah. Ada urusan. Kamu gak papa kan pulang sendiri?"

"Loh kok buru-buru sih Ay, kamu gak pesen dulu?"

"Aku ada urusan cantik, kapan-kapan aja ya."

"Kalo gak ada uang bilang deh, biar aku yang trakti Ay, Hehe."

"Enggak gitu, kamu kan tahu aku habis dipecat sama pak Beny, aku mau cari kerja Rat."

"Yaudah aku temani ya.."

"Lah nanti gimana sama pesenan kamu, kasian juga Nila kamu tinggal gitu aja. Udah aku gak papa kok. Santai aja."

"Yaudadehh.."

"Aku pergi dulu ya Rat, Nil.. Assalamualaikum."

"Waalaikumsalam." jawab Ratna dan Nila bersamaan.

Di kantin Ratna dan Nila menyantap bakso pesanan mereka sedangkan Ayna melenggang pergi.

Sesampainya di kos, Ayna berganti baju. Bersiap-siap mencari kerja.

Ia memacu sepeda motor maticnya menyusuri jalanan kota Bandung.
Panas terik yang menyengat tak melemahkan semangatnya.

Ayna menghentikan motornya di sebuah toko buku yang cukup besar. Ia segera memasuki toko karna melihat ada sebuah lowongan pekerjaan yang menempel di pintu kaca toko tersebut.

Dengan bermodalkan Ijazah SMA Ayna di terima di toko tersebut.
Bahkan hari ini ia sudah bisa mulai bekerja.

"Alhamdulillah..."
Ucap Ayna dalam hati,
Walaupum gaji Ayna tak sebesar gaji di cafe Delice. Namun ia tetap mensyukurinya. Setidaknya ia dapat memenuhi kebutuhan sehari-harinya tanpa harus mengutang.

"Mbak Ayna bisa langsung ganti seragam disana." ucap salah seorang pegawai toko buku tersebut sambil menunjuk sebuah kamar ganti di pojok ruangan.

"Baik mbak, terima kasih." ucap Ayna dengan menampakkan seulas senyum manisnya. Kemudian berlalu menuju kamar ganti.

Di dalam kamar ganti Ayna menelpon seseorang untuk memberi kabar. Dia adalah Ratna.

"Assalamualaikum, halo Ratna."

"Waalaikumusalam, Iya Ayna. Ada apa kau menelponku. Sudah dapat kerjakah?"

" Alhamdulillah aku udah diterima kerja di toko buku langganan kita Rat."

"Alhamdulillah, seneng deh akhirnya sahabatku ini dapet kerja juga. Hebat sekali kau, baru juga 1 jam kau berlalu dan langsung dapat kerja."

"Hehe rejeki anak sholihah. Udah ah, aku cuma mau ngabarin kamu kalo hari ini aku pulang jam 8 malam karena hari ini aku dah mulai kerja."

"Yah.. Kesepian lagi deh. Mm.. Yaudah deh. Selamat bekerja sahabatku.. Wassalamualaikum."

"Waalaikumussalam."

Klik

Ayna mengakhiri percakapannya dengan Ratna Ayna kemudian memasukkan ponselnya di saku dan memulai bekerja.

Mawar PutihTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang