PERTARUNGAN

2.2K 156 4
                                    


Hari itu, di Taman sebuah rumah sakit tepatnya seminggu yang lalu. Milang akhirnya bersedia berdamai dengan Eksa. Baginya percuma menolak, sebab nyatanya Eksa sudah tau segalanya tentang dirinya. Tentang kakaknya dan juga sedikit tentang keluarganya.

Hari mereka menjadi sedikit lebih tenang setelahnya. Ketegangan dan kecanggungan yang pernah terjadi saat mereka tidak saling tegur sapa, di sekolah mereka kembali seperti dulu. Seperti dulu dalam artian Milang bersama-sama Angga dengan dunia mereka yang semau-maunya dan Eksa dengan dirinya sendiri yang serius belajar.

Walau tidak harus bersama-sama kemanapun perginya. Pada sebenarnya Milang dan Eksa adalah teman sekarang. Mereka punya cara sendiri untuk berteman. Berbeda dengan pertemanannya dengan Angga yang kemana-mana selalu sama-sama. Dengan Eksa, Milang tetap merasa bersahabat walaupun tidak selalu pergi bersama.

Persahabatan itu ada diperasaan mereka. Orang lain tidak tau dan tidak perlu tau. Selalu ada ketika mereka membutuhkan. Selalu mengerti tanpa harus dijelaskan. Eksa merasa Milang paling mengerti dirinya, dan Milang merasa Eksa paling mengerti tentangnya. Itu saja bagi mereka sudah cukup membuktikan kalau mereka berteman.

***

"Lang, lo beneran nggak pacaran sama Isabella ?" Tanya Angga yang belakangan sering liat Milang mengantar Eksa pulang sekolah.

"Enggak" sahut Milang santai.

Mereka berdua sedang ada di basecamp belakang sekolah di jam ketiga di hari selasa. Angga duduk dekat jendela dan Milang lagi serius makan pop mie.

"Nah ngapa rajin banget nganterin dia balik ?" tanya Angga

"Supir angkot tuh nganterin ibu-ibu kepasar, emang mereka pacaran ?"cibir Milang.

"Yeee kan beda Pe'a" ujar Angga menoyor kepala Milang.

"Ya pokoknya Enggak. Abangnya kan masih belum sekolah, gua kasian kalau dia nunggu angkot kelamaan"

"dari kebiasaan nganterin, lama-lama jadian beneran" Kata Angga terkekeh

"kampret lo" maki Milang

"Seneng kan lo tapi" sahut Angga

"Enggak" bantah Milang cepat.

"Munafik... ntar dia gede dikit juga lo ngebet. Sekarang aja dia masih imut-imut. Ntar, seragamnya udah putih abu-abu kelar idup lo liat dia udah jadi cewek seksi yang aduhai" kata Angga, Matanya menyorot ke langit-langit basecamp seolah membayangkan Eksa setahun atau dua tahun ke depan saat memakai seragam putih abu-abu. "Badan Eksa yang kecil itu bakal berubah menjadi %$##*&^&@#$#, Dadanya juga bakal %$##*&^*&@#$#, terus-"

"Gobloook, lo ngabanyangin apa goblok" Milang dengan cepat menggoyang-goyangkan kepala Angga supaya khayalan Angga tentang Eksa dimasa depan berakhir.

"nggak suka kan lo kalau Eksa jadi bahan fantasinya cowok lain, lo suka berarti sama dia" kata Angga lalu ngakak

Milang mendecih kesal "Apaan. Cewek manapun gua nggak suka lo bayangin begitu depan gua, najis lo"bantahnya

"Ya udah seraaah..."sahut Angga.

"eh yah... jadi Minggu besok nantangin Agam ?" tanya Milang tiba-tiba ingat.

"Lo sih sibuk nganterin neng Isabella mulu, ampe kemarin nggak dateng ke basecamp, Ketinggalan Info kan lo jadinya"

"apaan Info apa ?"

"Dito bilang sih jangan nantangin Agam, setelah di telusuri Agam juga jago nge-track" kata Angga.

"jadi kalian ngeremehin gua nih ?" Milang mendadak sengak.

"Enggak gitu Lang, tapi kalau sampai kita kalah. Kita yang harus tekuk lutut ke dia, lo mau ?"ujar Angga

KELAS FTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang