KEKUATAN

2.2K 158 8
                                    

Walau terkadang Eksa itu benar-benar sangat pengecut dan hanya bisa menangis. Pagi ini di hari ketiganya di kelas F dia datang seperti biasa, Kejadian kemarin telah ia sugestikan sebagai mimpi buruk di hari libur, yang akan dia lupa ketika masuk masa sekolah.

Dia bertekad tidak akan lemah seperti kemarin-kemarin. Nasehat dan kekuatan yang telah diberikan oleh kakaknya semalam tidak akan pernah sedikitpun ia sia-siakan. Didepan cermin tadi pagi, ia telah berjanji kepada dirinya sendiri, kalau dirinya akan bertahan dan melawan setiap ketidakbenaran yang terjadi disekitarnya.

Walaupun bukan untuk orang banyak, tapi Eksa ingin jadi pahlawan untuk dirinya sendiri kali ini. Dia ingin selamat dengan kekuatan yang telah ia kumpulkan semalaman. Kekuatan itu adalah "Jangan cengeng, jangan pengecut, jangan penakut, jangan lemah, jangan bodoh, jangan lari, jangan kabur dan satu lagi, jangan pulang sama Milang lagi" .

Hal pertama yang harus ia hadapi pagi ini adalah penghuni kelas F. Eksa merapalkan semua kekuatan dalam hati ketika melewati pintu masuk kelas F. Ia berjalan biasa dan tanpa gontai memasuki kelas. Ia ingin tampak kuat didepan semua yang sudah ada di kelas. Memang Cuma ada beberapa orang tapi bagi Eksa itu langkah yang bagus ketika dirinya dengan percaya diri bisa memasuki kelas tanpa takut-takut. "Ini kelas gue, ngapain gue takut masuk kelas gue sendiri" batinnya berbicara.

Dengan percaya diri juga, Eksa duduk dibangkunya. Kemudian Eksa mengambil satu buah buku LKS dan buku paket mapel pertama, seolah dirinya siap untuk segera belajar.

Sebagian besar yang ada dikelas F sedang berbisik-bisik membicarakan Eksa. Dari mereka ada yang mengatakan "hebat dia, habis di kerjain sama Nurma masih mau masuk, ajaibnya dia ga ngelapor guru".

"Takut pasti" sahut teman sebelahnya yang di ajak bisik-bisik. Dari mereka hanya bisa heran, karena dulu-dulu sewaktu ada pengkhianat kelas di habisi di kelas, esoknya atau sesaat setelah itu orangnya langsung lapor ke guru, kalau nggak yah langsung kabur pindah sekolah.

Baru ada dua orang yang menjadi pengkhianat kelas lalu di hukum tapi tidak melakukan hal tersebut. Yang pertama adalah Angga. Dirinya pernah jadi pengkhianat kelas sewaktu kelas dua, saat dirinya mendekati Evi. Angga pernah di hukum oleh Nurma dan seisi kelas. Walaupun mereka semua tau, hukuman apapun yang mereka lemparkan ke Angga, tidak bisa membuat seorang Angga lapor ke guru atau pindah sekolah seperti pengkhianat kelas lain.

Yang kedua setelah Angga yang menjadi pengkhianat kelas tapi tidak lapor ke guru dan tidak pindah sekolah adalah Eksa.

Jadi setelah Angga, orang itu adalah Eksa. Belum ada lagi sebelumnya yang seperti Angga atau bertahan seperti Eksa setelah di nobatkan sebagai pengkhianat kelas dan mendapat hukuman. Kebanyakan mereka memilih jadi pengkhianat kelas sesungguhnya dengan memilih laporan ke guru, atau jadi pengecut sesungguhnya dengan ambil jalan pindah sekolah.

Eksa memang tidak ada niatan melaporkan mereka ke guru. Kecuali jika nanti terjadi lagi, Eksa akan benar-benar memilih menjadi pengkhianat sejati dengan lapor ke guru jika dirinya kelak menerima perlakukan macam kemarin. Tapi Eksa janji, hal seperti itu tidak akan terjadi. Eksa tidak akan membiarkan anak kelas F menyakitinya lagi. Sehingga hal seperti pelaporan tidak perlu ia lakukan.

Hari ini pun sama seperti kemarin, banyak murid F yang terlambat masuk kelas. Bedanya hari ini Guru Bahasa Indonesia ikutan telat masuk ke kelas juga. dan baru masuk ke kelas jam setengah 9, setengah jam sebelum bel pergantian mapel berikutnya. Hal ini tentu membuat penghuni kelas F bersorak hore. Yah kecuali Eksa. Dia agak kesal karena hal ini.

Kawanan murid paling buruk di kelas semacam Angga, Gumilang serta Nurma CS baru datang di jam kedua. Tentu saja mereka habis dari kantin, dari basecamp, habis manjat pagar sekolah, habis ngendap-ngendap lewat belakang kantin. Macam-macam sampai akhirnya baru pada masuk di jam kedua. Di mata pelajaran PKN

KELAS FTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang