RAZIA

2.2K 165 5
                                    


Motor Satria F milik Milang melaju dijalanan besar kota. Sekarang baru 3 KM lepas jarak dari sekolah. Dijok belakang ada Eksa dengan wajah ngantuknya. Sudah tidak terhitung jumlah Eksa menguap. Beberapa kali juga, kepalanya harus menubruk punggung Milang karena rasa kantuk yang tak tertahan.

Sekuatnya Eksa menahan diri agar jangan sampai ketiduran lagi seperti kemarin. Tapi sulit bagi Eksa yang sudah punya kebiasaan tidur dimotor Iqbal itu untuk menahan ngantuk. Apalagi efek dari nangis yang lama membuat kelopak mata atasnya sangat sulit dibiarkan terbuka. Ditambah angin sepoy-sepoy yang bertiup akibat laju motor yang tidak begitu kencang.

"lo ngantuk yah Sa ?" tanya Milang ga tahan lagi karena punggungnya beberapa kali serasa dipukul-pukul oleh kepala Eksa.

Eksa tak menjawab meski mendengar pertanyaan itu. Tapi dia terlalu ngantuk buat bicara. sebentar lagi dia benar-benar ketiduran lagi seperti kemarin. Matanya sudah terpejam, kesadarannya mulai menurun dan tubuhnya mulai lunglai.

"Eeeh- dah tidur" ucap Milang ketika disadarinya rasa berat dipunggungnya. Rasa yang sama seperti kemarin saat Eksa tertidur dipunggungnya. "Deh yah dasar" dengus Milang tapi nggak kesal.

Di KM 10nya Motor Milang terpaksa berhenti dan membuat Eksa juga tiba-tiba tersentak bangun.

"udah nyampe ?" tanya Eksa sesaat setelah membuka mata dan merasakan motor berhenti melaju.

"kebangun yah ?" tanya Milang

"Maaf ketiduran" balas Eksa cepat

"Gapapa- itu ada Razia polisi jadi harus antri" kata Milang.

Mendengar kata Razia polisi, Eksa yang tadi masih diantara sadar dan tidak sadar dengan sepenuhnya dirinya langsung tersentak kaget. "Khaaa, Raziaaa, duh gimana dong. Kena tilang dong nih ?" kata Eksa langsung Panik seketika.

Milang terkekeh. Dia pegangi perutnya karena ngerasa geli akan tingkah Eksa yang panik sendiri "Tenang aja ih, Ngapain panik coba- Cuma razia bukan mau dipenjara" jawabnya

"gimana ga panik coba, lo anak SMP belum punya KTP, SIM dan motor lo modif ceper Milang" kata Eksa tambah panik ketika dihitung berapa kesalahan Milang saat ini.

"Tenang aja"

"Kenapa ga kabur aja sih, malah ikutan ngantri gini, emang lo berani di Tilang ?" Eksa makin gelisah. Motor Milang tambah maju mendekati barisan polisi yang sedang memeriksa surat-surat kendaraan didepannya.

"Tenang aja" kata Milang lagi, keliatan sangat tenang seolah hal di depan bukan sesuatu yang menyeramkan yang ditakuti dan dihindari sampai kabur-kaburan yang kebanyakan dilakukan oleh banyak orang.

Tak lama tibalah giliran motor Milang masuk pemeriksaan. Polisi tiba-tiba mengarahkan motor Milang agar lebih menepi lagi. Memisah dari barisan. Tidak yang seperti sebelumnya yang diperiksa lalu diijinkan jalan lagi.

"ini lagi anak SMP udah bawa-bawa motor" sambut Polisi didepan Motor Milang. Kemudian polisi itu seperti bertanya pada rekan yang berdiri tidak jauh darinya "Gimana nih anak sekolah ?" tanyanya kelihatan bingung.

"Kenapa Pak, kok saya ga ditanya SIM sama STNK sih kayak yang lain, kayaknya tadi pada ditanya begitu" kata Milang nanya ke polisinya

Sontak Eksa langsung membelalak "Milang". Ditepuk keras bahu Milang Oleh Eksa "lo ngapain malah nantangin sih"bisik Eksa dengan cemas.

"sita aja motornya, suruh orang tuanya yang ambil" sahut Polisi yang tadi ditanya.

"nah kamu dengar barusan, anak SMP belum boleh bawa motor. Motor kamu disita, nanti saya buatkan surat tilang, nanti yang ambil orang tua kamu, sekarang turun" kata Polisi. Di tangannya surat tilang

KELAS FTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang