"Sekarang gue sadar, mau sejauh apapun gue berjuang buat lo, itu semua gaakan ngerubah keadaan. Gue tetep gabisa mengganti posisi dia di hati lo."~
Author pov
Rio mengemudikan mobilnya dengan kecepatan tinggi. Setelah Arga dan Bobi pamit, ia berfikir untuk menyusul Alika dan mencari tau sebab ia pergi meninggalkannya.
Setelah Rio tiba di depan rumah Alika, ia sangat terkejut melihat dua orang yang berdiri di depan pagar rumah Alika.
"Kenapa lo setega ini sama gue???!!!!" Ucap Rio seraya memukul stir kemudinya.
Ia masih tak percaya dengan pemandangan yang tersaji di depanya.
Dimana Alika menangis di bahu Raka.
"Jadi ini alasan lo ninggalin gue Al?? Harusnya gue dari dulu sadar. Lo cuma anggep gue sahabat ga lebih."
Rio pun berlalu meninggalkan rumah Alika. Pikirannya sangat kacau saat ini.********
Keesokan harinya,
Ariel menatap heran saat melihat bangku Alika masih kosong. Biasanya Alika selalu datang tepat waktu tapi mengapa saat jam sudah menunjukan pukul 07.00, ia belum tiba di sekolah.
Saat Ariel sedang membereskan peralatan sekolahnya, ponsel nya bergetar menandakan ada panggilan masuk.
"Iya halo ada apa kak Tam??"
"Lo tau kenapa Raka gamasuk???"
"Apa? Raka gamasuk?? Mungkin dia kecapean soalnya semalem terakhir aku komunikasi dia lgi nganter mamanya ke bandara ka"
"Oke makasih infonya Riel."
Ariel pun memutuskan sambungan telfonnya.
Ya, yang barusan menelfonnya adalah kak Tama, sahabat dekat Raka.Perasaan Ariel semakin gelisah saat bel sudah berbunyi namun Alika masih belum tiba di kelas.
"Itu anak kemana sih?!!" Gerutu Ariel.
Ariel pun terus mencoba menghubungi Alika, namun hasilnya nihil ponselnya sama sekali ga bisa dihubungin.
Saat Ariel sedang cemas, Fauzan berdiri di depan kelas dan memberi sebuah pengumuman.
"Wooiiiiii??! Kalian semua bisa gak duduk tertib?! Gue mau kasih pengumuman!" Teriaknya.
Ariel memutar bolanya malas. "Ril? Si Alika kemana???" Tanya Andien yang tiba-tiba sudah duduk di sebelahnya.
Ariel menaikan kedua bahunya, "nggatau nih gaada kabar."
"Yaudah lo tenang yah, istirahat nanti kita ke kelas Rio aja. Setau gue diakan kemaren jalan sama Alika."
Ariel pun teringat saat ia meminta Rio menemani Alika membeli hadiah untuk mamanya Alika.
"Astaga , gue baru inget. Iya oke dien nanti istirahat lo anterin gue ya?!" Pinta ariel.
Andien menganggukan kepalanya semangat.
Lalu mereka kembali fokus mendengarkan pengumuman dari Fauzan.
"Jadi, hari ini kita dipulangkan cepet oleh pihak sekol---"
"Yeeeeeeyyyyyyyyyyy!!!!!" Sorak semua murid memotong ucapan Fauzan.
"Gue belum selesai ngomong anjir, jadi KM gini beud!" Gerutu Fauzan yang membuat semua murid tertawa.
"Iya jadi hari ini kita pulang cepet, tapi sebelum pulang kita disuruh beberes kelas."
KAMU SEDANG MEMBACA
CINTA DALAM DIAM (SELESAI)
Dla nastolatków[UPDATE TIAP HARI MINGGU] *AKUN PRIVAT FOLLOW SEBELUM MEMBACA* "Cinta itu butuh di perjuangkan"~ Alika Cerita ini bukan soal kagum, nyaman, saling a.jatuh cinta lalu sama sama bahagia. Kisah ini membutuhkan banyak pengorbanan dari Alika untuk puj...