KELEMAHAN

2.1K 153 4
                                    

Ada 5 orang dewasa duduk disamping ranjang Iqbal. Kelima orang dewasa itu adalah orang sama yang selama 3 hari ini selalu mengunjungi Iqbal. Mereka adalah orang tua dari Bayu, Andi dan Dika. Ketiga pelaku pengeroyokan Iqbal yang selama 3 hari ini masih mendekam di sel polisi. Seperti permintaan yang kemarin-kemarin, pada hari inipun kelima orang tua itu memohon agar Iqbal berkenan mau mencabut laporan agar anak-anak mereka dapat bebas dan dapat sekolah lagi.

"maksud kami masih sama nak Iqbal, ganti rugi bahkan semua biaya rumah sakit akan kami tanggung asalkan anak kami bisa bebas, tolong kami nak Iqbal. Kami merasa sudah putus asa sekali"kata ibundanya Bayu dengan raut wajah sedih. Begitu juga orang tua lainnya.

Iqbal sangat ingin mencabut laporan itu sejak mereka datang pertama kali. Tapi Eksa, adiknya itu dengan tegas dan keras menolak permintaan dan permohonan orang tua pelaku. Eksa dengan marah bahkan mengusir mereka orang tua kemarin.

"Baik saya akan tanda tangani surat pencabutan laporannya" kata Iqbal akhirnya, Lalu seketika senyum, perasaan lega dan rasa syukur terlihat diwajah-wajah para orang tua itu "Maaf saya baru bisa lakukan sekarang, saya juga minta maaf kalau kemarin adik saya kasar kepada ibu bapak" tambah Iqbal bermaksud memohonkan maaf untuk Eksa yang hari ini akhirnya pergi ke sekolah setelah tiga hari absen.

"Terima kasih nak Iqbal, terima kasih- akhirnya, iya kami mengerti adik nak Iqbal berlaku seperti kemarin. kami mengerti. Terima kasih sekali lagi karena mau mencabut laporannya" sekarang Giliran ayahnya Andi yang berbicara.

"iya pak, sama-sama"sahut Iqbal memasang wajah senyumnya.

Akhirnya ketiga pelaku yaitu Bayu, Andi dan Dika dibebaskan. Siang itu juga setelah surat persetujuan pencabutan laporan di serahkan ke kepolisian oleh orang tua mereka.

Kabar tentang pencabutan laporan pun akhirnya sampai ketelinga Eksa saat ia baru keluar dari gerbang sekolah. Polisi menghubungi Eksa untuk memberitahu bahwa pencabutan laporan sudah dilaksanakan.

Marah, Eksa sangat marah kenapa kakaknya itu malah mencabut laporannya. Sesampainya dirumah sakit, dengan masih emosi Eksa bertanya kepada kakaknya "Mas kenapa mas cabut laporannya? mereka itu Nggak akan jera kalau mas bebasin" ujar Eksa mukanya merah padam karena marah.

"De, kakak kasian sama orang tua mereka."kata Iqbal lirih

"Tapi mereka aja Nggak kasian sama mas"sanggah Eksa masih cemberut.

"orang kan bisa berubah de, kita salah kalau nggak kasih kesempatan orang buat berubah"balas Iqbal

Eksa masih merengut tapi kali ini ia setuju dengan keputusan kakaknya itu. "Ya udah"

***

Dikamar rawat Dito suasananya sama seperti kemarin-kemarin. Ramai dan gaduh oleh teman-temannya. Sejak jam satu siang tadi mereka datang dan belum pulang.

Keempat pelajar seragam abu-abu dan kedua pelajar SMP alias si Angga dan Milang. Mereka berenam duduk-duduk memenuhi kamar VVIP itu sambil becanda-canda tak jelas. Botol-botol bekas softdrink dan banyak bungkus snack berserakan dilantai kamar. Setelah seharian ngobrol dengan macam macam bahasan, mulai dari tentang motor, lalu berlanjut bahas tentang Dito yang lagi naksir Pinka dan terus menerus bahas hal yang ga penting sampai pada akhirnya mereka pada capek sendiri dan diem cengo sambil duduk dan sibuk dengan hape mereka masing-masing.

"Gila yah, ini kamar inap udah kayak basecamp kedua setelah Benggala, Pada balik sono udah malem" kata Dito memecah sepi yang sempat terjadi di kamar inapnya.

"Adem Dit, males balik gua" sahut Trian terlihat mager.

"makanya lo cepet sembuh, Benggala sepi tanpa ada sang leader"celetuk Arif

KELAS FTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang